expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

01 February 2018

Kaki Gemetar, Selfie Tetap Lancar di Plant 14, Kompleks Pabrik Indocement Citeureup

Pemandangan Komplek Pabrik Indocement Citeureup


Manteman masih ingatkan, kunjungan saya dan teman - teman blogger ke pabrik Indocement yang berlokasi di Citeureup beberapa waktu lalu? Ketika itu, PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (Indocement), mengajak saya dan teman - teman mengunjungi area konservasi yang berada Quarry D. Di sana itu kami disuguhi pemandangan aneka tanaman perkebunan dan mata air yang bening dan bersih.


Baca juga





Nah, Rabu 24 Januari 2018 lalu, giliran kami diajak mengelilingi Plant 14, yang merupakan Plant terbaru dari Indocement. Groundbreaking nya sendiri sudah dari Oktober 2013. Namun diresmikan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Bapak Airlangga Hartanto pada Oktober 2016 lalu. Pembangunan Plant 14 memakan waktu hingga 3 tahun.
Ini dia Plant 14



Sebelum berkeliling, kami mendengar penjelasan bapak Dhika dan bapak Yatimun mengenai safety induction dan kondisi Plant 14. Setelahnya kami diminta mengenakan safety shoes, vest, dan masker demi keselamatan selama factory visit. Setiap pekerja dan tamu yang berkunjung, harus mengetahui life saving rules. Ada area terbatas yang tidak bisa sembarangan orang masuk tanpa pengawasan. Jika terjadi keadaan darurat, kita diminta naik satu lantai lebih tinggi. 

Safety shoes ✓ Vest ✓ masket ✓, kamipun diajak naik ke lantai 3 di gedung kantor Plant 14. Ada apa ya? Ternyata di lantai itu terdapat CCR atau Central Control Room, yaitu sebuah pusat pengendalian temperature, pengawasan bahan baku hingga penggilingan akhir semen diawasi secara komputerisasi selama 24 jam tanpa henti.


Ruang CCR


Sebelum kami turun menuju pabrik, bapak Wirya Santika, Manager Plant 14 menghampiri kami, berkenalan  dan menjelaskan kinerja Plant 14, berapa banyak hasil semen yang diproduksi di Plant 14 per harinya.



Plant 14 memiliki teknologi peralatan quarry, sistem transportasi dan storage termutakhir, termasuk tambahan satu unit limestone crusher dengan kapasitas 2.000 tons/jam. Plant 14 juga memiliki fasilitas penunjang produksi yang canggih, laboraturium quality control dilengkapi dengan teknologi robotik termodern untuk memastikan kualitas produksi yang konsisten. Pengantongan semen dan pusat dispatch terbesar di dunia dengan lima lini fasilitas otomatis penuh. Total kapasitas 9.000 palet perhari dan 360.000 kantong perhari.





Factory Visit Hingga Menikmati Pemandangan di Suspension Preheat


Oke, kami siap berpetualang 😂. Saya dan teman-teman bergegas keluar ruangan dan berjalan sesuai di jalur yang ditentukan. Iya donk, walaupun kami yang datang mengenakan vest berwarna hijau stabilo, namun jika truk besar dan tinggi yang lewat belum tentu bisa melihat kami di bawah. Oleh sebab itu disediakan jalur untuk pejalan kaki.



Pertama - tama kami menjumpai coal mill dan raw mill di kejauhan. Di kedua tempat ini, bahan baku semen dihaluskan agar mudah dibakar. Berbelok sedikit, kami menjumpai Kiln (pemanas) atau jantungnya Indocement. Pemanas ini berfungsi untuk memasak eh menanak semen. Semua bahan baku pembuat semen dicampur terlebih di dalam tabung, untuk selanjutnya dimasak dengan suhu 1.400°C, diameter Kiln sebesar 6m, dengan panjang 90m. Kebayang ya kalau jatuh mah...😁


Yuk keliling pabrik



Plant 14 merupakan satu - satunya pabrik Indocement yang berbentuk U, memutar untuk proses produksinya. Di depan lift, nampak dua buah Silo (tangki) semen, dan di sebelahnya ada Silo klinker, yaitu semen yang masih setengah jadi. Hihi kesempatan langka, bergantian saya dan teman - teman berfoto di depan Silo.


Oke, lift yang dinanti - nanti akhirnya datang juga. Yes, kami semua akan diajak naik ke Suspension Preheat area, tempat di mana bahan baku semen dipanaskan sebelum masuk ke tanur putar, yang merupakan tempat tertinggi di Plant 14. Di lantai 11 lift pun berhenti, kami bergegas keluar satu persatu dan….takjub dengan pemandangan yang tersaji di depan mata.



Foto ini dari ketinggian 150m, tapi gak berani lihat ke bawah😜


Tak cukup tinggi, rombongan mengajak naik lagi ke lantai atas menggunakan tangga. Duh, sebetulnya saya takut ketinggian. Apalagi lantai Suspension Preheat ini bolong - bolong, tembus pandang ke bawah. Jadi setiap kali saya melihat ke bawah, kaki rasanya lemas🙈 tapi kok sayang ya kalau tidak naik sampai atas. Bismillah, modal nekad saya pun mengikuti rombongan untuk naik dan foto - foto di sana *teteup😁.


Begitu dijepret, tangan langsung pegangan vest, sebelumnya pegangan tiang😝



Deg2an terbayar sudah



Selesai foto - foto, kami pun turun menuju lantai dasar. Keluar lift, kami kembali berjalan menuju gedung kantor, namun sebelumnya di sisi kiri nampak mesin Raw Mill, tempat bahan baku dihancurkan secara vertikal, setelahnya baru dikirim menuju Kiln.





Plant 7/8 AFR


Selesai dari Plant 14, rombongan kami menuju Plant 7/ 8. Di sini merupakan tempat pemrosesan AFR atau Alternative Fuel and Raw Material, yaitu tempat bahan bakar dan bahan baku alternatif. Semua kompleks pabrik Indocement mampu  untuk menggunakan bahan bakar  alternatif. AFR yang digunakan terdiri dari limbah B3 dan non-B3. Sayangnya kami tidak dapat masuk ke AFR karena adanya B3, atau Bahan Beracun dan Berbahaya, jadi intip dari luar saja deh.



Indocement memiliki ijin untuk mengolah limbah B3  sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakar tersebut ialah;
  • Sludge oil
  • Plastik terkontaminasi
  • Cat bekas
  • Limbah tekstil terkontaminasi

Sedangkan bahan bakar alternatif (Limbah non-B3) yang digunakan Indocement, antara lain:
  1. Sekam padi
  2. Serbuk gergaji
  3. Kertas dan karton bekas
  4. Refused Derived fuel
  5. Ban bekas

Kesemua limbah yang digunakan ini berasal dari pihak ketiga, limbah Indocement maupun limbah dari desa mitra.


Sampah - sampah yang diterima sudah dalam keadaan dipipah, lalu dihancurkan dan diproses menjadi bahan bakar, total produksi bahan bakar alternatif mencapai 300 ton per hari.  Cukup untuk bahan bakar Plant 8 Indocement.



Aneka limbah yang dijadikan bahan bakar alternatif



Bio Drying Demo Plant


Sampailah kami di tempat tujuan terakhir, yaitu Bio Drying Demo Plant. Tempat ini merupakan proyek percontohan Indocement dalam mengelola sampah rumah tangga menjadi bahak bakar alternatif. Kali ini kami ditemani mas Angga, yang menjelaskan sebagai usaha menuju zero waste, Indocement membuat Bio Drying sebagai proses pengolahan sampah yang menggunakan metode co - processing.


Metode yang digunakan adalah pengeringan dengan fermentasi mikroorganisme dari sampah kota yang mengandung komposisi material, yang mudah diuraikan mikroorganisme (decomposable) dengan metode dekomposisi mikroorganisme dalam kondisi ketersediaan oksigen yang cukup (aerobic).



Menurut mas Angga, sampah masyarakat Indonesia terdiri dari 60% air sehingga sulit dibakar. Oleh sebab itu sampah - sampah tersebut perlu dikeringkan hingga air hanya tinggal 20%. Di Bio Drying ini, sampah - sampah dari masyarakat dikeringkan menggunakan Membran Cover, sejenis terpal yang mempunyai pori - pori kecil, anti air di bagian luar. Terpal ini khusus didatangkan dari Jerman, bekerja dengan cara menyerap panas di dalamnya. Pengeringan sampah ini berkisar anatar 21 - 25 hari agar kering sempurna. Mas Angga bilang, kurang lebih sebulan lah...sampah - sampah ini akan kering kaya kerupuk😝.



Mengapa menggunakan metode Bio Drying? Karena metode ini meminimalisasi pencemaran udara akibat bau sampah serta menekan perkembangbiakan lalat. Iya sih selama kami di sana, dari jauh tak berbau. Namun jika kita dekati, benar - benar didekati loh ya….baru deh kecium bau sampah 😁. Lalat juga nyaris tidak ada, tidak seperti tempat sampah pada umumnya.



Sampah yang dihasilkan ialah refused derived fuel ( RDF) yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif oleh Indocement. Dalam satu kali proses, RDF yang dihasilkan hingga 110 ton. Dan Bio Drying Demo Plant ini mampu mengolah sekitar 220 ton sampah. Saat ini, bahan bakar di Indocement menggunakan 20% bahan bakar dari  limbah sampah, sisanya dari batubara.



Ditemani mas Angga, yang menjelaskan proses Bio Drying



Selesai mengunjungi Bio Drying Demo Plant, berarti selesai juga petualang saya hari ini😂. Rombongan lansung meluncur ke acara puncak, yaitu makan siang bersama😝😂😂. Terima kasih banyak Indocement untuk kesempatan dan keseruannya, semoga kita berjodoh di lain kesempatan. 👏👏👋👋 Tabik.

22 comments

  1. Hahaha, aku ngeri pas kita mau turun mbak. Goyaang2 gitu besi yg kita injak.

    ReplyDelete
  2. Asyik banget Mbak. Saya pengen banget bisa foto di ketinggian seratusan, belum tercapai nih. (Padahal takut ketinggian juga).
    Tapi takut itu wajar kok, karena melakukan sesuatu yang baru

    ReplyDelete
  3. kamu naik sampe paling atas, mbak? aku gak berani loh :((((

    ReplyDelete
  4. Duuh...kalau saya yang diajak naik ke tempat tinggi seperti itu, belum tentu mau, Mbak hihihi.... Takut ketinggian soalnya.
    Salut dengan Metode Bio Dryng-nya, karena bisa membantu permasalahan sampah yang ada di masyarakat ya...

    ReplyDelete
  5. Wah kemarin cuma diundang ke tempat CSR nya aja saya. Kapan ya diundang lagi hehe..

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah... Berarti indocement ini peduli lingkungan yaaa.... Semoga dicontoh oleh pabrik2 lain supaya mikirin tentang AMDAL dan ANDALnya juga...


    Huhuuuu, aku yo pengen ngerasain factory visiiit

    ReplyDelete
  7. Aku kalo poto diketinggian jg ngeri2 sedap

    Ternyata semen itu dimasak juga ya. Yang bagus krn limbahnya dijadiin bahan bakar, bkn dibuang merata-rata. Jd gak ganggu masyarakat sekitar

    ReplyDelete
  8. Ternyata pemandangan dari atasnya keren ya mbak, hijau. Semoga pabrik-pabrik di Indonesia semuanya seperti ini, jadi kan tidak mengganggu masyarakat sekitar

    ReplyDelete
  9. Wah pemandangannya bagus banget. Wah sampah di masyarakat ternyata 60% ya banyak banget, asyik nich di pabrik ini limbahnya dijaga banget. Andai semua sektor di Indonesia peduli sama limbah pasti bersih ya negara kita ini

    ReplyDelete
  10. seru bangeet selfie selfie di pabriik. jadi pengen deh ngunjungi pabrik kayak gini, apalagi yang limbahnya diperhatikan banget

    ReplyDelete
  11. Pas naik ke atas itu aku merasa kita kayak lagi rekreasi. Abis view nya cakep : )))

    ReplyDelete
  12. Seru banget perjalanannya yak. bisa visiting pabrik dan mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi. bonusnya terkadang kita bisa menemukan hal menarik dan spot seru. salah satunya view dari ketinggian dan sudut selfie yang keren. berasa gimana gitu ya... rekreasi dan happy

    ReplyDelete
  13. bisa bayangin betapa deg2 an mba sally tuh ketika di atas gedung hehe.. saya baru tahu loh mba kalau Indocement menggunakan RDF sebagai bahan bakar. Bagus karena mereka tetap berusaha untuk tidak terlalu merusak lingkungan.. saluuut

    ReplyDelete
  14. Factory visit seperti ini pasti seru sekali. Banyak ilmu dan pengalaman baru yang didapat. Wah, ternyata Indocement mengaplikasikan ecoliving dalam induatrinya ya. Salut.

    ReplyDelete
  15. di kampung sy jg ada pabrik semen padang..tp blm pernah masuk ke pabriknya
    baru dekat bukit tambang semennya..itu juga ga dekat
    btw...sy juga takut ketinggian
    klu saya ikutan mungkin udah menggigil duluan naik tangga tinggi gitu hihihihi

    ReplyDelete
  16. Waw dejavu mbak aku baca postinganmu ini.. 13 years a go.. aku kerja di salah Satu milling.. biasa naik turun tangga.. wakakka coba kalau sekarang.. kayaknya gemeter jg kayak mbak Sally.. eh bahkan aku langsung mengas..

    ReplyDelete
  17. Byo drying demo plant ini yang muantap,, semoga nanti juga muncul kesadaran masyarakat untuk mencontoh juga. Jadi kita sedari dini sudah siap-siap untuk hadapi fase bahan bakar fosil yang semakin lama semakin tipis dan habis,

    ReplyDelete
  18. wow dalamnya megah banget ya mba, kalo orang sunda bilang mah waas hehe.. aku lumayan sering lewat pabrik indocement ini mba kalo lagi ke bogor, soalnya rumah nenek di daerah citereup juga

    ReplyDelete
  19. sumpah serem banget,tapi saya salut ada kunjungan kayak gini, transparan

    ReplyDelete
  20. Wah seru banget disana, pabriknya ternyata luas dan megah banget. Yang lebih kerennya sudah banyak teknologi canggih yang ada disana :D

    ReplyDelete
  21. Wah seru ya berkunjung ke pabrik gini. Kebetulan pernah dulu kerja di pabrik dan emang ketat banget. Jadi inget, dulu jalan aja ada jalurnya. Kalau salah ditegur

    ReplyDelete
  22. wadaw kunjungan pabrik ya mba sally kayanya seru tuh klo rame rame kesana. Serta semua yang berkunjung harus menggunakan alat keselamatan lagi. Benar benar disana mengutamakan keselamatan dalam bekerja. tapi hebat ya mereka mengolah limbah jadi sesuatu yang berguna gitu

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall