expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

21 September 2016

Creative Thinking for Creative Child






Bicara soal pertumbuhan dan perkembangan anak gak ada habisnya. Kelar bahas ASI – MPASI – pilah pilih sekolah, sekarang giliran bahas akademis anak. Sejauh mana sekolah membuat anak menjadi pintar,  kreatif, dan inovatif. Beuh serius bener kali ini bahasannya :D




Jadi, beberapa waktu lalu saya berkesempatan hadir dalam talkshow Creative Thinking for a Creative Child. Acaranya sendiri diadakan oleh Sampoerna Academy di L’Avenue Building, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Narasumbernya antara lain Bpk. Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ibu Retno Dewanti Purba, S.Psi, seorang Psikolog anak, dan ibu Yannik Herawati, Kepala Sekolah Sampoerna Academy. Nama yang terakhir tidak asing untuk saya. Karena beberapa bulan lalu, saya mengikuti sebuah acara dimana ibu Yanik juga tampil sebagai salah satu pembicaranya. Kepala Sekolah yang asyik bin gaul menurut saya. 




Di masa yang akan datang, tantangan yang akan dihadapi anak – anak kita akan semakin besar. Hal ini membuat orang tua perlu membekali anak – anak mereka dengan pendidikan yang berkualitas sehingga diharapkan mereka kelak menjadi individu yang kreatif, yang mampu beradaptasi pada perubahan jaman dan mampu menjawab tantangan. Hal inilah yang diangkat dalam talkshow yang yang bertajuk "Creative Thinking for Creative Kids" persembahan Sampoerna Academy dan Komunitas Joy Parenting




Teman – teman sudah ada yang pernah mendengar atau tahu mengenai Sampoerna Academy? Sampoerna Academy merupakan sistem pendidikan terintegrasi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum Internasional berkualitas, berbahasa Inggris dan berfokus pada pendidikan yang berbasis Science, Technology, Engineering, Art dan Math, atau yang lebih dikenal dengan sekolah STEAM. Didirikan pada tahun 2009, awalnya Sampoerna Academy ditujukan untuk membantu para siswa pra-sejahtera khususnya anak – anak SMP yang ingin masuk ke SMA.  Mereka diajarkan menggunakan sistem edukasi berbasis STEAM ini. 




Dengan metode pembelajaran ini para siswa akan belajar bagaimana cara untuk memecahkan dan menganalisa masalah menggunakan teknologi dan strategi pembelajaran kolaboratif, pendekatan edukasi dan aktivitas di bidang Sains, Teknologi, Seni, dan Matematika untuk memacu pemikiran kritis dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Saat ini di Sampoerna Academy  dari TK hingga Universitas sudah mengadaptasi sistem edukasi berbasis STEAM.  Sehingga anak – anak sejak dini sudah diajarkan untuk bekerja dan berkolaborasi. Dan terbukti, lulusan batch pertama Sampoerna Academy sebanyak 10% dikirim ke Amerika Serikat untuk menuntut ilmu. 3 anak diantaranya lulus dengan predikat Summa Cum Laude serta memperoleh bea siswa untuk melanjutkan pendidikannya di sana. 




Di Sampoerna Academy terdapat Student – Parent Advisory Center (SPAC)  yang terbuka bagi siapa saja, khususnya bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Amerika Serikat. DI SPAC orang tua dapat berdiskusi mengenai hal apapun yang berkaitan dengan system pendidikan Amerika. Sehingga anak – anak yang akan melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat nantinya dapat dengan mudah mengikuti kurikulum pendidikan Amerika. 




“Saat ini, kreativitas generasi muda sangatlah diperlukan agar kelak dapat bersaing dan memajukan industri kreatif Indonesia. Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya pintar, namun inovatif dan mampu secara kreatif memecahkan masalah, mengambil keputusan serta berpikir kritis” ujar Pak Triawan Munaf dalam acara tersebut.  Artinya, orang tua harus semakin sadar bahwa selain kepintaran, kreativitas anak merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan. Meskipun setiap orang tua tentunya menginginkan pencapaian akademi yang baik untuk anak mereka, namun dengan kebutuhan calon generasi penerus bangsa yang dapat bersaing di tingkat global, orang tua harus berusaha mencari dan memberikan edukasi berkualitas tinggi yang mampu mendorong kreativitas anak dan mendukung pencapaian mereka di kemudian hari. 







Bicara Ekonomi kreatif, menurut pak Triawan Munaf, Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk menghasilkan uang dengan hati senang. Mengapa demikian? karena jika dilakukan dengan hati senang, maka kreativitas biasanya akan muncul saat melakukan sesuatu.  Ekonomi Kreatif membawahi 16 sub sektor yang berkaitan dengan seni, antara lain Seni Pertunjukan, Film, Fotografi, Fashion, Musik, Kuliner, Arsitektur, Grafik, Video dan lainnya. Di Ekonomi Kreatif  leih ditekankan pentingnya exposure seseorang terhadap bidang seni atau kreativitas. Setiap anak dipercaya memiliki bakat dan minat masing – masing, sehingga tugas orang tualah untuk mencari, menemukan dan mengasah bakat  dan minat anaknya. Apabila anak merasa bosan,  di sinilah orang tua mesti berperan agar anak dapat serius dan disiplin menjalaninya.






Namun demikian, Ibu Retno Dewanti menjelaskan bahwa kreativitas tidak terbatas hanya kepada kemampuan di bidang seni. Tetapi juga berhubungan dengan penguasaan/kecakapan di bidang sains, matematika, serta kecerdasan sosial dan emosional.  Retno menegaskan, “Kreativitas tidak hanya mampu membutuhkan imajinasi dan aspirasi pada anak, namun juga proses disiplin untuk memacu kemampuan, pengetahuan dan kontrol diri. Orang tua perlu mendukung kemampuan anak untuk lebih kretaif dengan memastikan edukasi yang diberikan berkualitas tinggi dan merangsang cara berpikir kreatif".  




Bentuk edukasi yang memacu kreativitas memang tidak serupa dengan sistem edukasi biasa. Sistem pengajaran semacam ini menekan kemampuan untuk berpikir ‘beda’, dimana anak didorong untuk memiliki kemampuan berinovasi, memecahkan masalah dengan tepat, kitis serta dapat mengambil keputtusan dengan cepat dan tanggap. Hal ini dilakukan dengan merangsang kreativitas melalui penggunaan analogi, metafora, dan pemikiran visual. Anak – anak didukung untuk lebih bebas dalam mengekspresikan ide, khususnya dalam pemecahan masalah. “Sistem edukasi ini lebih mengutamakan proses daripada hasil yang dicapai, “tambah Retno.




Ibu Retno juga menambahkan bahwa kreativitas tidak dapat dilakukan jika kita tidak memiliki keterbukaan dalam pikiran untuk menerima hal – hal yang baru. Dalam hal ini jika kita selaku orang tua terbuka, niscaya anak akan mendapat banyak kesempatan untuk mengapresiasi keterbukaan. 





Kepala Sekolah Sampoerna Academy, Yannik Herawati mengatakan “ Sampoerna Academy menerapkan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dari Taman Kanak – kanak sampai Sekolah Tingkat Menengah Atas mendapatkan sistem pengajaran yang mengedepankan creative thinking dalam keseharian mereka“.




Awal menjalankan Sampoerna Academy, bu Yannik berusaha untuk mencari tenaga pengajar yang memiliki visi dan tujuan yang sama dengan dirinya, yaitu membangun kreativitas dan pemikiran kritis seorang anak.  Beliau ingin membangun sebuah sekolah berkualitas dimana guru merupakan salah satu investasi di dalamnya. Bu Yahnnik berkeinginan agar semua guru – gurunya dapat berpikir out of the box dan berpikir bahwa setiap anak memiliki sinarnya masing – masing.  Karena Ibu Yannik yakin bahwa setiap anak terlahir kreatif. Namun semua itu tergantung bagaimana perkembangan, pendidikan berkualitas dan pengasuhan yang diberikan kepada anak tersebut.





Anak – anak di abad 21 ini berbeda dengan generasi kita dibesarkan. Menjadi seorang guru saat ini harus bisa menempatkan diri mereka dalam pemikiran anak – anak. Harus bisa mencari tahu bagaimana untuk masuk ke pola pikir mereka. 




Sebelum acara berakhir, Komunitas Joy Parenting memperkenalkan diri. Joy Parenting adalah gerakan sosial yang digagas oleh 97,9 Female Radio bertujuan untuk menginspirasi dan meningkatkan kesadaran orag tua akan pola pengasuhan  yang menyenangkan. Pola asuh yang menanamkan kebahagiaan di dalam tumbuh kembang anak. Karena anak yang bahagia menghasilkan masa depan yang bahagia. Joy Parenting juga menekankan bagaimana pentingnya mengembangkan pola hidup sehat, bagaimana mengembangkan mimpi anak, bagaimana anak memiliki empati, rasa percaya diri, mandiri, mendapatkan kasih sayang serta bagaimana anak berbudi pekerti yang baik. Hal inilah yang selalu dishare oleh Joy Parenting melalui akun sosial medianya. Diharapkan para orang tua dan calon orang tua bisa bersama sama belajar menjadi Joy Parents yang menghasilkan Joyful Kids dengan Joyful Future untuk Masa Depan Indonesia yang lebih baik. 





Terus terang ini menjadi PR untuk saya dan pak suami, melihat sisi kreativitas Fadly dan Fara. Namun setelah mengikuti talkshow ini, saya  berkeyakinan bahwa kami dapat mengembangkan kreativitas mereka berdua. Fadly senang menciptakan permainan/bangun sedangkan Fara suka menggambar dan bermain lego. Dan seharian di acara itu Fara senang sekali bisa ikutan bermain “Lego STEAM Learning" bersama Kana, temannya. Sepanjang perjalanan pulang dari acara, Fara gak habis – habis bercerita bagaimana serunya bermain lego bersama Kana. Sayang mereka berdua tak sempat mencicipi berbagai permainan “Playdate Arts &Craft” karena waktu yang tak memungkinkan. Terima kasih untuk ilmu dan pengetahuannya hari ini Sampoerna Academy, sampai jumpa lagi....



















19 comments

  1. Iya aku pernah di undang waktu itu ke acara sampoerna di Bogor, dimanjakan pula di glamping huhu.

    Dan sama membahas tentang samprna academy, tentang pentingnya pendidikan dijaman sekarang yang lebih mnegdepankan kreatifitas ya.

    Orang pinter mah udah banyak ya, tapi yang bertahan sekarang ini adalah orang yang mempunyai keahlian dan dg kreatifitasnya yang dimiliki.

    ReplyDelete
  2. Penting banget mengembangkan kreatifitas anak sejak dini..agar kelak bisa bersaing dilingkungan yg lebih luas lg.m

    ReplyDelete
  3. Bu Yahnnik berkeinginan agar semua guru – gurunya dapat berpikir out of the box dan berpikir bahwa setiap anak memiliki sinarnya masing – masing. Karena Ibu Yannik yakin bahwa setiap anak terlahir kreatif. <--- keren banget nih. Yup, generasi sekarang sudah beda dengan dulu, persaingan global semakin ketat ke depannya.

    ReplyDelete
  4. melihat sisi kreatif anak biasanya udah keliatan sejak kecil sih mbak menurut saya, tapi ada beberapa anak yag dengan mudahnya bisa keliatan dan ada yang enggak gampang. pandai2 dan jeli2nya orang tuanya aja :D

    ReplyDelete
  5. wah ada yg bs sampe Amerika..

    bener banget, berpikir kreatif harus diasah. Saatnya menghilangkan pola pikir banyak nanya = bodoh/lemot. dari bertanya kreatifitas semakin terasah

    ReplyDelete
  6. Setuju deh sama bu Retno, harua o0en minded pada hal baru yoo

    ReplyDelete
  7. beda generasi beda cara membesarkan anak. pe er banget buat kita para ortu u menggunakan metode yg tepat u anak2 kita

    ReplyDelete
  8. Joy parenting,
    Jadi ingat film Inside Out.
    Dimana karakter ini adalah pengendali pusat bahagia pada diri.

    Nyambung yaa..?

    ReplyDelete
  9. Peer bgt buat mahmud macam saya mba..gmn jd kreatif buat mnghasilkn anak yg kreatif. Krn pintar aja g cukup ya mba

    ReplyDelete
  10. “Kreativitas tidak hanya mampu membutuhkan imajinasi dan aspirasi pada anak, namun juga proses disiplin untuk memacu kemampuan, pengetahuan dan kontrol diri........
    Imajinasi anak bisa trsalurkan dg baik. Pe.er besar banget buat orangtua ini. Applause bnget buat program pengajaran STEAM ini...

    ReplyDelete
  11. Betul Mbak, pada dasarnya setiap anak itu kreatif. Oleh karena itu, orang tua harus pandai dan jeli melihat bakat anak dan memberikan stimulasi agar bisa berkembang dengan baik.
    Jadi pengen tau lebih banyak tentang sampoerna academy. Bagus, mendukung kemajuan generasi bangsa, ya...

    ReplyDelete
  12. Salut deh sama pemikiran bu Yanik jika tiap anak memiliki keistimewaan sendiri dalam berkembang.btw itu pak Triawan Munaf ayahandanya Sherina munaf y😊😊😊

    ReplyDelete
  13. semakin ke sini, semakin jadi tantangan banget ya Mba untuk merawat anak-anak kita. Jadi kepengen cepetnikah punya anak #kode hahahha

    ReplyDelete
  14. Konsep parenting sekarang ini lebih memahami karakter anak yang berbeda-beda ya. Ga memaksakan semua anak harus bisa semua hal. Pengen deh ikut event joy parenting ini.

    ReplyDelete
  15. Aku suka kalau anak kreatif dalam kehidupan sehari2 mba

    ReplyDelete
  16. saluut!

    kurikulumnya benar2 beda daripada sekolah lain.

    btw apa ada info lanjutan jika ingin menuntut ilmu di sampoerna academy??

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba kunjungi langsung webnya mas

      Delete
  17. whooohhhh... *nyimak dan nyatet
    PR nya tu: Menjadi seorang guru saat ini harus bisa menempatkan diri mereka dalam pemikiran anak – anak. Harus bisa mencari tahu bagaimana untuk masuk ke pola pikir mereka.
    Jadi orang tua jugaaaaaakkk aaakkkk...
    trus panik sendiri

    ReplyDelete
  18. Iya banget nih. Kreatifitas optimal memang sangat diperlukan.

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall