expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

06 March 2020

Cari Tahu Virus Corona di Acara Ngobrol Bareng HopsID





Foto by : Indri Salim



Di rumah, duoF sering kali menonton sebuah tayangan informatif yang menampilkan berita – berita yang tengah viral dan eksis. Jadi gak heran ketika isu wabah virus Corona merebak, Fadly dan Fara sering kali mengajak saya berdiskusi mengenai hal tersebut.



Saya dan duoF pun belajar dan mencari tahu bersama, apa itu virus Corona dan bagaimana penyebarannya. Fadly bahkan sempat bertanya, kenapa Indonesia saat itu sempat terbebas dari virus Corona. Dan ia pun menanyakan hal serupa ketika beberapa hari lalu Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dua orang warga negara Indonesia positif terkena virus corona.



Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini kemudian disebut COVID -19. Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut bahkan dapat menyebabkan kematian.
  

COVID – 19 ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, pada  Desember 2019. Dan dengan cepat menular dari wilayah tersebut ke berbagai daerah bahkan negara – negara lain. 


Secara umum, ada 3 gejala umum yang harus diketahui apabila seseorang diketahui terinfeksi virus Corona :
  1. Demam 
  2. Batuk 
  3. Sesak napas.

Seseorang akan dinyatakan postif terkena virus Corona jika gejala – gejala tersebut muncul dalam waktu 2 – 14 hari setelah terpapar atau melakukan kontak dengan pasien positif Corona sebelumnya.


Untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, saya pun mengikuti sebuah talkshow bersama Hops.id yang diadakan Sabtu, 29 Februari 2020 di Hotel Santika, Hayam Wuruk, Jakarta. Hadir dalam acara Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia dan Ketua Terpilih PB IDI,   dr. Mahesa Paranadipa M, M.H, Ketua Umum DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia  (MHKI), dan Antonius Aninditya Abimara Anggoro, penyanyi muda Indonesia, sebagai narasumber.



Dalam pemaparannya Dr. Adib mengatakan  bahwa Novel Coronavirus yaitu jenis virus baru yang masih satu family dengan virus penyebab SARS dan MERS. WHO pun menetapkan 2019-nCoV sebagai PHEIC/KKMMD. Dimulai 31 Desember 2019 lalu, terdapat 59 kasus dengan gangguan pernapasan  (pneumonia) di kota Wuhan, Cina. Hingga saat ini sudah terdapat lebih dari 75ribu kasus dan sudah menyebar di 29 negara.



Dr. Adib lebih lanjut mengatakan, meskipun belum ada pasien yang positif (Sabtu, 29 Februari 2019) namun kesiapsiagaan terus dilakukan, dengan cara :
  1. Cegah tangkal di pintu masuk dengan melakukan SKRINING terhadap orang dari daerah terjangkiti.
  2. Meningkatkan SURVEILANS ILI DAN PNEUMONIA di FASYANKES  dan MASYARAKAT. 
  3. Segera MELAPORKAN jika ditemukan klaster pneumonia yang tidak diketahui sebabnya. 
  4. Meningkatkan  KESIAPAN RS rujukan untuk merawat jika ditemukan kasus.
  5. Meningkatkan KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH 
  6. Terus MEMPROMOSIKAN  GERMAS dan upaya PENCEGAHAN.

Di akhir pemaparannya, Dr. Adib mengingatkan masyarakat untuk menghindari tempat yang ramai atau berdesakan. JIKA TERPAKSA gunakan Alat Pelindung Diri seperti masker, perhatikan ETIKA BATUK dan CUCI TANGAN setelah kontak dengan benda di lingkungan sekitar dan JANGAN menyentuh mulut, hidung dan mata sebelum mencuci tangan.

Tetapi yang lebih mengerikan justru bukan virusnya sendiri, 
melainkan banyak berita hoax yang beredar sehingga membuat masyarakat dilanda kepanikan. Seperti yang disampaikan oleh dr. Mahesa di sesi kedua, beliau menjelaskan mengenai banyaknya hoax kesehatan yang beredar. Selain berita politik dan pemerintahan, berita kesehatan termasuk yang rawan hoax. Faktanya lebih dari 90% informasi viral di Facebook adalah HOAX, dan 95% info kesehatan di grup WA adalah HOAX.


Iya sih, saya sendiri sering sekali menerima berita – berita kesehatan yang sumbernya dipertanyakan bahkan tidak masuk akal. Seperti baru – baru ini, saya mendapat informasi seputar obat penangkal Corona yang beredar di grup WA sekolah anak-anak. Ketika ditanyakan dari mana sumber berita tersebut, si pengirim hanya menjawab “dari group sebelah”๐Ÿ˜–๐Ÿ˜“๐Ÿ˜.



Lalu apa yang kita harus lakukan untuk melawan HOAX?, dr. Mahesa memberikan tips sebagai berikut :
  • Hati – hati dengan judul yang provokatif 
  • Cermati alamat situs 
  • Periksa fakta 
  • Cek keaslian foto 
  • Ikut serta dalam grup – grup anti hoax
Jika menemukan konten bermuatan negative/HOAX, sila diadukan ke aduankonten@mail.kominfo.go.id


Berkenalan dengan Hops.ID


Maraknya berita mengenai virus Corona, membuat masyarakat harus lebih berhati – hati mencari informasi yang tepat dan dapat dipercaya. Hops.ID, portal media online berupaya hadir menyediakan berita yang berimbang, viral, dan trending di tengah masyarakat, dengan mengedepankan fakta dan sumber yang dapat dipercaya.



Keberadaan Hops.ID diharapkan mampu menyediakan konten berita, olahraga, gaya hidup dan dunia hiburan, serta siap bersaing ditengah maraknya keberadaan portal media online. Saya berharap dengan adanya Hops.ID, mampu turut serta menciptakan berita yang berimbang, terdepan dan terpercaya, serta dapat menciptakan komunitas dan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.



Selamat untuk Launchingnya Hops.ID ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜ semoga menjadi yang terdepan, berimbang, terpercaya dan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Sukses selalu



1 comment

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall