expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

12 May 2018

Mari #SebarkanBeritaBaik agar Kedaulatan NKRI Tetap Terjaga.







Surabaya diguncang bom. Setelah beberapa hari sebelumnya, terjadi peristiwa mencekam di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Bom yang meledak dilakukan oleh segelintir orang dengan cara menempelkan bom tersebut di  badan dan meledakkan diri, bom bunuh diri.
Dalam beberapa hari ini, masyarakat ramai memberitakan mengenai kejadian tersebut. Tak hanya media  cetak maupun media sosial, di beberapa grup whatsApp yang saya ikuti, perbincangan mengenai teror bom pun ramai. Dari pagi hingga malam, beragam percakapan terjadi. Awalnya saya senang mendiskusikan bersama anggota grup. Namun ketika berbagai berita yang diragukan kebenerannya mulai seliweran, mata rasanya lelah, apalagi jika diakhiri kalimat "dari grup sebelah, mohon sebarkan demi kebaikan", handphone langsung saya matikan, lelah. 


Tak sekali dua kali, pesan berantai model begini berseliweran di grup whatsApp. Dan sebalnya si penyebar berita tak pernah mengecek apakah kejadian itu benar adanya. Sebut saja beras plastik, telur ayam palsu,  dan kejadian teror bom ini tak luput dari berita hoax yang bertebaran. Dan jujur saja, untuk beberapa orang hal ini dianggap meresahkan dan membuat mereka panik tak karuan.


Seorang ibu di grup whatsApp sekolah sempat mengaku parno ketika mengkonsumsi telur ayam, takut yang dia makan adalah telur ayam palsu. Atau berita mengenai beras plastik lalu, dia jadi merasa was - was dan memilih tidak mengkonsumsi nasi. "Hidupku jadi gak tenang mbak, ini benar apa enggak sih mbak?" tanya saat itu. Tuh kan, kalau apa - apa tidak mencari kebenaran suatu berita, semua ditelan mentah - mentah, kita juga yang repot😂.


Itu baru di grup whatsApp, bagaimana dengan sosial media? Kebebasan mengemukakan pendapat di era digital ini terkadang kelewatan. Ujaran kebencian dan bully di mana - mana. Pilkada lalu sebagai contohnya. Jelang pilkada DKI, beragam cuitan, status, meme, dan berita dengan konten negatif bertebaran di beranda. Umpatan dan makian berseliweran seolah - olah itu hal yang biasa. Dan hal ini sukses membuat orang terprovokasi.


Saya jadi ingat selama masa pilkada itu dua bapak tetangga dekat rumah jadi bermusuhan tak saling sapa. Padahal tadinya mereka berdua adalah tetangga yang sering menghabiskan waktu bersama. Belakangan saya pun diberi tahu, penyebabnya hanya karena mereka saling menuliskan status yang membela pilihan masing - masing dengan membabi buta saat pilkada, menyerang dengan ujaran kebencian dan  tidak saling menerima perbedaan pendapat, keduanya memutuskan tali silaturahmi. Kalau sudah begini pepatah menang jadi abu, kalah jadi arang benar adanya. 


Tak sedikit orang yang memanfaatkan keadaan dengan membuat berita simpang siur dan mengunggahnya ke sosial media. Seperti saat gempa beberapa waktu lalu. Di beranda facebook saya, banyak orang yang membagikan/share bahwa di lokasi gempa banyak jalanan yang retak/amblas dengan foto - foto yang menunjukkan kondisi jalan yang cukup parah. Namun setelah diamati dengan seksama, ternyata foto tersebut adalah gempa beberapa waktu lalu yang terjadi di luar negeri dan kejadiannya sudah cukup lama. Nyebelin kan...



Dalam Coffe Morning yang digelar Kapolda Metro Jaya di gedung Promoter, Rabu 9 Mei 2018 lalu, bapak Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan bahwa ditengah masifnya berita hoax dan ujaran kebencian di media sosial, terlebih jika dikaitkan dengan politik, sejogjanya netizen dapat lebih bijak dalam mencerna dan menggunakan sosial media agar tidak mudah terprovokasi atas berita yang belum jelas kebenarannya.



Pak Argo bilang, dari pada kita sibuk share berita sana sini tanpa tahu benar atau tidak, lebih baik kita #SebarkanBeritaBaik , agar kedaulatan NKRI tetap terjaga. Benar juga ya, banyaknya berita negatif dan ujaran kebencian akan membuat persatuan dan kesatuan bangsa pun terpecah. Terlebih jika dikaitkan dengan SARA . Wah bisa - bisa terjadi perang saudara di bumi Pertiwi ini. 


Akan lebih baik jika kita justru menghasilkan karya terbaik yang menghiasi akun sosial media, blog atau vlog, dengan beragam konten positif. Kapolda Metro Jaya dalam upaya untuk menjaga Kedaulatan NKRI dan menghalau berita - berita negatif, mengadakan lomba  #SebarkanBeritaBaik di sosial media, blog dan vlog. Dengan mengangkat tema 'Mari Bersatu Menjaga NKRI', lomba ini digelar dari tanggal 9 Mei - 22 Juni 2018. Pengumuman pemenang pada 1 Juli 2018 bertepatan dengan hari jadi Bhayangkara. Hadiah lombanya sukses bikin ngiler, mulai dari sepeda motor, laptop, kamera, ponsel dan yang paling asyik, pemenangnya berkesempatan meliput kegiatan Kapolda berpatroli udara dengan Helikopter. Hahaha keren kan....


Harapan saya sih dengan adanya lomba ini, beranda sosial media akan lebih adem  dan tentram, khususnya menuju Pilpres 2019 nanti.  Masyarakat pun akan semakin pintar dan bijak menggunakan jempolnya untuk selalu mengecek keabsahan berita dan informasi yang diterima. Mampu menahan diri dan menahan jempol untuk menyebarkan hoax. Jangan mau kalah sama handphone, masa handphone nya sudah smart, eh orangnya enggak 😂😂😂. Yuk, mari sebarkan berita baik dan dapatkan hadiahnya😍😍😍😍.

1 comment

  1. Mari! betita hoax sampai di kita aja. Kalau bukan kita siapa lagi yang jaga NKRI. Yuk #Sebarkanberitabaik

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall