expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

27 February 2016

Dragon Slide, Wahana Baru Di Atlantis Yang Sukses Bikin Ketagihan


Sumber dari sini




“Hujan bu” sapa Fadly ketika saya bangunkan pagi ini. “Jadi berenang gak bu?” tanyanya lagi. “Insya Allah jadi bang, bangunin bapak aja dulu ya” jawab saya kemudian.



Ya, rencananya pagi itu kami sekeluarga akan mencoba sebuah wahana baru, Dragon Slide yang berada di Atlantis Water Adventure, Ancol. Memenuhi undangan yang saya dapat melalui Kumpulan Emak Blogger, saya – Fadly – Fara – Pak suami dan keluarga kakak ipar memutuskan tetap berangkat walaupun langit Jakarta sedang sendu hari itu. Hujan sejak tengah malam tadi ternyata tidak menyurutkan langkah kami untuk menjajal wahana tersebut.



Kami berangkat dari rumah menggunakan motor dalam cuaca yang gerimis. Sejujurnya saya sempat deg-degan juga, takut hujan deras ketika sampai di Atlantis. Sesampainya kami di rumah kakak ipar, hujan mulai reda. Hanya tinggal gerimis saja. Yuk langsung cuss....



Alhamdulillah, begitu mobil yang kami tumpangi memasuki kawasan Ancol, langit Jakarta pelan – pelan berubah cerah. Anak – anak langsung sigap berganti baju renang. Tanpa ba bi bu mereka bertiga langsung terjun ke kolam anak yang berisi bola warna warni. Saya dan pak suami bergegas mengelilingi Atlantis Water Adventure ini. Sejujurnya ini pengalaman pertama kami mengunjunginya. Hahaha harap maklum ya kalau norak – norak bergembira.





Narsis dulu


Tujuan utama kami yaitu Dragon Slide, sebuah seluncuran air sepanjang 140 m dengan tinggi 14,8 meter, dan lama meluncur sekitar 40 detik. Wahana yang diresmikan pada 7 Januari 2016 lalu, merupakan buatan Kanada yang siap memicu adrenalin pengunjung dengan menawarkan 3 sensasi meluncur yang menegangkan.



Yang membedakan Dragon Slide dari yang lain, Dragon Slide memiliki 3 sensasi slide yang berbeda. Aqua Sphere, Constrictor, dan The Rattler. Pada slide pertama kita akan menikmati aliran air yang deras dan cepat. Sensasi yang kedua adalah sensasi zig-zag, dan yang ketiga adalah sensasi terombang-ambing yang bisa kita nikmati sekaligus dalam satu seluncuran. Seru kan?



Untuk bisa ikut menikmati wahana ini, setiap pengunjung diwajibkan memiliki tinggi badan minimal 122 cm. Sukur ternyata Fadly dan Salsa (ponakan) tingginya sudah melewati batas minimal yang disyaratkan. Jadi bisa donk ikutan saya dan pak suami menikmati Dragon Slide, sementara Fara asik main bola di kolam anak.



Di Dragon Slide, Pengunjung yang ingin menikmati wahana ini diharuskan menggunakan ban, dimana satu ban diisi minimal oleh 2 hingga 4 orang dengan berat maksimal 250 kg. Ban yang digunakanpun merupakan ban khusus yang disediakan gratis, jadi tidak harus menyewa. Tersedia 50 ban bagi pengunjung. Banyak ya jangan takut gak kebagian.



Sebelum bisa mencoba berseluncur di Dragon Slide, kami harus antri untuk mendapatkan ban. Selanjutnya ban dibawa menaiki tangga menuju area berseluncur. Bannya lumayan berat loh, plus dibawa naik tangga jadi deh tambah ngos – ngosan*umur gak boong*.





Antrian di luar wahana Dragon Slide


Setiba di tempat awal untuk berseluncur kami disambut beberapa petugas yang sudah sigap mengarahkan kami berempat untuk duduk saling berhadapan dalam posisi yang mereka atur. Hal ini dimaksudkan agar berat ban seimbang, dan membuat ban kami meluncur dengan nyaman. Sesudah sesuai dengan posisi dan berpegangan pada tali, ban kamipun masuk ke dalam terowongan.



Awal – awal masuk terowongan, kami semua berteriak kaget, rasanya seperti masuk ke dalam perut Naga. Kami meluncur dan terombang ambing di setiap lekukan slide yang menyerupai bentuk tubuh naga. Namun lama kelamaan teriakan yang terdengar bercampur dengan tawa. Bagaimana tidak, sensasi 3 slide ini benar – benar menyenangkan dan membuat kami ketagihan. Beberapa detik kemudian teriakan kami di sepanjang seluncuran Dragon Slide pun usai. Kami sampai dengan selamat di kolam besar yang berada di ujung seluncuran.





Kolam besar ujung seluncuran


“Pak, pas pertama bannya meluncur aku takut, tapi udahannya seru juga ya pak. Tapi cuma sebentar sih. Naik lagi yuk pak” Fadly bercerita dengan semangat. Hihihi ternyata dia ketagihan. Eits sebenarnya bukan Fadly saja yang ketagihan. Saya dan pak suami juga hihihi. Dan kamipun naik lagi untuk yang ke dua kalinya.



Selain Dragon Slide, kita juga dapat menikmati wahana air lainnya di Atlantis Water Adventure ini. Ada kolam anak (kiddy pool I dan II), kolam ombak, kolam arus, kolam tanding dan 2 wahana slide (Crazy Highest Longest Slide) yang sayang jika tidak dicoba. Untuk menikmati wahana Crazy Highest Longest Slide, kita diwajibkan menggunakan baju renang. Jika tidak, kita akan susah dan tersendat – sendat untuk meluncur ke bawah.

Datang pagi kolamnya masih sepi



Ada yang berani nyobain?

Kolam Ombak yang dimainkan setiap 1 jam sekali


Kolam Kiddy I



Kolam Kiddy II



Simak keseruan kami di sini yaa....





Gak pengen pulang



Tips menikmati wahana air di Atlantis Water Adventure ala saya :

  1. Gunakan baju renang yang nyaman agar dapat menikmati keseluruhan wahana di Atlantis.
  2. Datang lebih pagi agar kita bisa mendapat tempat duduk di tempat yang kita inginkan. Kalau saya kemarin mendapat tempat duduk di dekat kolam anak.
  3. Di Atlantis kita diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar. Namun jika merasa kerepotan membawanya, jangan khawatir banyak booth yang menjual aneka makanan dan minuman yang sesuai kantong.
  4. Jangan lupa pakai sunblock ya...


    Sarana yang tersedia

Atlantis beroperasi setiap hari Senin - Jumat dari pukul 08.00 - 18.00 WIB. Di hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional buka mulai dari pukul 07.00 - 20.00 WIB. Harga tiket pada hari kerja Rp 95.000/orang dan pada hari libur atau akhir pekan Rp 130.000/orang. Jadi tunggu apalagi, mari nikmati sensasi meluncur di Dragon Slide, Atlantis Water Adventure, Ancol. Pppsst.... selama bulan Februari hingga Maret ada promo setengah harga...buruan yaaa


























25 February 2016

Nostalgia Bersama Oshin




Di rumah saya, televisi diprogram sedemikian rupa untuk tidak menayangkan sinetron Indonesia, apapun judulnya. Selain karena tayangan tersebut bukan tontonan bagi anak, di kacamata saya, sinetron Indonesia hanya menjual mimpi dan janji. Tak jarang kata – kata dan adegan yang tak pantas didengar, namun ditayangkan viral.

Rupanya Waku – Waku Japan memahami kegelisahan pemirsa di Indonesia. Chanel yang menghadirkan beragam konten Jepang untuk masyarakat Indonesia dengan bahasa selama 24 jam ini menampilkan kondisi Jepang melalui tayangan budaya masing – masing daerah di Jepang. Apalagi seperti yang kita ketahui beberapa waktu belakangan ini, demam drama Korea begitu menghantui masyarakat Indonesia. Waku – Waku Japan berusaha untuk memperbesar booming Jepang melalui berbagai promosi yang menampilkan pesona Jepang dan bayangan tentangnya.



Untuk memenuhi permintaan pemirsanya, Waku – Waku Japan menghadirkan OSHIN, sebuah drama melankolis yang cukup eksis di tahun 80-90's an. Hayoo anak 80's – 90's mana suaranya? Oshin adalah drama yang bercerita mengenai seorang anak yang lahir di keluarga petani miskin Yamagata. Oshin kecil ditukar dengan sekarung beras untuk menjadi pembantu. Oshin merupakan implementasi wujud perang dan perdamaian, sosok gadis dan ikatan keluarga yang kuat yang gigih walau menerima berbagai cobaan di jaman peralihan dari masa era Meiji ke Showa. Oshin adalah drama yang mengandung nilai budi pekerti, pelajaran hidup dan cerita persahabatan anak manusia.


Oshin (おしん?) sendiri adalah serial televisi Jepang yang ditayangkan NHK dari 4 April 1983 sampai 31 Maret 1984, menceritakan perjalanan hidup Shin Tanokura (田倉 しん Tanokura Shin) dalam era Meiji sampai awal 1980-an. Ia dipanggil "Oshin", dan harus bekerja keras dari sejak kecil sampai dewasa, namun kemudian berkat usahanya menjadi pemilik waralaba toko swalayan yang kaya. Pada 1984, seri ini dibuat menjadi film anime oleh Sanrio.* 


 


Bertempat di The Lounge XXI, Plasa Senayan, Kamis 2016, dalam acara Media Gathering, Waku Waku Japan menghadirkan Ayako Kobayashi, salah satu pemeran Oshin kecil. Dalam media gathering tersebut, Ayako banyak menceritakan suka duka memerankan tokoh Oshin. Masih ingat tidak adegan ketika Oshin kecil harus dipisahkan dari ibunya?adegan tersebut berada di sungai, di mana Oshin dipaksa untuk naik perahu. Ternyata dalam adegan tersebut ada sekitar 80 kru dan 100 staf yang mengawasi. Kebanyakan dari mereka bersembunyi di balik selimut agar tidak kelihatan. Selain itu perahu (atau getek) yang ada diikatkan pada sebuah truck craine agar perahu tidak hanyut. Ayako bercerita saat itu arus sungai deras sekali. Dia sendiripun ketakutan. Namun ayako tidak menyangka bahwa adegan itu menjadi adegan dramatis dan dikenal banyak orang.






Adegan berkesan berikutnya yaitu adegan ketika Oshin kecil melarikan diri dalam badai salju. Dalam adegan tersebut, salju yang ada merupakan salju tiruan yang dihembuskan oleh kipas angin raksasa. Salju tiruan yang menerpa mukanya membuat Ayako kesakitan. Tidak hanya itu, Ayako juga mengalami kesulitan mempelajari aksen Yamagata, karena Ayako sendiri berasal dari Tokyo yang dialeknya berbeda dengan Yamagata. Kira – kira sama seperti kita juga ya, yang memiliki beragam bahasa daerah. Pasti kesulitan memahami bahasa daerah yang bukan daerahnya.




Ini merupakan kunjungan Ayako ke 3 ke Indonesia sejak ditayangkannya serial drama Oshin pada tahun 1983-1984 di TVRI. Serial sebanyak 297 episode ini nantinya akan ditayangkan selama setahun penuh di Waku Waku Japan. Selain serial Oshin, setiap pukul 20.00 sampai 21.00 nantinya juga akan ada drama yang bertemakan perempuan antara lain Ama Chan dan Bon Appetit. Jadi jangan lupa, pastikan channel tv kamu diWaku Waku Japan mulai Senin 29 Februari 2016 pukul 20.00. Mari bernostalgia bersama Oshin..




*sumber : wikipedia


















 

18 February 2016

Ada Apa Di Dalam Si Merah?



Mengenal perempuan cantik ini kira - kira setahun yang lalu di sebuah acara kesehatan yang diadakan di kota Bandung. Mengenalnya waktu itu karena perempuan cantik ini kehilangan uang beserta dompetnya di hari terakhir acara.


Namun saya baru mengenalnya secara personal ketika kami duduk semeja menyantap hidangan bersama seusai satu acara. Di situ saya baru mengetahui ternyata mba Waya Komala ini diam - diam ciamik menjahit dan punya usaha handycraft yang sudah berlangsung cukup lama dan terkenal dikalangan blogger *ish kemane aje lu*


Di atas meja kami mengobrol siang itu, mba Waya mengeluarkan pounch dengan warna dan bentuk yang lucu, cucok untuk digunakan sebagai pounch kosmetik maupun sebagai tempat menyimpan peralatan tempur alias tempat menyimpan powerbank dan teman-temannya. Iseng saya bertanya apa ini ada versi warna merahnya?mba Waya mengangguk mengiyakan. Horeeeee aku mau mba..


Pucuk dicinta ulam tiba, semenjak pertemuan yang membuat saya memikirkan pounch berwarna merah itu, mba Waya mengadakan giveaway yang salah satu hadiahnya adalah....jeng jeng... Bantal dan/atau pounch berwarna merah. "Eh iya kan bener ada yang warnanya merah mba?. Awas aja kalau gak jadi, aku ngambek ya mba" *lah siapa gue :D


Jadi atas dasar hadiah berwarna merah, apapun itu, saya tertarik ikutan giveawaynya mba Waya yang menceritakan tentang isi tas. Oke sapa takut mari kita mulai....


Seperti kebanyakan perempuan lainnya *nuduh* saya juga memiliki beberapa tas. Ada 3 yang berwarna merah, namun tas ransel inilah yang menjadi favorit saya akhir - akhir ini. Mengapa?selain karena alasan kepraktisan (bisa mengangkut segambreng barang dan langsung cuss pergi), tas merah ini juga menjadi mood booster saya dalam beraktifitas. Bahkan mba Waya mengidentikkan warna merah = saya *ya itumah karena gak punya baju banyak mba, makanya itu lagi itu lagi :P*


Apa saja sih isi di dalam si merah?







 1. Jas hujan dan cover tas.
Secara lagi musim hujan wajib banget bawa 2 benda ini untuk memudahkan mobilitas. Sejak menjadi pengguna setia ojek online, saya memilih membawa jas hujan sendiri agar terhindar dari bau jas hujan abang ojeknya yang sukses bikjn gak nyaman *pernah kejadian gitu,baunya nempel di badan wekkk*.


Maaf ini bukan iklan loh :D

2. Laptop, kabel charger, modem, powerbank dan tongsis.
Kalau yang ini bawaan wajib buat blogger ya, demi tetap eksis apalagi ketika berada di suatu event. Jadi inget saya dan mba Waya pernah sama - sama membawa powerbank lebih dari 5 demi tetap eksis di acara blogger kemping. Hihi takut gak kebagian colokan listrik kita ya mba :D






3. Pounch kosmetik, kaca, tissu, handbody dan bodyspray.
Walaupun gak jago dandan, di dalam tas saya selalu tersedia pounch kosmetik. Tujuannya sih buat jaga - jaga aja just incase kalau butuh gitu. Padahal mah seringnya gak dipake, cuma menuh-menuhin tas aja. Tissu - Handbody - bodyspray diperlukan untuk membersihkan/ngelap bagian  yang kotor, menjaga kelembaban kulit dan mengusir bau asap knalpot yang menempel di tubuh seusai turun dari ojek online.






4. Notes, kartu nama dan kartu flazz.
Selain ketak ketik, terkadang saya juga butuh notes untuk mencatat hal yang penting biar gak lupa. Kartu nama dibutuhkan ketika menghadiri suatu acara atau bertemu orang brand/agency. Ya biar tetap eksis donk cyin... Kartu Flazz diperlukan untuk naik transjakarta ataupun kereta.



5. Dompet Uang dan kartu - kartu.
Hihihi dompetnya gak banget yak...pokoknya yang penting merah dan bisa menampung semua kartu, uang dan bon belanjaan *penting*.







6. Kipas, masker dan hair cover.
Ini alat emergency berikutnya ketika kepanasan di angkot/kereta, flu/naik ojek dan melindungi rambut dari bau helm yang bikin senewen.



7. Pulpen, kunci - kunci, permen dan mukena.
Hampir saja kelupaan difoto. Kalau ini sudah tahu dunk masing - masing kegunaannya.




8. Handphone merah.
Hampir saja ketinggalan ditulis. Handphone merah yang saya dapatkan Agustus lalu  selalu setia mendampingi saya di setiap kesempatan :) maafkeun gak kefoto yaa..


Nah itu deh isi tas saya. Ternyata kalau digrambrengin gini gak banyak ya jadinya hihihihi....Aslinya mah bikin tas penuh belum lagi kalau bawa cardigan atau botol minum. Harap maklum emak rempong yeee...



Itu isi tas saya, bagaimana dengan kamu?  





















 
      
 
© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall