expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

30 January 2021

Memperingati Hari Gizi Nasional ke 61 Jadikan Remaja Indonesia Sebagai Generasi Muda Sehat Bebas Anemia





Teman – teman pernah mendengar Anemia? Apa sih bedanya Anemia dengan darah rendah?

Anemia adalah keadaan dimana konsentrasi HEMOGLOBIN (Hb), yang berada didalam sel darah merah, lebih rendah dari seharusnya, yaitu: Hb < 13 g/dL pd laki-laki dewasa, sedangkan Hb < 12 g/dL pd perempuan dewasa. Sementara Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah kita berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Anemia atau kurang darah jika tidak disikapi dengan seksama akan memberikan dampak bagi tubuh kita.


Hb atau Hemoglobin merupakan pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot. Bila Hb rendah, oksigen yg dibawa kurang, sehingga jaringan kekurangan oksigen. Berkurangnya oksigen ke jaringan tubuh akan menyebabkan berbagai gejala 5 L antara lain:

  • Letih, 
  • Lemah,
  • Lesu,
  • Lelah dan
  • Lalai

 

Selain 5L tadi, gejala Anemia lainnya bisa ditandai berupa :

  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Nafas pendek
  • Sakit dada
  • Tangan dan kaki dingin
  • Sakit kepala
  • Pusing (ber-putar2/ber-kunang2).


Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada 25 Januari 2021 lalu, Kementerian Kesehatan mengadakan serangkaian acara baik berupa lomba di Tiktok dan IG, serta talkshow yang membahas mengenai Anemia pada Remaja. Peringatan Hari Gizi Nasional ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama untuk memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri usia 12 - 18 tahun di SMP/MTS & SMA/MA, setiap seminggu sekali. Selain Kementerian Kesehatan, turut serta berkomitmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama yang ikut serta menandatanganin kesepakatan bersama tersebut.



Juni 2018 lalu saya pernah ikut serta dalam kunjungan bersama ibu Nila Moloek, Menkes terdahulu, ke Gorontalo. Saat itu kami mengunjungi SMK 1 Limboto dan melihat secara langsung remaja puteri minum tablet tambah darah (TTD). Pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja puteri sebagai upaya membangun SDM Indonesia melalui pemenuhan gizi seimbang bagi remaja, sehingga dapat menghindari berbagai masalah akibat kurang gizi seperti stunting atau penyakit menular yang diderita ketika dewasa.





Dan di puncak peringatan Hari Gizi Nasional ke 61, Bapak Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan dalam sambutannya menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 45 juta remaja yang kedepannya akan berkontribusi dan menentukan Indonesia akan naik kelas di mata dunia. Hal ini tentunya akan didapat jika remaja Indonesia memiliki fisik dan mental yang sehat dan kuat. Untuk itu Menkes juga berharap remaja Indonesia mengedepankan gaya hidup sehat, dan tugas orang tua serta masyarakat sekitar untuk memberikan contoh sebaik-baiknya.


Dalam acara ini hadir juga tidak hanya satu tapi tiga narasumber yang materinya oke punya. Ada dr. Indah Kusuma, Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi dan Prof. Endang L. Achadi. Pembicara pertama dr. Indah Kusuma, menjelaskan mengenai gaya hidup pada remaja. Banyak remaja yang melewatkan waktu sarapan, makan di luar rumah terlalu sering, hanya mau makan makanan tertentu saja serta menyukai minum minuman ringan yang manis. Pola makan yang sehat pada remaja didapatkan melalui gizi seimbang. Jadi gak ada lagi tuh yang namanya diet demi langsing maupun diet asal – asalan. Diet tetap diperbolehkan selama asupan gizi seimbang tetap diperhatikan.







Pembicara kedua, Prof. Endang L. Achadi, menyampaikan mengenai anemia. Apa itu anemia, gejala dan bagaimana pencegahannya. Prof. Endang bilang kalau anemia pada remaja berdampak baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka pendek akan membuat produktivitas dan prestasi menjadi turun. Sementara jangka panjang bagi remaja puteri jika ia hamil nanti akan menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan beresiko kematian. Perlu digarisbawahi, anemia ini berdampak pada 3 generasi. Jadi sebagai seorang ibu, saya harus aware mengenai hal ini pada Fara.







Lebih lanjut Prof. Endang mengatakan penggunaan tablet penambah darah bisa merk apa saja asal 60% terdiri dari zat besi dan asam folat. Minum tablet tambah darah tidak diperkenankan berbarengan dengan teh, kopi ataupun susu. Sebaiknya tablet tambah darah dikonsumsi bersamaan dengan vitamin C, sebelum tidur atau saat perut tidak berada dalam keadaan kosong.




Narasumber yang ketiga, Analisa Widianingrum S.Psi, M. Psi, menjelaskan dari sisi psikologi bagaimana mengatasi kejenuhan saat pandemi pada remaja. Saat materi ini, saya duduk manis menyimak bersama Fadly, materi yang diberikan cocok banget dengan Fadly. Bagaimana remaja harus mampu mengendalikan emosi dan diri, di mana saat pandemi ini sehat secara mental tidak mudah. Kita gak akan bisa mengendalikan semuanya, sebaiknya kendalikan apa yang bisa kita kendalikan.



Acara peringatan Hari Gizi Nasional ke 61 ditutup dengan pengumuman pemenang lomba kontes Tiktok dan IG. Semoga dengan adanya kegiatan ini menambah wawasan bagi saya khususnya untuk mempersiapkan generasi masa depan Indonesia yang lebih baik lagi.

Keterangan foto :

  1. Materi narasumber  
  2. IG @kemenkes_ri





© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall