expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

19 November 2019

Kamar Keluarga Alternatif Menginap yang Ramah di Kantong







Sejak nenek meninggal di 2015 lalu, rumah nenek hanya saya dan keluarga yang menempatinya. Ada adik sepupu juga tapi frekwensi kehadirannya di rumah bisa terhitung jari, mengingat kesibukannya membuat adik sepupu saya memilih untuk tinggal di dekat kantornya. Karena rumah yang cukup besar untuk kami, dan ke empat anak nenek masih ada, maka diputuskan kalau rumah ini pun akan dijual.



Berada di pertigaan yang cukup strategis tak lantas menjadikan rumah nenek ini cepat laku terjual. Hingga kini masih ada saja orang yang menanyakan, lalu mundur ketika mendengar harganya. Jadi serba salah ya, gak dijual sayang, dijual tapi belum ada harga yang cocok.



Lalu kakak ibu menawarkan satu ide, bagaimana kalau dijadikan rumah kost saja? Tapi karena letak kamar yang berjauhan membuat rumah nenek ini kurang cocok untuk dijadikan kost-kostan. Adik ibu juga sempat memberi ide, bagaimana kalau dijadikan ruko saja. Woow…mengingat harga bahan bangunan yang gak murah , ide ini langsung ditolak mentah-mentah oleh saudara lainnya.




Andaikan saja jika saya tak bertemu dengan Bapak Ferry, owner dari Kamar Keluarga, mungkin ide ini tak bisa jadi kenyataan. Kamar Keluarga merupakan sebuah start up property yang mengubah asset non produktif menjadi asset produktif dengan passive income. Di Kamar Keluarga menyediakan layana hunian co – living dengan jaringan terlengkap dan nyaman, namun dengan harga yang terjangkau yang berada  di kota besar dan terkoneksi melalui teknologi berbasis web dan aplikasi.



Bapak Ferry bercerita bagaimana awal mula ia dan rekannya yang focus di dunia property. Namun di satu kesempatan mereka memilih melakukan pengembangan bisnis property dengan cara melakukan pengembangan hunian yang berkonsep minimalis.  Di tahun 2016, Kamar Keluarga pun mulai membangun prototype pertamanya dengan 2 unit property kost-kostan.  Dan sedikit demi sedikit, penyewaan di Kamar Keluarga mengalami kenaikan hingga semakin besar di tahun – tahun berikutnya.



Dengan konsep minimalis, Kamar Keluarga mampu memaksimalkan lahan menjadi sangat efektif. Bayangkan saja, dengan luas tanah 105 meter, Kamar Keluarga mampu membangun 32 kamar kost yang layak huni dan dipenuhi fasilitas yang sangat memadai, seperti wifi, lahan parkir, dapur, TV, AC, dan lainnya.



Kamar Keluarga memnafaatkan teknologi untuk memberikan fasilitas dan pelayanan yang komprehensif, sehingga semua kebutuhan end to end pelanggan dapat terpenuhi melalui telepon genggam. Hari gini kan ya, punya smartphone gak hanya untuk nelpon, cari kamar kost-kostan juga bisa donk.



Gak hanya untuk kost-kostan yang disewa dalam hitungan bulan, Kamar Keluarga juga menyediakan kamar – kamar sebagai guest house, yang dapat disewa dalam hitungan hari. Untuk itu Kamar Keluarga bekerja sama dengan berbagai aplikasi seperti Traveloka, Tiket.com, Agoda, Booking.com, Airy Rooms, Pegi-Pegi dan Mister Aladin untuk pemesanan kamar.



Menurut pak Ferry, hingga saat ini Kamar Keluarga sudah beroperasi di 75 lokasi strategis di Jabodetabek dan Bandung,  dengan 2041 kamar yang dapat disewa baik harian maupun bulanan.  Dan sejak beroperasi di tahun 2011 hingga kini, Kamar Keluarga sudah melayani 156,294 tamu yang datang menginap.



Kamar Keluarga menerapkan strategi  4M untuk mewujudkan potensi dan proyeksi bisnisnya, yaitu mengembangkan teknologi melalui aplikasi dan web, mengembangkan jangkauan  di beberapa tempat strategis dan melakukan promosi yang akurat kepada konsumen berpotensi, mengembangkan layanan hunian co-living  yang nyaman dan mengembangkan kualitas  operasional kamar dan desain interior yang ramah keluarga.



Lebih lanjut pak  Ferry menjelaskan bahwa Kamar Keluarga  memiliki 5 pilar bisnis, antara lain :
  • Kamar Keluarga  BOT (Build Operate Transfer) di mana para pemilik tanah yang tidak memiliki dana untuk membangun hunian  bisa mendapat bantuan dari BOT dengan sistim bagi hasil. 
  • Kamar Keluarga Operator yaitu core bisnis Hoppor International, di mana pengelolaan kost/co living berkonsep sebagai keluarga sendiri. Gak hanya itu setiap bulannya pun Kamar Keluarga mengadakan acara dengan berbagai tema bagi para penghuninya.
  • Kamar Keluarga Lini, yaitu vertical bisnis yang memnafaatkan lokasi dan demand dari konsumen KK yang dibangun di atas property tersebut, Seperti Laundry, Warung Keluarga, Restaurant dan Laundry untuk linen yang dikembangkan untuk membantu hotel di sekitar lokasi.
  • Kamar Keluarga Development yaitu pilar yang memaksimalkan sisa ruang yang diakuisisi oleh Kamar Keluarga untuk pembangunan   kost, rumah minimalis seluas 3x12m hingga 3x15m di lahan pembangunan kost yang tersisa.
  • Kamar Keluarga Asset merupakan pilar terakhir yang membantu investor baru  dan belum berpengalaman untuk berbisnis property, baik itu dalam memilih lahan, membangun dan mengelola properti tersebut.

Menginap di Kamar Keluarga

Saya dan pak suami berencana untuk me time berdua, dan kami memutuskan mencoba menginap di Kamar Keluarga. Sebelum melakukan pemesanan, ada baiknya kita mencari informasi  apakah kamar yang kita inginkan tersedia atau tidak melalui webnya. 







  • Pilih lokasi menginap di Kamar Keluarga yang kita inginkan 
  • Pada tampilan web, kemudian muncul halaman untuk memesan 
  • Halaman web berikutnya menunjukkan fasilitas yang akan kita dapat di kamar yang kita inginkan, setelah itu kita bisa memesan/konfirmasi pesanan melalui nomer WhatsApps yang tersedia. 
  • Setelah proses pemesanan via Whatssapp selesai, kita bisa check in pada tanggal yang ditentukan mulai pukul 14.00 wib.


Harga sewa harian di Kamar Keluarga berkisar antara 135K – 155K, dengan beragam fasilitas yang diberikan. Mulai dari  wifi, parkir, TV kabel dan AC. Harganya ramah di kantong kan? Semoga di kota berikutnya Makassar, Jogja dan Surabaya segera hadir, jadi liburan tetap bisa tersenyum senang, gak pusing cari penginapan.



2 comments

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall