Almarhumah nenek saya berprinsip, lebih baik makan berlauk garam
yang penting asal anak – anaknya bisa menuntut ilmu setinggi mungkin. Hal ini
mungkin dikarenakan nenek sendiri hanya lulusan setingkat MTS saja, mengingat
jaman itu menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi tidaklah mudah. Selain
penghasilan ayah nenek yang tak pasti, ditambah jarak menuju sekolah jauh dari
rumah. Sarana yang ada tidak mendukung mimpi nenek untuk tetap bersekolah
meskipun nilai – nilai nenek yang terbaik di kelasnya.
Itulah sebabnya nenek sangat disiplin dalam urusan sekolah.
Beliau tidak mau anak – cucunya (baca:saya) mengalami apa yang dulu ia alami.
Dengan berbagai cara nenek berusaha agar kami tetap dapat bersekolah, sukur –
sukur bisa kuliah di universitas kenamaan. Alhasil anak – anak nenekpun
berhasil dibidangnya masing – masing. Buah kerja keras nenek yang sekarang
dinikmati anak – anaknya.
Belajar dari pengalaman nenek, sayapun jadi lebih serius
memikirkan pendidikan anak – anak. Iya sih, Fadly sekarang baru kelas 3 SD,
sedangkan Fara bahkan baru masuk TK A. Namun urusan pendidikan harus
direncanakan dengan matang, gak mau sembarangan. Pernah gak sih teman –
teman kepikiran bahwa pendidikan yang diambil bukan diri kita banget. Kepengen
jadi wartawan tapi orang tua memaksa sekolah di kedokteran ataupun ekonomi.
Atau kepengen jadi pramugari eh Ibu memaksa sekolah di Fakultas Hukum biar
mengikuti jejak pini sepuh yang sukses menjadi Pengacara turun temurun. Hihihi
saya pernah!
Dulu ketika kecil, saya kepingin jadi penyiar radio atau MC
alias master of ceremony. Alasan nenek saya
itu pekerjaan hura – hura yang tidak menjanjikan. Pekerjaan yang
menghasilkan itu ya sebagai akuntan, dokter, pengacara, ataupun karyawan di
kantoran. Jenis pekerjaan yang tetap dan jelas,
baik jam kerja maupun penghasilan. Alhasil bakat dan minat saya pun
menciut mendengarnya. Gak berani deh
membantah perkataan dan pemikiran nenek. Takut kualat!
Padahal mungkin saja saya memang memiliki kecerdasan
Linguistik, sebagai salah satu dari 8 kecerdasaan majemuk atau multiple
intelligences. Hal ini saya ketahui dalam acara Talkshow bersama Kumpulan Emak
Blogger (KEB) dan Jiwasraya, Minggu 28 Agustus 2016 yang bertempat di Hongkong
Cafe, Jakarta. Dengan tema “Persiapan Pendidikan Anak Menghadapi Persaingan
Global”, hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut antara lain, Mira Sahid
Founder Kumpulan Emak Blogger, Psikolog Elizabeth T. Santosa, dan bapak T.
Guntur Priyonggodo, Kepala Cabang Jiwasraya.
Setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda – beda.
Bakat saja tidak cukup jika tidak memiliki minat, pun demikian sebaliknya. Bakat
merupakan anugerah/pemberian sejak lahir. Sedangkan minat bisa dilatih. Hal
inilah yang dirasakan oleh Makpon Mira Sahid, yang galau tingkat dewa
menghadapi keinginan anaknya. Kedua anak Makpon selalu berganti – ganti keinginan.
Terkadang ingin A, di lain waktu ingin B. Contohnya saja satu waktu ingin
belajar musik, namun di lain kesempatan kepengen jadi perenang nasional. Nah
bikin bingung donk ya,...maunya apa?. Padahal keduanya pasti membutuhkan biaya
yang tak sedikit kan...apalagi jika tidak diseriusi/tekuni.
Sejujurnya semua anak itu cerdas. Dan tergantung bagaimana
kita menstimulasinya. Agar anak dapat meraih cita -citanya, kita sebagai orang
tua perlu mendukung cita -cita anak dengan cara ; mengindentifikasi potensi anak,
mengarahkan dan membina, serta memotivasi. Seperti yang diutarakan oleh Howard
Garner, Professor di Harvard Univesity, bahwa tiap anak memiliki Multiple Intellegence.
Ibu Elisabeth T. Santosa atau yang lebih
akrab disapa mbak Lizzie, menjelaskan bahwa ada 8 kecerdasan majemuk yang perlu
diperhatikan orang tua sehingga anak dapat memperoleh masa depan yang lebih
baik, antara lain:
- Kecerdasan Linguistik atau kemampuan menggunakan kata – kata secara efektif , baik lisan maupun tulisan. Di masa yang akan datang anak yang memiliki kecerdasan linguistik cocok menjadi pendongeng, orator, artis, MC, dll. Untuk menstimulus anak bisa dilakukan dengan cara mendongeng, bermain puzzles, membuat percakapan, mendengar native speaker dll.
- Kecerdasan Matematis-Logis
Yang perlu diingat, kecerdasan ini tidak mlulu melibatkan kemampuan berhitung angka, melainkan lebih kepada penggunaan logika atau akal
sehat. Kita dapat mestimulasinya dengan
cara mengajak anak menghitung benda yang ada di sekitarnya, menyusun balok
sesuai dengan angka, warna dan ukuran.
Sejauh ini saya lihat Fadly
memiliki kecerdasan matematic – logis. Menyukai film/permainan teka teki atau
semacam detektif` yang membutuhkan logika dan akal sehat. Hhmm...jadi ingat serial yang lagi digandrungi Fadly, detektif Conan.
- Kecerdasan Spasial
Individu yang cerdas secara spasial, adalah individu yang mampu
mempresepsikan dunia visual -spasial secara akurat. Biasanya yang lemah dalam kecerdasan
ini sering kali nyasar ketika di jalanan. Hahaha ayo siapa ayooo? Contoh lainnya Tour
Guide, Seniman, Ahli bedah dll. Kebayang kalau tour guide gak bisa baca peta
dan sering nyasar, kasian banget turisnya ya :p Lalu apa yang bisa kita lakukan
untuk menstimulasinya? Mengajak anak bermain lego/play dough, crafting bersama
anak, memberi mainan geometris dan lainnya. Kegiatan membuat lego/playdough
sangat disenangi Fara. Kemungkinan Fara memiliki kecerdasaan ini. Semoga memang
betul ya dugaan saya.
- Kecerdasan Kinestetik Jasmani
Yaitu kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh olahragawan,
penari, aktris, mekanik dan lain – lain. Ini salah satu tipe kecerdasan yang
juga dimiliki kedua anak saya. Sama – sama gak bisa diam, suka sekali melompat,
berlari, berenang, dan senang sekali
menyentuh barang di sekitarnya. Cara menstimulasi mereka yang selama ini saya
lakukan antara lain; berolahraga bersama, bermain air bersama, menari mengikuti
musik dari radio (biasanya saya dan fara) atau terkadang bermain peran.
- Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini tidak hanya berkisar pada kemampuan menyanyi.
Dapat menari atau bermain alat musik mengikuti ritme sebuah lagu pun dapat
dikatakan memiliki kecerdasan Musikal. Di rumah yang kelihatan memiliki
kecerdasan ini ya Fara. Fara senang bernyanyi atau mengubah lagu. Saya dan pak
suami berusaha untuk menstimulasi kecerdasan Fara ini dengan bernyanyi bersama,
memberikan alat musik sederhana, mengubah beberapa lagu dan tidak lupa menari
bersama mengikuti gerak lagu.
- Kecerdasan Interpersonal
Yaitu kemampuan mempresepsi dan membedakan suasana hati,
maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Anak yang memiliki kemampuan ini
biasanya mudah bermain, bersosialisasi dan berkomuikasi dengan orang lain. Tak
heran anak yang memiliki kecerdasan ini pastilah memiliki banyak teman. Kita
dapat menstimulasinya dengan cara ; lebih sering meminta anak bermain dengan teman
sebayanya, mengajak anak ke luar rumah untuk bertemu banyak orang, membiasaan
anak pergi beraktivitas tanpa didampingi orang tuanya.
- Kecerdasan Intrapersonal
Ialah suatu kemampuan pada individu untuk memahami diri
sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Individu dengan
kecerdasan ini biasanya memiliki EQ yang tinggi, mampu membaca situasi untuk
merespon kondisi yang dihadapi. Stimulasi yang bisa kita lakukan antara lain; memotivasi
anak untuk tampil di muka umum, meminta anak membuat diari yang menuliskan
perasaannya dll.
- Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan majemuk yang terakhir yaitu kecerdasan Naturalis
di mana anak yang memiliki keahlian ini mampu mengenali dan mengkategorisasi
spesies flora fauna di lingkungan sekitar. Wah kalau urusan fauna, Fadly dan
Fara juaranya. Hingga detik ini sudah ada 3 ekor kucing yang siap menemani anak
– anak bermain. Mereka berdua dapat
menghafal bagaimana kebiasaan – kebiasaan masing – masing ke-3 kucing tersebut.
Cara menstimulasinya kecerdasan ini pun mudah, ajak anak bermain di halaman
terbuka, memberi hewan peliharaan, mengajak mereka ke kebun binatang untuk
mengidentifikasi nama – nama hewan.
Dari sini saya jadi belajar untuk mengamati dan
memperhatikan kira – kira Fadly dan Fara memiliki kecerdasan apa saja, dan hal
apa saja yang saya lakukan untuk melatih mereka berdua. Kan saya juga gak mau galau, seperti makpon
Mira Sahid yang bilang kalau menuruti keinginan anak untuk kursus ini itu perlu
biaya yang tak sedikit. Mbak Lizzie juga bilang kalau orang tua sebaiknya
memang tidak hanya menyiapkan uang tabungan
untuk pendidikan formal. Kemungkinan untuk sekolah formal insya Alah rejeki ada
saja. Tapi bagaimana dengan kuliah?Hhihihi makin pusing kan pemirsa...
Nah sesi berikutnya adalah sesi yang dinanti-nantikan. Hihihi
emak – emak kalau sudah bahas dana pendidikan, rambutnya berubah jadi rambut
singa semua. Pusiiing..... Untung bertemu dengan bapak T. Guntur Priyonggodo,
Kepala Cabang Jiwasraya. Sebelum
menjelaskan mengenai dana pendidikan, Pak Guntur bercerita mengenai
Asuransi Jiwasraya. Jiwasraya ternyata merupakan satu - satunya asuransi
kepunyaan pemerintah alias BUMN. Kalau punya pemerintah insya Allah aman donk
ya. Jiwasraya sendiri sudah hadir sejak jaman penjajahan Belanda atau di tahun
1859. Jadi 1859 – 2016 sudah berapa tahun itu?cukup tua yaa hahahaha. Kantor
cabangnya tersebar di seluruh Indonesia, jadi jangan bilang gak bisa dilayani
wong kantor cabangnya banyak kok. Yang saya suka, premi asuransinya bisa
dibayarkan melalui ATM atau secara online. Proses klaim asuransinya juga sangat
mudah dan tidak menyulitkan. Saat ini saja sudah ada 6 juta nasabah yang
mempercayakan asuransinya pada Jiwasraya. Tolak ukur yang baik karena banyak
orang yang percaya dengan perusahaan ini.
Jiwasraya lahir dari gagasan mulia untuk memberikan
pemahaman, pendidikan, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya merencanakan
masa depan dan menghadapi segala ketidakpastian dalam merencanakan masa depan
itu sendiri. Untuk itu hadirlah sebuah produk asuransi yang memberikan
kepastian pendidikan bagi sang buah hati, JS Prestasi. Lebih lanjut pak Guntur
menerangkan bahwa JS Prestasi ini dibuat sangat fleksibel, dimana orang tua
dengan bebas dapat menentukan perencanaan finansialnya sesuai dengan keinginan,
kemampuan dan kebutuhan.
Nah apa saja sih manfaat dari JS Prestasi ini.
- Perencanaan keuangan beasiswa yang fleksibel.
- Mudah memilih manfaat sesuai dengan keinginan dan kemampuan.
- Premi gratis setiap jatuh tempo tahapan.
- Manfaat dana jenjang pendidikan dapat diambil 6 bulan sebelum ulang tahun polis sehingga dimungkinkan dapat digunakan pada saat dibutuhkan.
- Dapat mengatasi penurunan nilai uang, karena manfaat menaik 5% setiap tahun secara majemuk.
- Pengembalian premi standar jika anak yang dibeasiswakan meninggal.
- Santunan 100% uang asuransi yang menaik 5% setiap tahun majemuk, jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi.
- Santunan 200% uang asuransi yang menaik 5% setiap tahun majemuk jika tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi akibat kecelakaan.
- Dibebaskan dari kewajiban pembayaran premi lanjutan jika tertanggung mengalami cacat total.
Untuk ada hal yang ingin ditanyakan atau butuh info lebih lanjut sila intip:
Atau hubungi call center (021) 1500151
Setelah penjelasan dari Pak Guntur, dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab. Wiiih nyaris semua peserta mengacungkan jari, penasaran ini
bertanya. Namun siang itu yang beruntung mendapat hadiah sebagai penanya
terbaik adalah Kak Denise dan Mbak Mariana. Kak Denise bertanya bagaimana
dengan anaknya yang sudah dibangku kuliah, berganti minat dan penjurusan. Mbak Lizzie menjawab orang tua sebagai role
model harusnya tetap menjaga dan menanamkan komitmen dan konsekuensi atas
pilihan si anak. Berika reward jika perlu. Sedangkan mbak Mariana bertanya
sejak kapankah anak sudah bisa dibuatkan asuransi? Walaupun belum bisa
didaftarkan, namun tidak ada salahnya anak sudah dapat dibeasiswakan sejak usia
3 bulan.
Acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang
kuis, dresscode terbaik dan livetweet terbaik. Terima kasih banyak KEB dan Jiwasraya,
alhamdulillah tambah lagi ilmu saya mengenai kecerdasan anak dan pentingnya
menyiapkan dana pendidikan bagi anak. Mudah – mudahan kami berdua diberi
kemudahan rejeki oleh Allah, sehingga tetap bisa menyediakan dana pedidikan
bagi Fadly dan Fara.
Sumber Foto : Andiyani Achmad |
Rencanakan yang Terbaik,
Dengan yang Terbaik,
Untuk yang Terbaik
Buah Hati Anda
jadi fadly dan fara masuk kecerdasan apa nih mak?
ReplyDeleteSemoga gak galau2 lagi deh nanti mau pada fokus di bidang apa hehehe
Berarti kalo usianya masih bayi, dikasihin aja semua stimulasi lewat permainan-permainan di atas gapapa kan mak? Anakku masih 10 bulan, lebih seneng duduk dan memerhatikan. Kalo dikasih mainan, lebih seneng diperhatikan sama dia beberapa menit trus baru dimainin :'D
ReplyDeleteBetul, mak. Prinsipnya nenek mak sally sama kaya nenekku. Dan semoga kita-kita semua merencanakan yang terbaik untuk masa depan anak-anak kita :) Semangat!
Rencanakan yang Terbaik,
ReplyDeleteDengan yang Terbaik,
Untuk yang Terbaik
Buah Hati Anda
suka banget quote itu mba, makasih sharingnya mba.
Fara lucu banget hihihi, ohya aku juga suka kucing, melihara dari waktu se Fara, ambil di pasar waktu itu. Kecerdasan dan pendidikan anak emang harus dipersiapkan banget ya Mba, jadi mikir ini. Mumpung belum punya anak dan belum menikah juga, harus lebih giat menabung ya :D
Anak sekarang emang lebih pinter & nyeni dibandingkan jaman aku kecil hihihi. Peer banget buat nyiapin masa depan & mengembangkan bakat + minatnya huhuuh *curcol*
ReplyDeleteBuat anak pasti mau yang terbaik ya maaak, biar ga galau, hehehe.
ReplyDeleteDari 3 bulan sudah bisa? Aku was-was sih mbak kalo mau asuransikan pendidikan anak, gaji bulanan belum pasti. :(
ReplyDeletehihi fara lucu mimiin boneka
ReplyDeletebiaya pendidikan skr mmng cihuy ya. ortu hrs punya perencanaan yg tepat, rajin menabung plus ikut asuransi :)
Iyeees, semua anak itu cerdas.
ReplyDeleteMasa depan anak penting untuk direncanakan sejak dini
Salut deh sama neneknya mak Sally.Tapi orangtua jaman dulu emang gitu ya mak. Pengennya anak-anaknya kuliah di bidang yang keliatannya menghasilkan aja.. Hehe. Kalo sekarang Fara atau kak Fadly mau jadi penyiar radio boleh kan maaak? Hihii
ReplyDeleteAlmarhum neneknya Mbak Sally kayak ibuku. Biar kata harus jual emas ngga apa-apa asal anaknya semua sekolah tinggi.
ReplyDeleteSemoga cita cita Fadli dan Fara terkabul...
ReplyDeleteSbg ortu kita berusaha terbaik mengantarkan ke sana dgn pahami kecerdasan majemuk dan siapkan dana
semoga sebagai ortu masa kini kita dapat memberikan yang terbaik buat anak2 kita kelaaak ya Maak...
ReplyDeleteAh Fadil n Fara moga terwujud cita2nya yaaa
Aku nggak sempet ketemu nenek Mba. Beliau meninggal pas aku masih bayi, hiks.
ReplyDeleteNgomong-ngomong soal pendidikan, semua orangtua menginginkah yang terbaik buat anak-anaknya ya. Dan mau tidak mau itu berkaitan dengan ya dana dana, hihi.
Harus siap-siap dari sekarang, walo anakku masih kecil :)
aku sering banget baper deh mak kalo ngomongin masa depan anak, pinginnya pasti yang terbaik malah jauh lebih baik dari orangtuanya masing2. ibaratnya mah kalo kudu banting tulang dijabanin demi si anak pendidikannya bagus dan lebih kece :)
ReplyDeleteSemoga cita-cita fadil dan fara tercapai ya mak.
ReplyDeleteEmang ya orang tua dulu prihatin banget hidupnya demi sekolah anak-anaknya. Makanya banyak orang sukses dari pengalaman keprihatinan itu
ReplyDeleteamiiiinnn untuk doanya mak sally :) semoga tercapai cita2nya mak
ReplyDeletemateri yang menarik nih mba sally tentang 8 kecerdasan itu.. wah harus mempetakan bakat anak nih biar ketahuan yang menonjol yang , baru deh mikirin biayanya yak... hahhaha
ReplyDeleteAmin mak buat doanya...betewe.. nama anaknya sama ama nama anak saya.. fadli
ReplyDeleteGw tau nya jiwasraya ini ttg asuransi kalo bikin SIM doang hehehe, ternyata ada pendidikan nya juga
ReplyDeletewewh acaranye seru dan ilmunya yang paling penting ya mak?kita jadi mau ga mau menyiapkan dana pendidikan anak sedari dini huhuhuhuhuhuhu
ReplyDelete