expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

07 September 2017

#BloggerKesehatanGoesToSemarang Part 2; KunLapTik ke Puskesmas Sidorejo Kidul dan B2P2VRP





Hallo Semarang!


Hari kedua saya dan teman teman di Semarang, diisi dengan kunjungan ke dua tempat berbeda. Setelah menyelesaikan sarapan hari itu, saya dan teman teman bergegas menaiki bus yang akan membawa kami ke Kecamatan Tingkir, salah satu kecamatan yang berada di Kota Salatiga. 



Perjalanan ke sana memakan waktu lebih kurang 1,5 jam. Ini kali pertama saya ke Kota Salatiga, sepanjang jalan saya dan teman - teman asik mengabadikan keindahan alam yang tergampar di depan mata. Oiya bus yang kami lewati melalui jalan tol. Pemandangan antara gunung, hamparan sawah, barisan pephononan yang hijau, seakan membius mata dan lensa kamera kami. Sebagian dari kami mengabadikan keindahan alam ini, sebagian lainnya berbincang dan tidur selama perjalanan. 



Kunjungan ke Puskesmas Sidorejo Kidul di Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga

Kunjungan Lapangan Tematik (KunLapTik)  diadakan oleh Kementerian Kesehatan guna untuk meninjau bagaimana pelayanan Puskesmas Siderejo Kidul dan prasarana yang dimilikinya. Bus yang kami tumpangi akhirnya berhenti di kantor Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Begitu turun, suasana panas menyergap kami, namun udara sejuk, barisan pepohonan yang tertata apik di kantor kecamatan, membuat suasana berbeda yang kami temui. Kantor Kecamatan yang bersih, apik dan hijau menyambut rombongan kami. 


Rombongan kami diterima oleh ibu Camat Tingkir, ibu Nunuk Dartini, S.Pd, Msi beserta staff dan jajarannya. Wah saya merasa seperti pejabat dari kantor pusat *halah* sambutan beliau ramah dan menyenangkan. Psst tahu gak, kami dijamu dengan cemilan yang enak dan mengenyangkan. 


Ibu Camat tak lupa memperkenalkan jajaran staffnya, lalu selanjutnya disusul pemaparan dari ibu dr. Desi Vebriana Pananingrum. Beliau menjelaskan perkembangan Puskesmas Sidorejo Kidul yang dipimpinnya. Puskesmas Sidorejo Kidul memiliki 2 gedung, di mana di gedung pertama merupakan pelayanan untuk orang sakit (dokter umum, dokter gigi, laboraturium, dan lainnya). Sedangkan di gedung ke dua ditujukan bagi pelayanan untuk orang tidak sakit, seperti klinik ibu dan anak, aula dan ruang UMKM.





Pos pelayanan kesehatan di sini terbagi atas Puskesmas, Pustu, Posyandu Balita, Posyandu Lansia, Pusling, Poskestren, dan Pos UKK.  Dengan jumlah SDM sebanyak 45 orang, Puskesmas Sidorejo Kidul beroperasi mulai Senin - Kamis pukul 07.40 - 12.00, dan Jumat - Sabtu pukul 7.30 - 10.00 Wib. 


Puskesmas Sidorejo Kidul ini istimewa, karena memiliki beberapa pelayanan kesehatan yang hanya ada di sini, seperti Kelas Laktasi,  Kelas Ibu Hamil & Balita. Tidak ketinggalan ada beberapa klinik konseling lainnya seperti klinik konseling gizi yang buka setiap Senin dan Rabu pukul 08.00 pagi. Lalu ada klinik konseling TB/Kusta, yang hadir di setiap Rabu pukul 08.00 Wib, konseling Sanitasi setiap hari Kamis jam 8.00, dan klinik konseling Penyakit Jiwa yang hadir di Selasa setiap minggu 1 dan ke 3, pada pukul 8.00 hingga selesai.



Yang menjadi perhatian saya di Puskesmas Sidorejo Kidul, mereka memiliki kelas Laktasi. Hal ini disebabkan tingginya persentasi bayi yang tidak mendapat ASI ekslusif. dr. Desi berharap dengan adanya Kelas Laktasi ini dapat mengubah pola pikir para ibu dan calon ibu untuk lebih tahu pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang bayi. Sehingga diharapkan angka kesehatan masyarakat Sidorejo Kidul ini selalu sehat, dan semakin meningkat dari waktu ke waktu.


Rasanya gak afdol kalau tidak mengunjungi Puskesmas Sidorejo Kidul ini. Maka saya dan seluruh rombongan bergerak menuju Puskesmas yang letaknya berada di dekat pemukiman penduduk.  Begitu memasuki halaman Puskesmas, suasana sedikit lenggang, karena pasien yang ada sudah tidak banyak lagi. Saya dan beberapa teman menuju ke gedung kedua. Nampak tempat sampah di beberapa tempat, gak heran kalau Puskesmas ini apik, rapi dan bersih. Hahahaha sebagai bahan perbandingan, ya tentu saja Puskesmas di lingkungan tempat tinggal saya yang selalu penuh, dan cenderung kotor dan berbau (toilet). Puskesmas Sidorejo Kidul ini apik, ada ruangan untuk pemeriksaan anak yang di dalamnya terdapat interior yang kids friendly, ada screening HIV dan pemeriksaaan test Jiwa. 


Salah satu ruang anak





Kunjungan ke B2P2VRP


Hari beranjak siang, rombongan kamipun akhirnya berpamitan dan segera melanjutkan perjalanan berikut ke B2P2VRP, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan  Vektor dan Reservoir Penyakit.



B2P2VRP merupakan Badan Penelitian dan Pengembangan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan. Di sini, yang menjadi fokus penelitian adalah hewan pembawa penyakit. B2P2VRP berdiri pada tahun 1976, sebagai  Unit Penelitian Biologi dan pemberantasan Vektor. Rombongan kami siang itu diterima oleh ibu Dra. Widarti, M.Kes, Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPi) B2P2VRP Salatiga, ibu Dra. Suskamdani, M.Kes, Kasubbid Kerjasama Jaringan dan Informasi B2P2VRP, serta ibu Lulus Susanti, SKM, MPH, Kasubbid  Pelayanan Teknis B2P2VRP



Misi B2P2VRP ialah untuk menjamin mutu Litbang untuk pengendalian penyakit, mendukung pelaksanaan program pelayanan uji laboraturium dan ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat, serta meningkatkan kajian, evaluasi, dan diseminasi informasi hasil litbang.



B2P2VRP memiliki fasilitas dan laboraturium yang memadai, diantaranya;
  1. Laboraturium Mikrobiologi 
  2. Laboraturium Virologi
  3. Laboraturium Reservoir Penyakit dan Taksidermi
  4. Laboraturium Parasitologi
  5. Laboraturium Koleksi dan Referensi
  6. Laboraturium Epidemologi dan Data Informasi
  7. Laboraturium Pestisida Botani
  8. Laboraturium Hewan Coba


Kesemua laboraturium diatas aktif mendukung penelitian yang saat ini sedang dilaksanakan. Selain laboraturium, ada juga Wahana Ilmiah Dunia Vektor dan Reservoir Penyakit atau disingkat DUVER. Duver merupakan pusat informasi, dokumentasi, specimen serta display ekobionomi pengendalian vektor dan reservoir di Indonesia.

gerbang masuk ke B2P2VPR


Vektor adalah organisme yang bukan merupakan penyebab penyakit tetapi dapat menularkan, memudahkan agen penyakit dari satu hewan ke hewan lainnya, bahkan ke manusia, seperti nyamuk sebagai vektor beberapa penyakit, yakni demam berdarah dengeu (DBD), Chikungunya, Filariasis, Malaria dan lainnya. Sedangkan reservoir merupakan hewan yang terdapat kuman pathogen di dalam tubuhnya, hidup bersama dan tidak terkena penyakut, namun kuman pathogen tetap berbahaya bagi manusia, seperti tikus dan kelelawar. Dengan kata lain, di sini kita bisa melihat nyamuk, kelelawar, tikus dan lalat. 


Memasuki Duver, ada peta Indonesia yang dibuat menggunakan nyamuk, lalat dan serangga lainnya. Selain itu kita juga disuguhkan beberapa system penyebaran vektor, cara menangkap kelelawar, beragam model tikus dari berbagai ukuran dan bentuk. Selain itu ada juga taman buatan yang menunjukkan bagaimana cara menangkap nyamuk yang baik dan benar 😋 mulai dari menjadikan kaki kita sebagai umpannya, lalu disedot menggunakan pipa, sehingga nyamuk terperangkap. Lalu ada pula cara prngambilan nyamuk dan jentik menggunakan cawan kecil, agar nyamuk tidak mati atau rusak untuk diteliti. 




Kami dibagi dalam 4 kelompok untuk mengunjungi semua fasilitas yang ada di sini. Saya dan teman - teman sempat melihat tikus yang dikuliti untuk selanjutnya diteliti asal muasal dan penyebarannya. Begitu juga dengan nyamuk, kelelawar dan lalat, bagaimana mereka diawetkan, diambil DNAnya untuk diteliti lebih lanjut. Bahkan saya berkesempatan masuk ke dalam lab uji pestisida botani, dijelaskan bahwa obat pembasmi nyamuk yang beredar di pasaran, harus diuji dan diteliti di sini terlebih dahulu. Jadi jika ada obat seprot seragam yang mengklaim, nyamuk mati dalam 1 jam, hal tersebut sudah lulus uji di B2P2VRP loh.


"Dalam dunia kesehatan masyarakat, binatang bisa menjadi perantara penularan penyakit, yang dikenal dengan istilah kelompok vektor dan reservoir. Cara agar kita dapat terhindar dari penyakit terkandung dalam tubuh reservoir dan ditularkan oleh vektor adalah dengan menjaga kebersihan, utamanya menghilangkan sarang atau tempat perkembangbiakan hewan tersebut"
 - Dra. Widarti, M.Kes - 



Dibutuhkan kesadaran untuk mengendalikan vektor dan reservoir dengan cara menekan, mengurangi, atau menurunkan tingkat  populasi vektor agar tidak membahayakan kesehatan kita. Jangan lupa selalu gunakan sepatu boot saat membersihkan bak sampah, atau selokan/parit dan selalu mencuci tangan selepas membersihkan rumah atau jika ingin memegang makanan. 



Sumber : web B2P2VPR

20 comments

  1. jadi keinget sama rumah kontrakanku sebelumnya. banyak banget tikus huhuhuuuu... susah ngakalinnya. mau dibunuh pake obat, nggak tega liat dia mati. akhirnya pindah kontrakan. eh disini nyamuknya banyak. kebetulan pada nggak suka pakai obat nyamuk, jadinya pakai kelambu hahhahaha

    ReplyDelete
  2. Anonymous9:27 PM

    seru banget perjalanan bloggers2 Jakarta ke Semarang beberapa hari yang lalu, aku kepoin setiap postingan kalian di FB, IG dan Twitter.. plus dapat ilmu ttg kesehatan yaaa..

    ReplyDelete
  3. Nambah ilmu dan nambah wawasan kesehatan nih jalan-jalannya

    ReplyDelete
  4. Perjalanan yang bisa nambah ilmu kaya gini memang nyenengin ya, Mba.

    ReplyDelete
  5. Wah seru banget kegiatan2nya disana dan sangat bermanfaat.

    ReplyDelete
  6. Cara menangkap dan menghilangkan tikus di rumah diajari tidak mbak? mau dong dibagi caranya :)

    ReplyDelete
  7. Kegiatan yang seru ya. Apalagi lihat postingan teman-teman di sosmed, seru banget, apalagi yang ke duver itu ya.

    ReplyDelete
  8. semoga fasilitas kesehatan lainnya bisa selengkap ini supaya masyarakat bisa lebih sehat :)

    ReplyDelete
  9. Wah penting banget ya para blogger dilibatkan dalam kegiatan seperti ini.

    Salam hangat blogger udik
    http://www.kompasiana.com/rakyatjelata

    ReplyDelete
  10. Puskesmas-Puskesmas sekarang mulai banyak yang berbenah baik dari segi fasilitas, pelayanan dan penampilan. Semoga diikuti oleh puskesmas di seluruh Indonesia agar kesehatan menjadi milik semua kalangan.

    ReplyDelete
  11. Germas ini aku ngiri bangeeet hehe.. kapan ya diajaak

    ReplyDelete
  12. Germas semoga tersosialisasikan dgn baik ya sal, asyik juga perjalanan kalian ya

    ReplyDelete
  13. Puskesmasnya kok bagus dan lengkap ya? Sayangnya, puskesmas di deket rumah ku gak se oke ini. Pelayanannyapun semen2 klo menurut aku.

    ReplyDelete
  14. Kunlaptik yang menambah ilmu dan pengalaman pastinya. Hebat, tingkat puskesmas daerah sudah punya kelas laktasi. Semoga membantu para ibu disana.

    ReplyDelete
  15. Kak, aku emang paling suka kalo ke Salatiga lewat tol, pemandangannya aduhai haha!

    Btw, itu yg duver menarik sekali ya utk dikunjungi. :)

    ReplyDelete
  16. Mbak, makasih sharing tulisannya ya. Saya baru tahu soal hewan reservoir termasuk tikus. Saya lagi memerangi hewan ini di rumah bahkan sampai beranak pinak hiks. Bikin dapur porak poranda dan gak higienis jadinya

    ReplyDelete
  17. Kak Sally, seru banget bisa kunjungan ke lab-lab ituuuu. Impian aku banget tuh soalnya dulu aku juga sempat kerja di lab hehehe....

    ReplyDelete
  18. Kak Sally, seru banget bisa kunjungan ke lab-lab ituuuu. Impian aku banget tuh soalnya dulu aku juga sempat kerja di lab hehehe....

    ReplyDelete
  19. Kunjungan ke DuVer itu paling seru ya...? Bisa lihat tikus dan nyamuk yg jumlahnya bisa ada ratusan

    ReplyDelete
  20. Jadi pengen kesana lagi terutama di DuVer masuknya sih agak ngeri soale banyak tikus sama kelalawar gitu tapi kok penasaran aja haha.

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall