expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

23 April 2016

Kreativitas Tanpa Batas Bersama Faber Castell






Ingat masa – masa saya sekolah dulu, pencapaian tertinggi seorang anak saat bersekolah adalah rapot yang nilainya sempurna untuk mata pelajaran matematika, ipa dan bahasa inggris. Sedangkan menggambar, seni musik harus antri dibagian belakang alias bukan mata pelajaran yang diutamakan.


Ternyata paradigma seperti itu tetap berlangsung hingga saat ini. Beberapa kali bertemu dengan sesama wali murid di Sekolah Fadly, pertanyaan seperti itu selalu ada. Padahal menurut salah satu guru di Sekolah Fadly, anak – anak yang mendapat nilai tinggi pada mata pelajaran seni merupakan siswa yang kreatif. Pada dasarnya pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiasif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini akan tumbuh, apabila dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, dan pertumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di luar kelas (http://andriew.blogspot.co.id/2012/01/konsep-pendidikan-seni.html).


Lalu bagaimana dengan Fadly dan Fara? Saya dan pak suami merasa kami berdua tidak berbakat dibidang kesenian, menggambar khususnya. Namum kami berdua sepakat untuk tidak membatasi kreatifitas Fadly dan Fara. Kalau Fadly kelihatannya tidak begitu telaten dalam hal menggambar. Imajinasinya tinggi namun lebih suka menuangkannya dalam bentuk tulisan. Sedangkan Fara lebih telaten dan teliti dalam menggambar dan mewarnai, tetapi masih tergantung mood,mau atau tidak.

Di Paud, guru kelas Fara pernah menyarankan saya untuk mengajak Fara ikut kursus mewarnai. Menurutnya, Fara memiliki bakat dan kesabaran. Sayangnya begitu hal ini ditawarkan ke Fara, dia menolaknya. Ya sudah terserah neng Fara saja deh :) Guru di Sekolah Fara juga menyarankan Fara untuk menggunakan peralatan menggambar dan mewarnai yang aman bagi anak – anak. Dan ia menyarankan saya membelikan peralatan mewarnai Faber Castell untuk Fara.

Tentu saja hal tersebut saya setujui. Apalagi beberapa hari yang lalu, saya dan Fara berkesempatan mengunjungi Pameran Seni Faber Castell yang diadakan di Lippo Puri Mall, Jakarta Barat. Di sana dipamerkan beberapa karya pemenang lomba dan karya seni dengan menggunakan medium pensil Faber Castell. Dalam pameran tersebut, terpampang sebuah gaun yang terbuat dari pensil. Gaun terbuat dari Pensil? Kok bisa?iya serius. Gaun Pesta ini terbuat dari 5000 pensil Castell 9000 yang dibuat oleh seniman asal Jerman, Kerstin Schulz. Gaun pensil ini dibuat berdasarkan pada gambaran Viennese Debutante, yang berasal dari kalangan atas. Penampakan gaun ini sendiri menurut saya cukup unik, cantik dan menarik dengan warna hijau yang elegan.

Ada yang mau mencoba?

Menurut Brand Manager PT Faber Castell International Indonesia, Fransiska Remila, bahwa kegiatan Pameran Seni Faber Castell ini merupakan bentuk apresiasi kepada semua karya dari semua kegiatan yang pernah dilakukan oleh Faber Castell sebelumnya, dari lomba gambar hingga lomba menulis cerita pendek. Fransiska menjelaskan bahwa kegiatan ini akan diisi dengan berbagai kegiatan dan aksi yang berkaitan dengan seni dan sastra. 

Ibu Fransiska

Sebagai produsen alat tulis terbesar dan tertua di dunia, Faber Castell turut mendukung pembentukan generasi kreatif di Indonesia melalui serangkaian kegiatan sejak tahun 2011 lalu. “Perkembangan di negara maju telah menunjukkan proses kreatif yang telah berubah dari Creative Thinking ke Creative Making” ungkap Managing Director PT Faber Castell Internastional Indonesia, Yandramin Halim, saat ditemui di sela acara jumpa pers dan pembukaan acara pameran seni “Kreativitas Tanpa Batas” di Lippo Mall Puri 11 April 2016 lalu. Menurut beliau kreativitas bukan hanya diukur dari ide tetapi juga dari produk yang dihasilkan secara nyata, dan hal ini yang mendasari perlu adanya aktualisasi ide diantaranya melalui sebuah pameran. “Pikiran manusia memiliki dimensi tanpa batas, kreativitas sebagai bagian dari proses pikir ini juga tidak memiliki batas, tergantung sejauh mana sang pemilik pikiran mampu dan mau mengembangkannya, inspirasi tersebut menjadi dasar tema kegiatan kali ini” ujarnya. Faber Castell sendiri sudah ada sejak 1905 dan hingga sekarang Faber Castell telah menghasilkan berbagai macam produk yang berkualitas dan terbukti aman bagi anak -anak.

Penyerahan Kenang - kenangan kepada Perwakilan Kemendiknas


Karya seni yang dipamerkan selain gaun pesta yang terbuat dari pensil, ada juga beberapa patung yang menyerupai manusia yang juga dibuat dari pensil Castell 9000. Tak ketinggalan juga sebuah replika kapal layar pinisi yang terbuat dari 12.153 tutup connector pen, 897 batang connector pen dan 1.080 connector – connector. Wah keren ya idenya, dari sejumlah connector pen bisa menghasilkan karya yang indah dan luar biasa. Hebat!



Berbagai patung yang terbuat dari pensil










Kapal Pinis yang terbuat dari connector pen

Bagi teman – teman yang belum berkesempatan untuk melihat berbagai karya seni, Pameran Seni Faber Castell akan berlangsung di beberapa kota antara lain;
  • Jakarta, Lippo Puri Mall 11 – 17 April 2016
  • Jakarta, Emporium Pluit Mall 25 April – 1 Mei 2016
  • Bandung, Festival Citylink Mall 9 – 15 Mei 2016
  • Yogyakarta, Yogya City Mall 18 – 23 Mei 2016
  • Surabaya, Grand City Mall 23 Mei – 6 Juni 2016
  • Jakarta, Kemang Village 1 – 7 Agustus 2016
  • Medan, Cambridge Mall 31 Agustus – 10 September 2016

Jangan lupa minta foto dengannnya yaa, ada hadiahnya loh

Catat tanggalnya di kotamu yaa... segera kunjungi dan dapatkan hadiah langsung selama pameran berlangsung!























6 comments

  1. Seru ya acaranya Mak, keren pula pamerannyaaaa. Makasi infonya ya Maaak

    ReplyDelete
  2. Anak pertama saya, Nawra kalo menggambar kayaknya gak bakat deh. dia lebih suka bernyanyi, menghapal, menulis ....

    pernah juga sesekali ikutan acara faber, mewarnai sih :)

    ReplyDelete
  3. Keren banget kak Sally, acara yang mengemas anatara kreativitas dan sebuah karya yang luar biasa. Jadi mengingatkan saya juga, pada masa-masa sekolah dulu, pelajaran yang menuntut pikiran keras ya itu tadi Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris, malah pelajaran seni yang saya suka malah dipandang sebelah mata oleh sebagian guru, tapi tak mengapa kata Kak Sally juga "Kreativitas Tanpa Batas" berkarya lebih luas dan menciptakan sesuatu yang baru dengan pandangan yang lebih baru/fresh tentunya, terima kasih kak Sally informasinya sangat lengkap...

    ReplyDelete
  4. Kebetulan nih. Thanks atas informasinya.

    ReplyDelete
  5. agus sih, kretifitas bisa tersalurkan. tapi pasti gak murah, hehehe..


    Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan 1937 Hijriyah Pada Tanggal 6 Juni 2016
    http://makna-puasa.blogspot.com/2016/04/muhammadiyah-tetapkan-awal-puasa.html

    ReplyDelete
  6. Wah keren ya kreatif sekali jadi pengen coba nih.

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall