expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

11 December 2015

Bijak Gunakan Obat




Saya terlahir sebagai penderita asthma yang seringkali mengkonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Seingat saya, sejak kecil (TK) hingga kelas 6 SD saya sering kali harus mengkonsumsi obat ketika waktu ujian akhir semester tiba. Tidak hanya 1 -2 jenis obat, terkadang saya mesti mengkonsumsi lebih dari 3 jenis obat. Hingga kini, minum obat merupakan hal yang membuat trauma bagi saya.



Namun berbeda dengan kerabat saya, dia sangat suka dan sering minum obat. Maksudnya begini..setiap kali dia mengalami sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin, dia selalu minum obat yang dijual bebas di warung. Padahal gejala penyakit yang saya sebutkan di atas sebenarnya tidak perlu obat-obatan khususnya antibiotik. Tapi kerabat saya itu bahkan tidak ragu untuk membeli antibiotik dan obat –obatan lainnya dan meminumnya tanpa arahan dari dokter dan apoteker. Serem yaa…



Tidak hanya itu, kerabat saya tersebut juga tidak segan-segan mengkoleksi obat jika dianggap cocok dengannya. Widih, obat kok dikoleksi, mending mengkoleksi hal bermanfaat lainnya. Ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan berkaitan dengan obat ;


  • Mengkonsumsi obat-obat, mengapa tidak?

Boleh – boleh saja kok mengkonsumsi obat, namun perlu diingat, semakin banyak dan semakin sering kamu mengkonsumsi obat, maka penyakit akan semakin mudah mendatangimu. Karena kekebalan tubuhmu akan semakin lemah. Jadi gunakan obat sebijak mungkin yaa…

  • Jika memungkinkan, jauhi antibiotik!

Mengapa?jika digunakan berlebihan dan tidak tepat sasaran, antibiotik hanya akan membuat tubuhmu menjadi imun/kebal terhadap suatu penyakit (Baca antibiotik siapakah dirimu)



  • Gunakan obat sesuai resep dokter

Seperti yang saya sebutkan tadi, gunakan obat sesuai dengan peruntukannya agar virus dan bakteri yang menyerang dapat mati sesuai sasaran. Lagian obat itu kan racun bagi tubuh jika digunakan secara berlebihan.





27 November 2015 lalu, ibu Menteri Nila Djuwita F. Moloek meresmikan Sosialisasi Pencanangan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat)di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut beliau menyatakan bahwa sebagai orang tua kita adalah muara kesehatan bagi anak-anak. Penting bagi orang tua untuk mengetahui apa dan bagaimana obat yang kita konsumsi. Dalam rangka sosialisasi penggunaan antibiotik yang bijak dan tepat guna, pemerintah tidak sendirian mengkampanyekannya. Diberikan bimbingan kepada masyarakat agar hal ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas. 

Sambutan Ibu Nila

Peresmian Gema Cermat




Tahu gak, sebenarnya antibiotik adalah  substansi atau zat yang bisa `membunuh/melemahkan mikroorganisme/jasad renik (bakteria, parasit). Efek dari penggunaan antibiotik yang membabi buta  akan membunuh kuman baik yang ada dalam tubuh kita. Antibiotik tidak dapat membunuh virus dan tidak mempercepat penyembuhan infeksi virus. Menurut Ibu Nila, sejak tahun 2000 tidak ada varian baru dari antibiotik.



Pada kesempatan ini, beberapa teman blogger diajak untuk belajar bersama dalam program CBIA(Cara Belajar Insan Aktif)  untuk mengenal berbagai jenis, kegunaan, cara penggunaan, hingga resiko penggunaan yang tertera pada kemasan obat yang dapat diperjualbelikan secara bebas, maupun obat yang harus menggunakan resep dokter. Sebagai pasien kita juga harus cerdas dan teliti membaca komposisi dan efek samping obat yang kita konsumsi. Jika dirasa perlu, tanyakan kepada apoteker apa isi kandungan obat tersebut.

Pemasangan rompi CBIA, diwakilkan Mba Donna Imelda


Selain itu juga dijelaskan bagaimana cara memusnahkan obat yang benar. Kita diharuskan rutin mengecek persediaan obat –obatan di rumah apakah sudah expired atau belum. Membuang obat yang sudah expired pun tidak boleh asal saja, membuangnya ke tempat sampah atau ke lubang wc. Akibatnya bisa membahayakan lingkungan sekitar kita. Ada baiknya jika ingin membuang obat yang sudah expired dengan mengubur obat tersebut di dalam tanah atau menghancurkannya. 




Tahu dunk ini siapa saja?

1 comment

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall