expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

28 May 2017

Ramadan Sehat bersama Peralatan Dapur Philips



Ramadan.

Bulan ini selalu dinanti. Tua muda lelaki dan perempuan semua senang ketika bertemu kembali dengan Ramadan di tahun ini. Bahkan kedua buah hati saya, Fadly dan Fara yang sudah tak sabar untuk menjalankan ibadah puasa.


Mereka berdua sudah bertanya, hidangan apa yang akan saya siapkan untuk mereka. Saya sih inginnya masak yang simpel dan praktis saja. Mengingat waktu untuk memasak bisa saya alokasikan untuk pekerjaan yang lain. Dan terus terang saja, kalau sudah repot masak lalu gak habis dimakan rasanya bagaimana begitu.

27 May 2017

Fiva Food, Sajian Olahan Halal, Lezat, Sehat dan Praktis Selama Ramadan


Marhaban ya Ramadan....

Selamat datang bulan penuh barokah dan rahmatNYA. Bagaimana persiapan Ramadan tahun ini teman- teman? Persiapan fisik dan psikis wajib donk ya. Kalau saya sendiri selain mempersiapkan kedua hal tadi,saya juga mempersiapkan menu untuk sahur dan berbuka. Ya maklum deh ibu-ibu rempong :D

Tahun ini adalah Ramadan perdana bagi gadis kecil saya, Fara. Agar tidak ada sesi bujuk membujuk ketika makan sahur, saya kepikiran untuk menyetok makanan olahan siap santap seperti sosis, rolade, kornet, nugget dan lainnya. Tujuannya selain untuk menciptakan selera makan, juga sebagai  persiapan jika sewaktu – waktu saya terlambat bangun ketika sahur. Tinggal nyalakan kompor, goreng sebentar, maka makan sahur tetap dengan lauk yang menyehatkan juga halal.

25 May 2017

InTheBox, Spring Bed dalam Kotak Praktis Pertama di Indonesia



Belakangan ini setiap bangun tidur, bagian punggung, leher dan pundak terasa sakit bin ngilu. Awalnya saya menuduh penyebab sakit adalah bantal yang mulai terasa kempes. Pak suami menyarankan saya untuk membeli sebuah bantal tidur baru agar sakit punggung dan nyeri leher saya terobati.


Sehari dua hari, sakitnya gak berkurang, tetap ada. Cari info sana sini, beberapa teman menganjurkan untuk mengganti matrass atau kasur yang saya pakai. Masa iya harus beli kasur lagi? Masih terbayang kerepotan yang saya hadapi ketika membeli kasur beberapa bulan lalu.  Kebayang harus gotong- gotong kasur keluar dari pusat perbelanjaan.  Sekalinya diantar, ongkirnya lumayan juga plus kasur terkena noda kotor. Jadi gak percaya sama jasa pengiriman. Kepengennya sih ada kasur yang mudah dibawa, gak perlu orang lain yang bawa, biar kebersihannya tetap terjaga *ngarep*. Hihihi bawa kasur sendiri, serasa wonder woman donk😉😉😉 


22 May 2017

Familia Urban, Hunian Hijau Ramah Anak di Kota Bekasi





Tinggal di Jakarta mulai terasa tak nyaman. Udara bersih dan lingkungan yang sejuk mulai langka. Banyak orang Jakarta yang akhirnya memilih mencari hunian di kota sekitar Jakarta. Bekasi, salah satu contohnya. Apalagi sejak berkembangnya kawasan industri di sekitar kota Bekasi, membuat orang berlomba – lomba untuk lebih melirik landed house (rumah tapak) , daripada hunian vertikal (apartemen) yang harganya selangit.

Kamin 17 Mei 2017, saya dan teman – teman Blogger Crony Community berkesempatan untuk hadir dalam acara Blogger Gathering bersama PT Timah Properti untuk mengenalkan sebuah hunian hijau berkonsep ramah anak, Familia Urban. Familia Urban merupakan sebuah kawasan hunian  yang berada 12 km  dari Jakarta yang berusaha menjawab kebutuhan masyarakat untuk sebuah hunian hijau, memiliki area bermain bagi anak, dan lingkungan yang penuh dengan pepohonan. Lokasi Familia Urban tidak jauh dari gerbang tol Bekasi Timur, yaitu  kawasan dengan luas 176 Ha yang menawarkan pemukiman masa depan yang asri dan lestari. 


Mengapa demikian? Menurut Bapak Chrishandono Heswandhi, Manager Realty Familia Urban mengatakan “Kegiatan penanaman 1000 pohon Trembesi untuk Kota Bekasi merupakan komitmen kami, bahwa Timah Properti tidak hanya membangun dan berbisnis, tetapi juga memikirkan bagaimana kawasan Bekasi di masa mendatang. Dengan menananm 100 pohon untuk Bekasi, kami berharap bisa berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan di Bekasi, dan lebih dari itu, kami turut menjaga Indonesia sebagai paru – paru dunia.”

Bapak Chrishandono lebih jauh menurutkan bahwa pemilihan pohon Trembesi ini dikarenakan akar – akar pohon Trembesi sangat kuat untuk menampung resapan air. Walaupun Familia Urban hunian yang luas, akan tetapi tidak semua tanah yang ada akan dibangun hunian. Dari total 176 Ha, sebanyak 40 Ha akan dibangun ruang terbuka , 70%akan dibangun landed house, dan sisanya dibangun untuk area komersil, seperti mall, ruko, pasar, kolam berenang dan lainnya.


Pembangunan tahap pertama sudah berlangsung sejak Mei 2017 yang rencananya akan diserahterimakan secepatnya pada bulan November – Desember 2017. Kawasan yang dibangun dalam beberapa cluster ini, akan dipasarkan dalam beberapa tipe. Dari harga Rp385juta, masyarakat sudah dapat memiliki rumah yang berhalaman, ramah lingkungan, asri, memiliki keamanan 24 jam yang ada di setiap cluster beserta CCTV.  PT Timah Properti memberi kemudahan melalui transaksi dengan cara cicilan  dengan program KPR, cicilan dengan cash bertahap hingga hard cash.


Sebagai ilutrasi untuk cicilan, untuk cluster Gayatri, dengan type 36, calon pembeli dapat membayar dengan cicilan selama 15 tahun sebesar Rp3,5jt/bulan. Untuk Cluster Ganesha dengan type 40, harg mulai dri 460jt, menggunakan fasilitas KPR, pembeli dapat mencicil sebesar 4,2jt/bulan selama 15 tahun. Cluster selanjutnya adalah Dharmawangsa dengan tipe 60 dan 69, harga yang ditawarkan mulai dari 678jt, dapat dicicil dengan sebesar 6,2jt/bulan selama 15 tahun, demikian yang disampaikan oleh Bapak Andris Sayoga, Sales Manager Familia Urban.


MC dan narasumber

Dalam sesi tanya jawab, para peserta menanyakan bagaimana kondisi air di Familia Urban? Bagaimana dengan kepemilikian tanah? Lalu apakah benar bahwa satu rumah diberikan area untuk menanam pohon yang diinginkannya. Apakah harga rumah di unit bagian depan lebih mahal dibanding rumah di bagian dalam? Dengan tersenyum pak Chrishandono menjawab; “air di daerah Mustika Jaya, khususnya  Familia Urban cenderung baik, layak pakai dan layak minum. Untuk mencegah terjadinya banjir, di setiap Cluster akan dibangun pond, semacam waduk untuk menyerap dan membendung air. Sistim drainase dibuat sebaik mungkin. Pond ini kedepannya akan dijadikan sebagai salah satu sarana wisata air di Familia Urban." Pak Chrishandono juga mengatakan, awalnya pemerintah daerah Bekasi meminta kepada pengembang untuk membuat sebuah waduk resapan air, namun Familia Urban menyanggupi tidak hanya satu Pond, namun beberapa Pond yang akan ada di setiap cluster.

Lahan Familia Urban merupakan aset PT Timah Persero, namun milik Timah mandiri. Setiap pemilik rumah diberi kebebasan untuk menanam pepohonan yang diinginkan, bahkan bisa diberi nama. Di Familia Urban, harga setiap hunian baik depan maupun  belakang tetap sama. “Yang jelas kalau beli belakangan pasti mahal”, kata pak Andris. Konsep Familia Urban sendiri adalah rumah minimalis modern dengan desain yang unik. Untuk luas tanah yang diberikan kepada masing – msing penghuni tergantung type hunian. 




Familia Urban didesain untuk menjadi kota mandiri terbesar di Bekasi. Tahap pertama sudah 15 Ha yang dibangun. Nantinya akan ada sport club, jogging track, pond, tempat ibadah, dan juga bus stop di setiap main gate. Setiap rumah yang dibangun berkonsep walking distance, walkeable neighbour.

Sebagai kawasan yang ideal untuk keluarga, Familia Urban sesuai dengan konsep hunian sebuah keluarga, terutama bagi keluarga baru, dimana membutuhkan tempat untuk anak bermain, tumbung, berkembang dan bersosialisasi.
 "Familia Urban, Back To Lovely House"















19 May 2017

Crowde Membantu Permodalan Petani Melalui Sistem Investasi Bersama




Indonesia adalah negara agraris. Namun sejauh ini, banyak orang Indonesia, khususnya kaum muda yang  memilih untuk tidak menjadi petani. Mereka lebih suka bekerja ke kota, entah itu sebagai kuli bangunan, tukang ojek bahkan karyawan pabrik.


Mengapa demikian? Para pemuda beranggapan bahwa menjadi petani tidak akan mengubah taraf ekonomi mereka. Sejauh ini hanya hitungan jari petani yang sukses menaikkan taraf perekonomian keluarganya. Itupun dari mereka banyak yang terjerat lintah darat. Karena tak punya modal.


Saya jadi ingat cerita di mbak asisten jaman saya masih kuliah. Ketika itu si mbak bilang, dia kabur dari rumah karena akan dinikahkan dengan seseorang karena orang tuanya terikat hutang. Si mbak ini dendam karena awalnya orang tersebut berbaik hati menawarkan pinjaman untuk pembelian bibit padi, obat-obatan anti hama dan lainnya. Ternyata panen tahun itu gagal, banyak sawah yang dilanda kekeringan. Orang tua si mbak pun kebingungan bagaimana cara untuk mengembalikan hutangnya. Sawahnya yang sepetak akhirnya tergadai juga, bahkan kurang untuk membayar hutangnya. Lalu, permintaan pernikahan itu akhirnya diutarakan.


Mendengar ceritanya, serasa menonton sinetron di televisi. Namun itulah kenyataan yang sesungguhnya terjadi . Hal - hal seperti itulah yang membuat CEO Crowde, Yohanes Sugihtononugroho, mendirikan sebuah start up yang peduli pada nasib petani. Crowde bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup petani dengan cara memberi akses permodalan yang baik, andal dan dapat dipercaya. 

Yohanes Sugihtononugroho, CEO Crowde


Yaitu dengan cara memberi kesempatan kepada masyarakat, siapapun untuk berinvestasi. Sistem yang dijalankan adalah bagi hasil, di mana setiap investor akan memperoleh persentase sesuai modal yang mereka investasikan. Dan dibagikan ketika panen.


Setiap investasi memiliki resiko. Pun demikian halnya dengan Crowde, apabila panen tak berjalan sesuai rencana, investor dan petani menanggungnya bersama -sama.

Demikian yang disampaikan Yohanes dalam acara  bincang bersama teman teman dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur, Rabu, 17Mei 2017 yang bertempat di Gordy HQ, Jakarta Selatan.



"Crowde merupakan platform pembiayaan bagi petani. Gagasan ini lahir dari adanya krisis pangan yang ada di Indonesia. Sementara petani sendiri kesulitan mencari pendanaan untuk​ menggarap petak sawah/ladang miliknya. Sedangkan sistim​ peminjaman dari bank di Indonesia masih sulit diakses bagi petani. Lalu timbullah tengkukal atau lintah darat. Hal ini yang membuat kami mendirikan Crowde. Bekerja sama dengan koperasi atau komunitas tani sekitar, para petani bisa mendapat bantuan permodalan dengan sistem investasi bersama oleh Teman Crowde, melalui platform situs Crowde.co",ujar Yohanes.
 

Tak perlu ragu dan takut berinvestasi dengan Crowde. Saat ini Crowde sudah mendaftar ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan sudah berbadan hukum. Crowde mengambil komisi 3% dari pendanaan. Hingga hari ini, Crowde sudah memiliki 300 petani dengan 100 project, dengan target market Crowde kalangan menengah ke bawah, TKI, Ibu rumah tangga, PNS dll. Ketika acara berlangsung beberapa petani binaan Crowde turut hadir dan memberikan testimoninya. Ke depan, Crowde akan mencoba bekerja sama dengan petani yang berada di Kalimantan, setelah pulau Jawa sudah didatangi dari ujung hingga ujung untuk membantu petani.

Salah satu petani binan Crowde memberikan testimoni


Oiya, jika teman teman ada yang tertarik untuk berinvestasi di Crowde, bisa klik ke Crowde.co ya. Investasi mulai dari 10rb , kita juga dapat memilih investasi di mana saja. Apakah di sektor pertanian, perkebunan ataupun perternakan. 
Hasil pertanian petani binaan Crowde


Tak perlu ragu dan bimbang, di webnya Crowde ada skema dan penjelasan untuk berinvestasi ataupun cara untuk menjadi petani teman Crowde.

Mari Bantu Petani Indonesia!
#SalamBantuPetani














© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall