expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

07 May 2016

#JakartaBandungPakaiMotor Part 1: #PantatTerbuatDariBeton



Gambar dari sini



Kalau teman – teman ada yang perhatikan hastak #JakartaBandungPakaiMotor dan #PantatTerbuatDariBeton beberapa waktu yang lalu diakun socmed saya, pasti sudah tahu donk saya bakalan mau cerita apa. Hahaha itu yang terakhir gak banget ya hastaknya.

Jadi begini, sejak pacaran dan awal – awal menikah, saya bercita – cita melakukan sebuah perjalanan menggunakan motor, entah ke Bandung – Cirebon maupun Tasik. Ngebayanginnya bakalan seru dan romastis, menghabiskan waktu berdua suami sembari menikmati objek wisata di tempat yang kami datangi. Namun rencana tinggal rencana. Kehadiran Fadly disusul Fara memupus mimpi saya tersebut. Memasuki usia penikahan kami yang ke 9 September nanti, akhirnya cita – cita saya terwujud yihaaa....

Beberapa hari sebelum berangkat, Fara mendadak deman dan gak enak badan. Saya sempat kuatir untuk meninggalkannya. Namun Kamis pagi alhamdulillah demamnya berangsur turun. Saya dan pak suami memutuskan bahwa Jumat kita tetap berangkat ketika Fara bilang, “gpp ibu pergi aja. Aku udah baikan kok. Tapi jangan lama – lama ya, dua hari aja, ok!”. Hihihi makasih ya anak cantik, tau aja ibunya butuh piknik.

Cerita Perjalanan Jakarta Bandung

Jumat pagi, setelah menjemput Fadly dari Sekolah, Fadly dan Fara langsung kami antar ke rumah Oom yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah kami. Setelah itu kami berdua kembali ke rumah, dan tepat pukul 11.00 wib kami berangkat menuju Bandung.

Bogor

Jam 11.45 wib kami memasuki kota Bogor yang saat itu sedikit gerimis. Udara yang mendung membuat perjalanan menyenangkan gak kegerahan. Namun memasuki Ciawi, hujan turun dengan derasnya. Yo wes berteduh dulu sembari sholat Jumat. Kelar sholat, eh kok ya pas banget hujanpun reda. Buru – buru kami melanjutkan perjalanan.




Biar kekinian, shoes selfie

Menuju puncak, pak suami berinisiatif mengambil jalan tikus menuju Taman Safari, Cisarua. Menurut pak suami kami jadi bisa menghemat waktu dan sedikit terbebas dari macet. Oke, sebagai penumpang yang baik dan sholehah, saya nunut saja hihihi. Perjalananpun mulai memasuki jalan yang berkelok naik turun. Rasanya seperti naik kora – kora di Dufan, sebentar menanjak sebentar menurun.

Satu dua kali kami sempat salah belok juga, yah namanya juga jalan tikus pasti melewati pemukiman penduduk. Bertanya beberapa kali dengan penduduk setempat, akhirnya sampai juga kami di jalan raya Puncak, beberapa meter sebelum jalan masuk menuju Taman Safari. Cuss... kita lanjut lagi melewati Puncak Pass, Mesjid Ta-awun, Cibodas, Cipanas dan tibalah di Cianjur.


Biar gak dibilang hoax, poto dulu pas neduh


Cianjur 

Memasuki Cianjur pukul 14.25, kami mampir makan siang dan beristirahat sejenak di sebuah rumah makan Padang. Entah karena senang bisa jalan berduaan, entah karena terlalu excited mimpi jadi kenyataan, naga dan cacing di perut saya adem -adem saja tidak minta jatah seperti biasanya. Yang minta perhatian justru pantat yang udah kepanasan hahahaha. Setelah kenyang, kami kembali melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah sepanjang perjalanan kami tidak bertemu kembali dengan hujan, hanya gerimis sesekali menyapa. Cuss ngebut... dan tibalah kami di Bandung Barat.


Bandung Barat
 
Begitu melihat beberapa papan reklame di pinggir jalan, dan mengetahui bahwa saya sudah di Bandung Barat, dalam hati saya sudah girang saja. Hore sudah dekat, sebentar lagi sampai. Etapi ternyata saya salah duga, dari Bandung Barat ke Cihampelas memakan waktu kurang lebih 2 jam. Hohoho kirain dekat, gak tahunya masih jauuh bo... Dari Bandung Barat ke kota Bandung, kita akan melewati pegunungan kapur di kabupaten Padalarang. Sepanjang Padalarang kami bertemu dengan truk – truk besar yang berada di kedua arah. Sempat seram dan deg-degan juga di sini. Parno kenapa – napa huhuhu....

Dan alhamdulillah, tepat pukul 17.30 wib akhirnya kami sampai juga di hotel tempat kami menginap. Lumayan ledes deh nih pantat. Untung terbuat dari tembok, jadi setelah beristirahat sejenak dan foto-foto, kami pun keluar hotel untuk menikmati suasana Bandung di malam hari plus mencicipi kulinernya (nasi Bancakan dan kue batok)
 



Kulineran malam itu




Keesokan harinya, setelah puas mencicipi beragam aneka menu sarapan di hotel dan mandi, pukul 12.10 kami memutuskan chek out dari Hotel. Tujuan pertama mencari buku oleh – oleh untuk duoF di Palasari. Kelar mendapat apa yang kami cari, cacing di perut kompak menjerit minta diisi. Hihi perasaan baru sarapan di hotel kok ya udah laper lagi. Pak suami berinisiatif mengajak makan di mie Akung. Sekalian nostalgila nih yeee...

Sempat udah hopeless juga di mie Akung, lama bener nungguinnya. Hahaha ya namanya juga kelaperan kan. Menunggu 10 – 15 menit, pesananpun datang. Gak pake tengok kanan kiri, mie yamin dan mie kuahpun pindah tempat ke dalam perut. Alhamdulillah berkah. Kelar makan kita pun langsung berangkat. Melirik jam di tangan waktu sudah menunjukkan pukul 14.35 wib ...duh sampai Jakarta malam donk ya.



Gambar pinjem dari sini

Perjalanan Bandung – Jakarta

Sebelum meninggalkan Bandung, pak suami kekeuh mengajak saya memutari taman lalu lintas sembari berkhayal bahwa satu saat nanti kami akan kembali ke Bandung full team bareng duoF. Bismillah mudah-mudahan jadi kenyataan. Setelah puas berkeliling *naik motor doank :D* kamipun melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Huhu namanya juga jalan berduaan ya, gak bisa lihat toko yang jual oleh – oleh dan perlengkapan motor, rasanya ada yang kurang kalau gak mampir. Walaupun yang dibeli cuma celana pendek dan jas hujan doank *beli jas hujan juga akhirnya* tapi tetep aja makan waktu lama. Pukul 15.40 akhirnya kami resmi meninggalkan Bandung.

Entah karena sehabis gerimis, entah pula karena perut kekenyangan, kami berdua sama – sama ngantuk sepanjang perjalanan menuju Cimahi. Beberapa kali mata saya sempat terpejam. Dan beberapa kali juga terdengar pak suami menyanyi entah lagu apa. Ooo tidak, ternyata pak suamipun mengantuk. Haduh harus berhenti dan ngopi nih kalau sudah begini. “Ok ketemu warung kita ngopi ya bu” teriak pak suami.


Padalarang

Sepanjang akhir perjalanan Cimahi kami tak menemui warung kopi. Tak lama kami memasuki Padalarang. “Duh ini mata gak boleh merem, truk kanan kiri bikin horor” ujar saya dalam hati. Jalanan yang mulai meliuk – meliuk membuat saya mendelikkan mata lebar -lebar agar tak mengantuk. Beberapa kali saya mengajak pak suami bercakap – cakap agar matanya tak terpejam. Untunglah setelah menyalip sebuah truk, kami melihat warung kopi di kejauhan. Alhamdulillah, kami bergegas turun dan beristirahat sejenak. Menyesap segelas kopi hangat, dan membaca pesan dari anak gadis yang menanyakan kapan kami pulang. Setelahnya kami bergegas melanjutkan perjalanan. Jam di tangan menunjukkan pukul 16. 45 wib.


Cianjur 

Memasuki Cianjur, pak suami yang sudah kembali segar, memacu laju motornya dengan kecepatan 80-100km/jam. Hihihihi berasa lagi balapan. Gpp deh yang penting cepat nyampe rumah. Soalnya Fara udah sedikit cranky dan nanyain kapan ibu pulang. Kangen ya neng?ibu juga :)



Lagi asik – asik ngebut, tiba – tiba sekumpulan motor (sok) besar *gak mau sebut merk ntar jumawa lewat diiringi bunyi klakson yang membahana. Ooo rupanya ada yang konvoi. Eh tapi tak lama berselang dari kejauhan saya melihat rombongan motor (sok) besar tersebut berhenti dan terlibat perkelahian. Menurut pak suami sih karena ada satu motor yang berusaha menyalip konvoi rombongan si motor tadi. Antara gemes pengen ikutan nampol dan kesel melihat ulah rombongan itu yang main hakim sendiri. Mereka dengan gagahnya mengeroyok si bapak, sementara si istri berteriak melerai mereka. Untunglah penduduk sekitar berlarian membantu. Sayang saya gak sempat mengabadikan kejadian tersebut. Huhuh masih emosi mengingatnya.

Melewati Cianjur, kami memasuki udara yang berubah sejuk. Saya bahkan sempat menggigil kedinginan. Ya, kami telah melewati Cibodas, Cipanas dan Puncak Pass. Saat itu hari sudah magrib, suasana mulai gelap. Selepas Isya kami berhenti sejenak di Cimory, membeli susu pesanan duoF. Keluar dari Cimory menuju Ciawi, kami disambut hujan deras. Ciawi – Bogor perjalanan ditemani gerimis dan macet. Hihihi tapi memasuki Cibinong hingga sampai ke rumah, jalanan malah kering, gak ada tanda – tanda hujan. Berasa aneh sendiri, cuma kami saja yang pake jas hujan. Alhamdulillah 21.45 wib kami pun tiba dengan selamat di rumah.


Cihuy banget kan perjalanan Bikepacker kami?hahaha perjalanan darat memang menyuguhkan cerita tersendiri. Mudah – mudahan perjalanan singkat yang kami lakukan dapat menambah kemesraan dan keharmonisan hubungan kami *uhuk.

Oiya, berikut adalah tips ala saya buat teman – teman yang sekiranya ingin mencoba Jakarta Bandung naik motor :

  1. Periksa kondisi motor, apakah layak jalan jauh atau tidak. Rem – aki – lampu – oli harus dipastikan dalam kondisi prima.
  2. Pastikan barang bawaan berada dalam tas yang nyaman untuk digunakan saat bepergian dengan motor. Kalau saya memilih menggunakan tas ransel agar semua perlengkapan menginap mudah dibawa. Untuk dompet dan handphone saya menggunakan sling bag menghindari kejadian yang tak diinginkan.
  3. Siapkan helm dan aksesoris penunjang penampilan eh keselamatan yang nyaman digunakan. Sepatu, sarung tangan, buff /masker penutup mulut untuk kenyamanan berkendara. Untung saya punya boots yang nyaman dipakai. Celana jeans dan kaki sayapun aman dari cipratan air hujan.
  4. Jika mengantuk, jangan segan untuk berhenti sejenak. Cuci muka atau minum segelas kopi/teh/minuman hangat lainnya jika suka.
  5. Kalau saya lebih memilih perjalanan pagi – siang hari agar bisa menikmati pemandangan sepanjang jalan. Saat pulang ke Jakarta, jujur saja sempat membuat saya bete. Ya iyalah malam hari dan lampu jalan pun lebih banyak yang padam. Pemandangan jadi terbatas kan..
  6. Jangan lupa siapkan perlengkapan P3K, plus obat-obatan pribadi. Kalau saya? Cukup minyak kayu putih dan 6 sachet minuman herbal untuk menolak angin :D
  7. Perhitungkan juga jarak tempuh dengan ketersediaan bensin. Jangan sampai asik ngebut menikmati perjalanan, eh lupa isi bensin. Giliran cari pom bensin gak ketemu. Campur dorong deh.
  8. Siapkan juga tisu kering – tisu basah dan uang receh kalau – kalau kebelet pipis dan harus melipir ke toilet terdekat. Kalau gak ada air, paling gak tenang ada tisu basah hihihih
  9. Pakai pakaian yang nyaman. Jaket yang cukup tebal supaya gak kedinginan di jalan.
  10. Naik motor keliling Bandung tuh beneran bikin nagih. Kalau gak hafal jalan – jalan di Bandung, jangan lupa siapkan peta, atau siapin kuota internet biar bisa mantengin googgle maps.
  11. Nikmati perjalanan kamu. Gak tiap hari juga kan naik motor jarak jauh.




Gambar pinjem dari sini

Itu saja sih tips dari saya. Mohon doakan kami ya semoga beberapa bulan ke depan, kami bisa kembali Bikepacker berdua menjelajahi kota – kota lainnya di Jawa Barat.
Pppsst... tahu gak selama perjalanan Jakarta Bandung, si merah motor kesayangan pak suami cuma menghabiskan biaya bensin Rp60.000,- saja. Malahan mahalan jajan tuannya :p


Bersambung..... 











 

8 comments

  1. Wah.. Seru juga mba sally... Saya mah paling jauh naik motor baru sampe Bogor.. Itu aja udah berasa pegelnya ampun2an.. Padahal cuman 1,5 jam dari priok ;)

    ReplyDelete
  2. Eh busyet ....pantat sexy ku bisa tepos kalo naik motor jauh begitu hahaha
    Btw itu piring seng nya unik dan aku suka

    ReplyDelete
  3. Baca tentang kumpulan motor itu, jadi ikutan gemes, deh. Mereka beraninya banyakan, keroyokan. Seenaknya aja menguasai jalanan. Padahal jalanan, kan, milik umum. Etapi, katanya gak semua gitu, ada juga yang baik,

    BTW, asik juga ya, bisa berduaan naik motor..cie..cie.. :)

    ReplyDelete
  4. hahaha, untung gak copot pantatnya Mba...kudu pijat setelahnya

    ReplyDelete
  5. Seru perjalanan kakak, ane juga pernah naik motor ke Bandung heee, JKT-Karawang-Purwakarta-Bandung-Cianjur-Sukabumi-bogor-Jakarta selamat 5 Hari.

    Kalo yang suka makan jalan grobolan foto aj kakak club atau comunitynya , nanti juga banyak yang negur di komunitas.

    salam kenal dari ane suka piknik naik motor

    ReplyDelete
  6. aku jadi kangen touriiing... hiks.udah lama vakum soalnya >.<
    seru kan yaa mba sally ke bandung momotoran, meski pantat pegel tapi klo dipelukan kang mas mah asoy-asoy aja yaah..
    oiya kalau melakukan perjalanan jauh, sebaiknya diusahakan 2 atau maks 3jam berhenti. kecuali emang kuat banget

    selanjutnya mau kemana lagi nih mba?

    ReplyDelete
  7. Eh, itu pantat kalo bisa ngomong protes kali Mba..tepos-tepos.
    Kalau aku gak cuma pantat yang tersiksa, pinggang juga..

    ReplyDelete
  8. Duh Mak.. kalo aku trip naik motor sejauh itu pulang2 aku sdh minta dipijet dan minum ant###in.Masuk angin boooo'..

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall