expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

30 June 2019

Warisan Leluhur dalam Nikmatnya Legit Kental







Salah satu kenangan masa kecil saya bersama nenek adalah menikmati secangkir teh di sore hari, ditemani aneka camilan atau bahkan hanya teh saja. Bahkan sesaat sebelum Fara lahir, saya dan nenek masih suka ngeteh di teras samping rumah sambil memandang jalanan depan rumah yang selalu ramai. Oiya ghibah sesaat tak ketinggalan 😂



Nenek lah yang memperkenalkan  saya dengan teh. Yah maklum saja, ketika saya kecil, nenek hanya mampu membeli teh sebagai minuman utama saya. Harga susu waktu itu tak terjangkau penghasilan nenek yang seadanya. 



Teh racikan nenek yang masih membekas diingatan saya, yaitu perpaduan teh melati dan sedikit teh hitam. Nenek selalu membeli teh dalam bentuk bubuk/bungkusan, lalu mencampurnya sendiri. Disajikan saat panas atau dingin, sing ada lawan, sepet, kental, serta wangi melati yang menggoda.


Tapi eh tapi, tradisi minum teh sendiri sebenarnya aktivitas yang diperkenalkan oleh Belanda saat menjajah Indonesia. Apalagi saat pedagang Cina masuk ke Indonesia di abad ke 17. Saat itu minum teh gak hanya karena haus😀😆 tapi  memiliki fungsi sosial, ya sosialisasi, diskusi atau ngobrol. Pokoknya gak gahul kalau gak minum teh, gitu kali ya....


Apalagi dulu tuh ya, teh yang kita konsumsi bukanlah teh terbaik yang dihasilkan. Teh terbaik yang ada saat itu diekspor ke Eropa. Jadi biar tetap nikmat, racikan teh yang ada ditambahin kuncup daun melati yang wangi. Jadi rasa teh yang ngehits saat itu sepet, kental dan wangi melati.


Untuk itu, PT CS2 Pola Sehat, yang telah berkontribusi selama lebih dari satu dekade dalam memproduksi teh, menghadirkan produk yang unik dan cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan Bapak Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication OT Grup, saat peluncuran produk terbaru mereka Legit Kental di Cendrawasih Hall, JCC Jakarta.





Bapak Harianus bilang kalau pangsa pasar  teh dalam kemasan masih cukup potensial, meskipun saat ini menjamurnya berbagai varian teh dan minuman lainnya. Bagaimana pun minum teh sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia.

Hadir di acara peluncuran Legit Kental, mbak Ratna Somantri, pakar teh Indonesia, mengatakan bahwa ada standar tertentu bagi masyarakat Indonesia untuk minum teh.  Cita rasa teh asli Indonesia mestilah Legit (rasa manis yang pas) dan Kental ( pekat) yang memiliki filosofi kesempurnaan dan keaslian yang mampu mempererat persahabatan yang sesungguhnya. 





Legit Kental sendiri diproses dengan kombinasi teknologi touchless PET aseptic cold filling dan ultrahigh temperature.  Jadi yakin donk kalau bahan dalam kemasan tetap terjaga mutunya. Legit Kental juga menggunakan ekstrak teh 2x lebih banyak, 2x lebih terasa dan 2x lebih bermanfaat.  Daun teh premium yang mengandung zat antioksidan, thearubigins, dan thearuflavins, di mana zat - zat tersebut berkhasiat sebagai anti inflamasi, menghambat generasi radikal bebas. 


Legit Kental menggunakan gula batu untuk memberikan cita rasa manis yang unik, pas dan cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Legit Kental hadir sebagai pilihan teh premium berkualitas, warisan  turun temurun leluhur. 

29 June 2019

Allianz Explorer Camp, Menggali Potensi Wujudkan Mimpi





Fara, gadis kecil saya, beberapa bulan lalu mengutarakan mimpinya untuk menjadi atlet skateboard setelah menyaksikan penampilan atlet skateboard Nasional yang berlaga di Asean Games 2018.


Sebagai orang tua, tentu saja saya mendukung keinginannya, selama berkegiatan positif kenapa tidak. Mengingat saat ini perkembangan teknologi yang begitu pesat di era digital, membuat tantangan yang harus dihadapi orangtua dalam mendidik anak dan remaja semakin meningkat. Kemudahan mengakses internet pada anak dan remaja membuat mereka terikat dan susah dipisahkan dari gadgetnya. Sehingga aktivitas fisik semakin minim dilakukan. Jadi ketika mengetahui keinginan Fara tersebut, saya dan pak suami 100% mendukungnya.



Hal yang sama pun dilakukan Allianz Indonesia yang kembali menggelar kegiatan tahunannya, Allianz Junior Football Camp. Program ini secara global sejak 2010 sudah ada, dan diikuti ratusan ribu remaja di lebih 20 negara yang tersebar. Di Indonesia sendiri, kegiatan ini baru dilaksanakan pada tahun 2012, namun sudah menarik minat 18.000 remaja, dan ada 53 remaja yang beruntung terpilih dan mengikuti Munich dan Asia Camp.


Sebelumnya kegiatan Allianz Camp ini lebih difokuskan pada sepak bola di lapangan. Namun kini menurut ibu Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia, Allianz juga akan mengeksplorasi topik di luar sepakbola seperti kegiatan pengembangan diri, kepemimpinan yang dikemas menarik untuk remaja,  sehingga para remaja memiliki keseimbangan dalam  mengeksplor lebih jauh minat dan bakat mereka. 


Dalam press conference yang bertempat di Hollywings, Epicentrum, Jakarta, ibu Karin menjelaskan mengenai keprihatinan Allianz melihat betapa teknologi di era digital merampas aktivitas fisik anak. Untuk itu, Allianz Explorer Camp mengajak  remaja di seluruh dunia, sebagai penjelajah waktu, untuk turut serta  memulai mengalihkan waktunya pada kegiatan fisik bagi mereka. Untuk remaja - remaja yang menyukai kegiatan olahraga, mereka pun juga dibekali belajar keterampilan baru, pola pikir dan kepercayaan diri untuk menggali potensi yang ada dalam diri. Siapa tahu minat dan bakat mereka sesuai dengan mimpi dan cita - cita mereka.




Dalam kesempatan yang sama, Mr. Joos Louwerier, Contry Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, juga menyampaikan bahwa Allianz Indonesia mendukung segala kegiatan positif dan melakukan segala upaya penanaman nilai- nilai yang penting dimiliki generasi muda. Allianz Explorer Camp ini dilakukan untuk menggali minat dan bakat anak dan remaja serta mendukung pengembangan diri mereka. Oleh sebab itu, kegiatan ini berubah namanya dari Allianz Junior Football Camp menjadi Allianz Explorer Camp yang lebih banyak menggali minat dan bakat anak dan remaja serta pengembangan diri mereka.






Turut serta hadir dalam press conference yang berlangsung, Martin Demichelis, Allianz Explorer Camp Asia 2019 Ambassador yang juga merupakan pemain FC Bayern Muenchen Legend. Martin mengakui ini pertama kalinya ia datang ke Indonesia dan turut serta menjadi pengajar dalam coaching clinic di seleksi Allianz Explorer Camp. Menurut Martin, banyak remaja  memiliki potensi yang bagus di dunia sepakbola dan juga antusias saat mengikuti kompetisi yang berlangsung. 




Martin Demichelis menceritakan  awal dirinya tertarik dan mencintai sepakbola sejak kecil. Martin sempat down karena perlakuan ayahnya yang merendahkan kecintaannya akan sepakbola. Namun begitu ia pun mulai serius berlatih untuk menunjukkan bahwa menjadi pemain sepakbola bisa menjadi cita - cita dan mewujudkan semua impiannya.


Martin berpesan kepada adik - adik yang terpilih untuk tetap semangat berlatih, rajin belajar dan patuh pada orang tua serta tidak melupakan keluarga. Karena menjadi seorang pemain professional membutuhkan semua kerja keras yang ada.




Allianz Explorer Camp





Sejak April hingga Juni 2019, sebanyak 2.000 remaja dengan usia 14 - 16 tahun mendaftar untuk mengikuti Allianz Explorer Camp. Kemudian sebanyak 1.300 remaja terpilih dan mengikuti seleksi fisik yang diselenggarakan pada 22 - 23 Juni 2019. Terpilih 8 remaja dimana 2 remaja, Adinda Dwi Citra P. dan Fariz Fadilla  akan diberangkat ke Munich Camp pada 22 - 27  Agustus 2019.  Sedangkan 6 remaja lainnya, Azrazifa Kayla,Bayu Tegar Saputra, M. Faiz Fahriza, Nur Yufa, Ravel Jericho dan Zahra Naqqiyah Primadi akan berangkat ke Singapura Camp pada 23 - 25 Juli mendatang.



Yang membuat saya terharu, ternyata ada juga remaja perempuan yang mengikuti Allianz Explorer Camp dan terpilih mengalahkan ratusan remaja lelaki lainnya. Ini membuktikan bahwa sepakbola hanyalah olahraga laki-laki cukup tinggal mitos belaka.  Semakin banyak remaja perempuan yang mencintai sepakbola, semoga di tahun - tahun mendatang, kiprah pesepakbola wanita Indonesia semakin banyak, dan tidak tertutup kemungkinan menyumbang prestasi.




Kira - kira Fara mau juga gak ya ikutan main sepakbola?😂😂😂😂

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall