expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

07 April 2016

Ketika Aku Menjadi Tim Nusantara Sehat






Waktu kecil saya bercita – cita besar nanti ingin berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Entah karena pengaruh ayah dan ibu yang bekerja sebagai tenaga kesehatan, maupun karena hobi saya merawat orang. Dalam benak saya, menjadi tenaga kesehatan adalah salah satu cara saya untuk menolong masyarakat yang berada di daerah terpencil untuk tetap mendapat pelayanan kesehatan. Seperti kisah Dr. Sartika, dokter muda yang melakukan PTT di daerah terpencil di sebuah mini seri yang ditayangkan di TVRI sekitar tahun 80-90'an. Namun ternyata kenyataan tak sesuai keinginan.



Dalam ingatan saya, dokter Sartika ini begitu heroik. Melakukan pengabdian di desa terpencil jauh dari mana – mana. Namun hal ini tak menyurutkan langkahnya untuk memajukan kesehatan masyarakat sekitar. Ah iya sih, itu kan hanya di dalam sebuah sinetron, mana ada di dunia nyata.



Namun ternyata saya salah sangka. Ada banyak putera bangsa yag mau mengabdikan dirinya di daerah terpencil, di daerah tertinggal, daerah perbatasan dan kepulauan yang tidak terjangkau sarana kesehatan yang memadai.





Adalah Nusantara Sehat, sebuah program pemerintah yang mengadopsi model program Pencerah Nusantara, sebuah inisiatif sektoral dengan pendekatan berbasis tim yang tidak hanya fokus dengan kegiatan kuratif tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan masyarakat sesuai dengan Nawa Cita, point ke 3, “Membangun Indonesia dari Pinggiran”. Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan. Melalui Program Nusantara Sehat, Pemerintah berupaya untuk memperkuat puskesmas yang berada di daerah DTPK dan daerah yang bermasalah kesehatan (DBK). Peserta Nusantara Sehat adalah tenaga profesional kesehatan dengan latar belakang medis seperti dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, ahli laboraturium medik, tenaga farmasi, dan tenaga kesehatan masyarakat yang berusia di bawah 30 tahun, belum menikah dan bersedia ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan kementerian kesehatan dalam jangka waktu 2 tahun.




Dan ketika mendapat info, bahwa jurnalis dan blogger diberi kesempatan untuk ikut serta melihat sepak terjang para pahlawan ini, saya tertarik untuk ikut serta melihat aktifitas mereka. Di benak saya, apa yang mereka kerjakan ini sesungguhnya suatu perbuatan mulia yang layak dan pantas untuk dikenang. Bahwa masih ada segelintir anak bangsa yang berkeinginan untuk memajukan kesehatan masyarakat. Masyarakat yang sehat akan menghasilkan masyarakat yang produktif kan?


Nantinya, jurnalis dan blogger berkesempatan untuk melihat Tim Nusantara Sehat yang berada di Belakang Padang, sebuah kecamatan di Kota Batam, Kepulauan Riau. Terdiri dari 140 pulau, di mana hanya 43 pulau yang berpenghuni dan 97 pulau lainnya masih perawan. Penduduk Belakang Padang merupakan pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, semoga membuat tim Nusantara Sehat tidak kesulitan beradaptasi dengan budaya, dan kebiasaan setempat.



Sebagai seorang ibu, yang bisa saya lakukan ketika terpilih menjadi salah satu blogger yang berkesempatan ke Belakang Padang, saya akan ikut membantu mensosialisasikan gerakan hidup sehat, mensosialisasikan kampanye pentingnya ASI bagi bayi dan ibu, mensosialisasikan pentingnya MPASI ( makanan pokok pendamping ASI) dan makanan bergizi bagi bayi dan anak -anak. Sebagaimana kita ketahui, penguatan pelayanan kesehatan primer (Yankes primer) menjadi skala prioritas mengingat angka kematian ibu dan bayi masih melonjak tinggi, angka gizi buruk, dan angka kematian ibu melahirkan juga cukup mengkhawatirkan. Hal ini semuanya ditentukan oleh pelayanan primer. Penguatan layanan primer merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan pencegahan penyakit.

Selain itu, saya akan mewartakan kegiatan tim Nusantara Sehat melalui akun sosial media dan blog saya selama saya berada di sana hingga kembali ke Jakarta. 


Semoga mimpi saya terwujud, walaupun bukan sebagai tenaga kesehatan yang menjadi bagian tim Nusantara Sehat. Namun saya diberi kesempatan langsung melihat sepak terjang Tim Nusantara Sehat dan  menjawab mimpi saya.



 "Jauh dari kegaduhan, tim Nusantara Sehat menyapa warga dengan karya nyata bidang kesehatan meski berada dalam keterbatasan"


















7 comments

  1. iya, saya jadi ingat Dr Sartika yang pernah ditayangkan di TVRI dulu..salut dengan beliau, semoga kita bisa menjadi seperti Dr Sartika ya mbak.

    ReplyDelete
  2. Hahaha, lupa-lupa ingat sama serial dr. Sartika itu. Masih kecil, SD entah kelas berapa. Mudah-mudahan sekarang nggakk cuma dalam drama ya ada tenaga kesehatan yang mau mengabdi di pelosok. Makanya respek banget sama program Nusantara Sehat yang digagas Kemenkes RI.

    Btw, salam kenal dari Pemalang.

    ReplyDelete
  3. Wah sukses mbak semoga terpilih dalam tim nusantara sehat. Melihat perjuangan para pejuang kesehatan di pelosok sana memberikan inspirasi sendiri. Andai bisa ikutan

    ReplyDelete
  4. Aku nyaris lupa sama Dr, Sartika. Tapi emang kisahnya inspiratif ya

    ReplyDelete
  5. Eh DR sartika ini dewi yull kan yg main ama dwi yann, dulu waktu kecil sempet di putar lagi di tv swasta

    ReplyDelete
  6. Semoga tercapai yaaaa... Aku lagi mengingat2 film itu..

    ReplyDelete
  7. Saya adalah salah seorang tenaga apoteker yabg saat ini masih mengabdi di Puskesmas Aramo kecamatan Aramo Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara Bu. Bahagia dan bersyukur bisa diberikan kesempatan untuk menolong sesama yang membutuhkan di daerah terluar, pinggiran dan kepulauan di Inoldonesia

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall