expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

17 November 2018

#RevolusiKeluarga4 di Era Industri 4.0




Setelah ASIX, MPASI, toilet training, tantrum, pemilihan PAUD, hari pertama sekolah, masalah berikut yang tengah kami hadapi sekarang di rumah adalah bagaimana menjelaskan mengenai pendidikan sex pada anak-anak. Kami tidak ingin pendidikan sex yang harusnya didapat dari orang tua, justru diterima duoF dari teman atau pun lingkungan. Hmmm....jadi Orang tua ternyata tak habis waktu belajar ya 😎😙.

Tak hanya itu, penggunaan gadget di rumah pun menjadi hal yang perlu diperhatikan. Saya dan pak suami tidak melarang duoF berkenalan dengan teknologi, apalagi saat ini kita menuju ke Industri 4.0, hal yang tak mungkin tidak bersentuhan dengan teknologi. 


Kalau pak suami berprinsip, dikenalkan lalu dibimbing dan diawasi, saya lebih menekankan pada tujuan penggunaan gadget, jangka waktu pemakaian, dan manfaat apa yang didapat. Iya, kami berdua berusaha agar anak-anak tetap update dengan teknologi tapi juga tidak disalahgunakan penggunaannya.

Dari sebuah seminar parenting beberapa tahun silam yang saya ikuti, ibu psikolog menceritakan mengenai sebuah kasus pornografi yang menimpa seorang remaja di Amerika Serikat. Sang remaja terpapar pornografi melalui perangkat teknologi yang ia miliki sejak usia muda. Proses penyembuhannya memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang tak sedikit. Dengan suara terbata - bata, ibu Psikolog berpesan kepada peserta yang hadir untuk selalu mengawasi penggunaan gadget pada anak, dampingi dan awasi anak ketika menggunakannya.

Keluarga di era Industri 4.0

Era Revolusi Industri, 4.0 bisa saja menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga Indonesia. Hadir dalam acara Temu Blogger dengan tema "Pembangunan Keluarga di Era Industti 4.0", Dr. dr. M. Yani, M.Kes, PKK, selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN. Dalam acara tersebut, beliau mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini mampu mempengaruhi segala aspek kehidupan.

Keluarga merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan manusia di era Revolusi Industri 4.0, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada pencapaian bonus demografi.
"Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural," jelasnya.



Salah satu tantangan sebagai orang tua harus mampu menyaring dan memilah informasi yang perlu diterima anak. Namun kenyataannya banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga informasi yang seharusnya diterima anak menajdi terabaikan. Apalagi teknologi tidak akan pernah berjalan mundur, bukan?

Di kesempatan yang sama, Psikolog Roslina Verauli mengatakan dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini bagaikan dua sisi mata uang. Satu sisi, teknologi memudahkan, mendekatkan jarak yang jauh. Di sisi lain, teknologi membuat bonding antara anggota keluarga berkurang. Coba deh lihat WA grup yang selalu ramai obrolan, namun ketika ada pertemuan keluarga justru sepi, diam seribu bahasa. 


Menurut mbak Verauli, menjadi tugas bersama untuk menghadapi tantangan dampak di era Industri 4.0 nanti. Keluarga haruslah kuat, kokoh dan tangguh, serta mampu bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik. Berkomunikasi lah secara intens antar anggota keluarga sehingga bonding yang tercipta tetap terjaga.

Mbak Verauli mengingatkan, kebersamaan antara anggota keluarga bisa didapatkan dengan cara makan bersama di meja makan. Kampanye makan bersama di meja makan ini cara lain untuk tetap melakukan aktivitas bersama - sama anggota keluarga. Intinya sih duduk ngeriung ngumpul dan menghabiskan waktu bersama. 

Kampanye di atas justru mengingatkan saya akan nasihat dan kebiasaan nenek yang mengajak kami, anak dan cucunya untuk meluangkan waktu makan bersama di meja makan. Hingga kini masih terbayang diingatan, percakapan yang sering kami lakukan di meja makan. Mulai dari nasihat, aktivitas harian yang kami lakukan,  hingga gosip artis dan tetangga sebelah rumah. Sederhana namun berkesan.

Semoga keluarga - keluarga di Indonesia kembali menerapkan Kampanye ini, kembali berkomunikasi dengan anggota keluarga, meluangkan waktu yang berkualitas dengan anak, sehingga terwujudnya keluarga yang kokoh, yang mampu menjadikan Indonesia jadi lebih baik lagi. Karena bangsa yang kuat berasal dari keluarga yang tangguh.


23 comments

  1. Kembali pada tatanan dalam keluarga yang mumpuni ya. Maka revolusi industri 4.0 dapat santai di lalui dan nikmati.

    ReplyDelete
  2. Salut buat para orangtua saat ini! Tantangannya banyak banget. Tapi aku yakin Mbak Sally dan suami bisa membangun komunikasi keluarga di revolusi industri 4.0 ini

    ReplyDelete
  3. Aku juga masih berusaha biar keluargaku bisa punya komunikasi yang baik

    ReplyDelete
  4. Aku tertarik banget dengan pemaparan semua narasumbernya ya Mba.
    Pengen banget deh ikutan talkshow pembangunan keluarga di era 4.0

    ReplyDelete
  5. Ayo kembali ke makan bersama yang sudah jarang kita lakukan

    ReplyDelete
  6. komunikasi antar keluarga memang penting bgt ya biar kita bisa selalu mengetahui apa dan gimana yang terjadi setiap harinya, keterbukaan antar keluarga membuat rasa persaudaraan semakin dekat

    ReplyDelete
  7. Lagi lagi harus jaga komunikasi ya. Kalau kagak bisa ada orang ketiga nih! Bener juga sih kata mama ku. Jaga omongan dan perasaan oranglain. Terus juga sering-sering kasih waktu buat ngumpul bersama keluarga.

    ReplyDelete
  8. Yuk kita bangun keluarga yang berkarakter untuk hadapi era industri 4.0

    ReplyDelete
  9. Saatnya kembali menggalakan berkumpul bersama saat makan, untuk mendekatkan komunikasi antar anggota keluarga

    ReplyDelete
  10. revolusi diberbagai bidang mau ga mau memang berpengaruh ke keluarga. sebagai orang tua memang sepatutnya meproteksi anak-anak dari dampak negatif

    ReplyDelete
  11. itu bahaya gadget ya pornografi. ke depannya anak bisa menjadi pemerkosa atau pedofil. ini menyeramkan dan menjadi kuman dalam masyarakat. semoga kita bisa mengawasi gadget pada anak.

    ReplyDelete
  12. Keluarha masa kini yg harmonis dengan kembali ke meja makan. Mantab!

    ReplyDelete
  13. iya meskipun jaman sudah berubah tapi acara makan bersama keluarga adalah budaya yang ga akan lapuk dimakan jaman. sudah terbukti keluarga yg sering makan bersama punya bonding lebih kuat dibandingkan yg ngga

    ReplyDelete
  14. Untuk saya agak susah nih, secara anak² udh remaja semua. Tapi saya mencoba menerapkan ini kembali, di meja makan no gadget dan hrs selalu rutin makan bersama

    ReplyDelete
  15. Memang penting banget ya mbak, ngobrol-ngobrol santai alias quality time bareng keluarga. Yuk kembali ke meja makan. Kalau ga ada meja, di bawah pun gak masalah yang penting komunikasi saling mengisi dan memahami. Hehe

    ReplyDelete
  16. Tak dipungkiri memang era jaman now para keponakanku aja yang balita udah suka gadget terutama lagu baby shark dudu sama twinkle2 dan doa2 pendek di youtube heuheu, pas makan anak-anak diajak kumpul bersama biar biasa sampai dewasa :)

    ReplyDelete
  17. Revolusi industri ternyata berdampak langsung thd keluarga ya.. jangan sampai anak2 kita jd korban dampak negatif kemajuan teknologi

    ReplyDelete
  18. iya bener.. harus siap berevolusi keluarga mba sal

    ReplyDelete
  19. tiap tahun beda tantangan yaa ngurus anak. Menumbuhkan fitrah seksualitas juga perlu, lho. Ini cakupannya lebih luas dibanding pendidikan seks.

    ReplyDelete
  20. Setuju ni anak2 tetap di kenalkan dengan tekhnologi tapi tetap dalam pengawasan ya , inilah tantangan orangtua jaman now hrusa ekstra demi masa depan ank2

    ReplyDelete
  21. Segala yang terjadi di luar memang suka ngga suka harus kita imuik ya.
    Membangun kekuatan keluarga itu yang perlu dilakukan

    ReplyDelete
  22. Kudu banget kita hadapi tantangan keluarga di masa kini dan masa depan
    --kindly visit my blog bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  23. Makin deras arus informasi, makin pesat perkembangan teknologi digital makin ketar ketirlah hati org tua hahahaha. Klo aku mah intinya Bismillah dan jalani saja rumah tangga sesuai aturan mainnya dan komunikasi kudu bgt bener. Biar ngga tambah puyeng

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall