expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

30 September 2016

Belajar Menjadi Orang Tua Baru di Philips Avent New Parents Class Program


14  Oktober 2016 nanti, usia Fara tepat 5 tahun.  Tak terasa, gadis kecil saya ini sudah bukan anak balita lagi. Rasanya baru kemarin saya ditemani pak suami, nginep malam – malam ke rumah sakit diantar naik motor karena kontraksi mulai nongol. Rasanya baru kemarin belajar mengenai Asi dan printilannya. Huhuhu jadi kangen gendong bayi #eh *jangan diaminin yaa...


Buat saya, belajar mengenai ASI – MPASI dan hal yang berkaitan dengan bayi baru lahir aka newborn selalu mengasyikkan. Kenangan masa – masa memiliki bayi gak akan pernah bisa dilupakan. Selain itu pengetahuan ini tetap akan berguna sepanjang masa kan, siapa tahu kelak Fadly Fara punya anak, ilmu ini masih tetap bisa saya praktekkan.


Masih ingat ketika hamil dan melahirkan Fadly dulu, saya dan pak suami sama – sama buta. Eh gak buta banget sih sebenarnya, maksudnya kami mencari tahu tapi usaha kami berdua untuk memberikan ASI pada Fadly boleh dibilang NOL. Mengapa? Saya kurang berusaha keras untuk tetap menyusui Fadly, sesakit apapun. Saya cepat menyerah terhadap rasa sakit dan suara tangis Fadly yang membahana. Belum lagi pak suami yang kala itu belum kenal dan ikutan sebagai Ayah Asi, memaksa saya untuk segera menyusui Fadly agar tangisnya berhenti. Yang ada, saya stress, pak suami marah-marah dan Fadly nangis tanpa berhenti. Aagghhh kalau ingat masa itu, emosi saya masih tersisa rupanyanya. Sedih, kesal, dan sejuta perasaan bersalah karena Fadly tidak mendapat hak yang seharusnya dia terima selama 2 tahun pertama usianya.


Selain suami, keluargapun menjadi salah satu sumber kepanikan saya menghadapi Fadly ketika bayi. Belajar dari itu, ketika Fara saya mengajak suami dan keluarga untuk sama – sama belajar mengenai ASI – MPASI rumahan dan lainnya yang berhubungan dengan Bayi. Alhamdulillah keluarga mau bekerja sama dengan saya. Itulah mengapa untuk teman dan kerabat yang sedang mempersiapkan kelahiran, saya menyarankan kepada mereka untuk ikut belajar di Pelatihan menjadi Orang Tua Baru. Loh memang ada pelatihannya? Ada donk...di sini kita bisa belajar banyak hal dalam mempersiapkan kelahiran si bayi dan menjadi orang tua baru.


Sabtu 24 September 2016 lalu, saya mendapat undangan dari Philips  dalam acara “Philips Avent New Parents Class Program”, bertempat di RS Bunda Menteng, Jakarta. Narasumber  hari itu antara lain; dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA, dokter spesialis anak, Titien Indah Saputri, S.Gz, spesialis Gizi, dan Lisma Meliana, AmKeb Konselor ASI, Sertifikasi pijat bayi. Tidak hanya talkshow, New Parents class ini juga dilengkapi dengan sesi pelatihan dan praktik langsung yang akan membekali  para calon orang tua mengenai Manajemen Laktasi, Perawatan Bayi dan MPASI. Dan ya acara hari ini tidak hanya dihadiri oleh para calon ibu yang tengah hamil namun juga dihadiri oleh para Ayah. Semangat belajar semua....

Pentingnya ASI Bagi Tumbuh Kembang Bayi

“Persiapan menjadi orang tua baru sebaiknya dimulai pada awal kehamilan. Dengan pengetahuan yang benar mengenai pemberian ASI maka tidak ada alasan bagi orang tua baru untuk berkomitmen memberikan ASI setidaknya enam bulan pertama atau hingga anak usia dua tahun. Disamping itu, bertanya kepada konselor ASI atau tenaga kesehatan profesional juga sangat membantu keberhasilan ibu menyusui”, ujar dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA dalam acara tersebut. Menurut dr. Melanie, tidak hanya ibu, ayah – para nenek dan kakek juga merupakan tim yang saling mendukung untuk keberhasilan ibu memberikan ASI. Apalagi saat ini mulai banyak konselor laktasi yang dapat membantu para ibu yang kesulitan memberikan ASI. Konselor laktasi dapat ditemui di rumah sakit, ataupun grup – grup konselor. Sharing bisa melalui WA/BBM/telp dan bahkan bisa datang berkunjung ke rumah jika dibutuhkan. Dan jaman Fadly dulu, saya gak ngeh dan gak cari tahu, apakah ada yang bisa menolong saya kala itu hiks...

Berikut adalah manfaat ibu memberikan ASI pada bayinya :
·         Bonding
·         Perlindungan terhadap infeksi
·         Mencegah bayi alergi
·         Menurunkan angka diabetes
·         Kaya akan zat penting  yang dibutuhkan bayi
·         Kekebalan yang optimal (memiliki sistim imun)
·         Selalu segar, tidak basi, dan hygienis
·         Merupakan makanan yang tempat bagi bayi

Memberikan ASI tidak hanya asal menyodorkan puting ke dalam mulut bayi. Dengan memberikan ASI kita juga harus tahu bahwa bayi kita mendapat cukup asupan ASI sesuai dengan tumbuh kembangnya. Adapun tanda – tanda bayi cukup ASI adalah sebagai berikut :
·         BB naik 20 – 40 gram perhari
·         Buang Air Kecil (BAK) dengan frekuensi 6-8 sehari
·         BAB berubah warna menjadi kuning


Namun jika tanda – tanda di atas bayi masih juga menangis, coba perhatikan kondisi popoknya (penuh/tidak), apakah si bayi sedang tidak enak badan (mengalami flu/demam/rewel), kondisi ruangan (apakah panas/berkeringat/kedinginan), atau bayi hanya butuh pelukan saja (digendong). Tidak selama bayi menangis karena lapar ya buibu...

Teman – teman tahu kan apa itu IMD atau Inisiasi Menyusui Dini? Yaitu suatu proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah melahirkan. Hal ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. Kegiatan IMD ini harus sesegara mungkin dilakukan ketika lahir, tanpa ditunda kegiatan lain seperti membersihkan, atau mengukur bayi. IMD adalah hak ibu dan bayi, yang jika diabaikan dapat dilaporkan kepada IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).


Belajar Menyusui Untuk Suksesnya ASI


Dulu saya berpikir bahwa menyusui adalah hal alami yang bisa dilakukan ibu tanpa perlu belajar. Ternyata saya salah. Menyusui juga perlu dipelajari. Beruntung peserta yang hadir dalam acara Philips Avent New Parents Class didampingi oleh konselor ASI, sehingga para calon ibu dan calon Ayah bisa belajar dan berkonsultasi langsung di sana. 


Hal mendasar yang penting untuk dipelajari ketika menyusui adalah posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan bayi. Berikut beberapa posisi menyusui :
·         Posisi Ibu duduk
·         Posisi ibu tidur miring
·         Posisi ibu tidur telentang

Selain posisi menyusui, perlekatan dan bentuk puting yang datar biasanya menjadi permasalahan lain dalam menyusui. Bayi menjadi susah menghisap jika ibu memiliki puting yang datar. Namun sekarang hal ini tidak perlu menjadi kendala. Philips Avent menyediakan sebuah alat berbentuk pipet kecil yang dapat menarik puting yang masuk ke dalam. Alat canggih ini belum ada ketika saya dulu menyusui Fadly hihihi... Alat ini bisa ditemui pada seperangkat alat pompa ASI yang dikeluarkan Philips Avent baru – baru ini. Tidak hanya alat pompa ASI, Philips Avent juga menyediakan alat untuk mensterilkan botol susu dan alat untuk menjaga ASI tetap hangat, berbentuk  seperti termos.

Dan yang perlu diingat adalah bagaimana cara bayi menghisap puting agar mendapatkan ASI secara maksimal. Karena ASI keluar tidak hanya di sekitar aerola namun juga di bagian atas, bawah dan samping payudara. Posisi perlekatan yang baik ketika menyusu, mulut bayi tidak hanya menempel pada puting saja, namun menempel juga pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin. Posisi lidah bayi berada ke arah bawah, sehingga ibu tidak akan merasakan nyeri saat menyusui.

Para Ibu  yang hadir langsung sibuk mencoba menyusui dengan bantuan boneka dibantu oleh para konselor yang hadir. Mereka sibuk bertanya bagian – bagian mana dari payudara yang menghasilkan ASI dan apa yang mesti dilakukan jika payudara terasa sakit dan penuh ASI. Para Ayah juga tak mau ketinggalan, mereka diminta untuk praktik memijat istrinya ketika selesai memberikan ASI. Pijat Oksitosin namanya, salah satu tujuannya untuk mengurangi stress pada ibu menyusui, mengurangi nyeri pada tulang belakang dan juga dapat merangsang kerja hormon oksitoksin.  

Belajar pijat Oksitoksin

Penjelasan mengenai menyusui dan mencoba alat pompa philips avent

MPASI

Siapa di sini yang heboh menyiapkan semua keperluan MPASI dan memasaknya sendiri?*ngacung* Karena tidak ingin kecolongan lagi seperti saat memberikan ASI, untuk MPASI saya berusaha untuk menyiapkannya sendiri di rumah. Mengapa? Karena saya lebih yakin MPASI rumahan yang saya siapkan lebih higienis, lebih sehat dan juga lebih murah.

Metode pemberian MPASI dengan panduan WHO, bayi mulai dikenalkan dengan  makanan pada usia 180 hari atau 6 bulan. Dengan bertambahnya usia bayi, terdapat kekosongan pasokan energi dan nutrisi yang sudah tidak bisa hanya diperoleh dari ASI. Bayi perlu diberikan MPASI karena :
·         Mengisi kekosongan antara kebutuhan nutrisi total pada anak, dimana nutrsi dan nafsu makan sudah tidak bisa dipenuhi oleh ASI
·         Cadangan zat besi sudah habis terpakai dan tidak bisa dipenuhi hanya dengan ASI
·         Mengajarkan anak untuk memiliki kebiasaan makan yang baik
·         Memberikan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi


MPASI diberikan ketika bayi berusia 180 hari atau 6 bulan, bukan sebelumnya. MPASI dini tidak dianjurkan dan dapat mengakibatkan :
·         Meningkatkan risiko terkena infeksi dan gangguan pencernaan
·         Keinginan bayi untuk menyusu menurun
·         Produksi ASI berkurang seiring berkurangnya frekuensi dan kekuatan bayi menyusu
·         Beresiko mengalami alergi  pada makanan
·         Berisiko bayi mengalami obesitas di kemudian hari
Mencoba Philips Avent blender dan steamer dalam 1 produk


MPASI dapat diberikan kepada bayi berusia 6 bulan yang sudah menunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :
·         Bayi sudah dapat menegakkan kepalanya dengan baik tanpa disanggah
·         Bayi sudah dapat duduk sendiri di hair chair atau kursi makan. Jangan menyuapi bayi di tempat yang tidak memungkinkan bayi duduk dengan tegak
·         Bayi sudah mau membuka mulutnya jika didekatkan dengan sendok
·         Bayi mulai tertarik dengan makanan yang kita makan

Yang perlu diperhatikan juga, MPASI yang diberikan haruslah mengandung karbohidrat, protein nabati, protein hewani, serat (sayur dan buah) dan dapat juga ditambahkan dengan lemak (berupa santan/minyak sayur). Berikan MPASI secara bertahap, 2 -3 tiga sendok ditahap awal pemberian, dengan menu tunggal. Pemberian MPASI selanjutkan, sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing – masing bayi. Perhatikan juga kebersihan bahan makanan, perlengkapan masak dan peralatan makan. 


Belajar mengenai MPASI

PHILIPS AVENT

Philips Avent memahami pentingnya 1000 hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas atau masa yang paling sangat berpengaruh pada pertumbuhan bayi, dan pemberian ASI - MPASI merupakan bagian penting dalam hal ini. Philips Avent telah lebih dari 30 tahun berpengalaman mengembangkan produk – produk untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI dan MPASI. 

Banyaknya ibu yang tidak nyaman memberikan ASI  langsung di tempat umum, atau ibu yang harus kembali bekerja ke kantor, membuat Philips Avent menyediakan seperangkat alat pompa ASI yang mudah dan praktis dalam penggunaannya. Tidak hanya itu, Philips Avent juga hadir dengan blender dan perangkat alat makan multi fungsi yang berguna untuk membuat MPASI rumahan yang sehat dan higienis. 




Aneka produk dari Philips Avent

Acara diakhiri dengan sesi memijat bayi oleh mbak Lisma Meliana AmKeb Sertifikasi Pijat Bayi. Memijat bayi dapat merangsang otot motorik, membuat otot bayi menjadi kuat, membuat bayi tidak mudah rewel, imunitas meningkat, membuat tidur lebih nyenyak dan mampu mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. Pada sesi ini, para ibu yang membawa bayinya dapat langsung mempraktekkannya. Seru ya hihihi.... Oiya program “Philips Avent New Parents Class” ini merupakan program yang digelar Philips Avent bekerja sama dengan sejumlah Rumah Sakit Ibu dan Anak, diantaranya RS Siloam, RS National, RS Dua-dua, RS Flores, RS Husada, RS Aaliyah, RS Tamba, RS Hermina Jatinegara, RS Hermina Bekasi, RS Hermina Depok, RS Hermina Bogor dan RSIA Bunda. So nantikan program Philips Avent New Parents Class di Rumah Sakit lainnya yaa......


















21 September 2016

Creative Thinking for Creative Child






Bicara soal pertumbuhan dan perkembangan anak gak ada habisnya. Kelar bahas ASI – MPASI – pilah pilih sekolah, sekarang giliran bahas akademis anak. Sejauh mana sekolah membuat anak menjadi pintar,  kreatif, dan inovatif. Beuh serius bener kali ini bahasannya :D




Jadi, beberapa waktu lalu saya berkesempatan hadir dalam talkshow Creative Thinking for a Creative Child. Acaranya sendiri diadakan oleh Sampoerna Academy di L’Avenue Building, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Narasumbernya antara lain Bpk. Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ibu Retno Dewanti Purba, S.Psi, seorang Psikolog anak, dan ibu Yannik Herawati, Kepala Sekolah Sampoerna Academy. Nama yang terakhir tidak asing untuk saya. Karena beberapa bulan lalu, saya mengikuti sebuah acara dimana ibu Yanik juga tampil sebagai salah satu pembicaranya. Kepala Sekolah yang asyik bin gaul menurut saya. 




Di masa yang akan datang, tantangan yang akan dihadapi anak – anak kita akan semakin besar. Hal ini membuat orang tua perlu membekali anak – anak mereka dengan pendidikan yang berkualitas sehingga diharapkan mereka kelak menjadi individu yang kreatif, yang mampu beradaptasi pada perubahan jaman dan mampu menjawab tantangan. Hal inilah yang diangkat dalam talkshow yang yang bertajuk "Creative Thinking for Creative Kids" persembahan Sampoerna Academy dan Komunitas Joy Parenting




Teman – teman sudah ada yang pernah mendengar atau tahu mengenai Sampoerna Academy? Sampoerna Academy merupakan sistem pendidikan terintegrasi pertama di Indonesia yang menerapkan kurikulum Internasional berkualitas, berbahasa Inggris dan berfokus pada pendidikan yang berbasis Science, Technology, Engineering, Art dan Math, atau yang lebih dikenal dengan sekolah STEAM. Didirikan pada tahun 2009, awalnya Sampoerna Academy ditujukan untuk membantu para siswa pra-sejahtera khususnya anak – anak SMP yang ingin masuk ke SMA.  Mereka diajarkan menggunakan sistem edukasi berbasis STEAM ini. 




Dengan metode pembelajaran ini para siswa akan belajar bagaimana cara untuk memecahkan dan menganalisa masalah menggunakan teknologi dan strategi pembelajaran kolaboratif, pendekatan edukasi dan aktivitas di bidang Sains, Teknologi, Seni, dan Matematika untuk memacu pemikiran kritis dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Saat ini di Sampoerna Academy  dari TK hingga Universitas sudah mengadaptasi sistem edukasi berbasis STEAM.  Sehingga anak – anak sejak dini sudah diajarkan untuk bekerja dan berkolaborasi. Dan terbukti, lulusan batch pertama Sampoerna Academy sebanyak 10% dikirim ke Amerika Serikat untuk menuntut ilmu. 3 anak diantaranya lulus dengan predikat Summa Cum Laude serta memperoleh bea siswa untuk melanjutkan pendidikannya di sana. 




Di Sampoerna Academy terdapat Student – Parent Advisory Center (SPAC)  yang terbuka bagi siapa saja, khususnya bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Amerika Serikat. DI SPAC orang tua dapat berdiskusi mengenai hal apapun yang berkaitan dengan system pendidikan Amerika. Sehingga anak – anak yang akan melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat nantinya dapat dengan mudah mengikuti kurikulum pendidikan Amerika. 




“Saat ini, kreativitas generasi muda sangatlah diperlukan agar kelak dapat bersaing dan memajukan industri kreatif Indonesia. Indonesia membutuhkan generasi muda yang tidak hanya pintar, namun inovatif dan mampu secara kreatif memecahkan masalah, mengambil keputusan serta berpikir kritis” ujar Pak Triawan Munaf dalam acara tersebut.  Artinya, orang tua harus semakin sadar bahwa selain kepintaran, kreativitas anak merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan. Meskipun setiap orang tua tentunya menginginkan pencapaian akademi yang baik untuk anak mereka, namun dengan kebutuhan calon generasi penerus bangsa yang dapat bersaing di tingkat global, orang tua harus berusaha mencari dan memberikan edukasi berkualitas tinggi yang mampu mendorong kreativitas anak dan mendukung pencapaian mereka di kemudian hari. 







Bicara Ekonomi kreatif, menurut pak Triawan Munaf, Ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk menghasilkan uang dengan hati senang. Mengapa demikian? karena jika dilakukan dengan hati senang, maka kreativitas biasanya akan muncul saat melakukan sesuatu.  Ekonomi Kreatif membawahi 16 sub sektor yang berkaitan dengan seni, antara lain Seni Pertunjukan, Film, Fotografi, Fashion, Musik, Kuliner, Arsitektur, Grafik, Video dan lainnya. Di Ekonomi Kreatif  leih ditekankan pentingnya exposure seseorang terhadap bidang seni atau kreativitas. Setiap anak dipercaya memiliki bakat dan minat masing – masing, sehingga tugas orang tualah untuk mencari, menemukan dan mengasah bakat  dan minat anaknya. Apabila anak merasa bosan,  di sinilah orang tua mesti berperan agar anak dapat serius dan disiplin menjalaninya.






Namun demikian, Ibu Retno Dewanti menjelaskan bahwa kreativitas tidak terbatas hanya kepada kemampuan di bidang seni. Tetapi juga berhubungan dengan penguasaan/kecakapan di bidang sains, matematika, serta kecerdasan sosial dan emosional.  Retno menegaskan, “Kreativitas tidak hanya mampu membutuhkan imajinasi dan aspirasi pada anak, namun juga proses disiplin untuk memacu kemampuan, pengetahuan dan kontrol diri. Orang tua perlu mendukung kemampuan anak untuk lebih kretaif dengan memastikan edukasi yang diberikan berkualitas tinggi dan merangsang cara berpikir kreatif".  




Bentuk edukasi yang memacu kreativitas memang tidak serupa dengan sistem edukasi biasa. Sistem pengajaran semacam ini menekan kemampuan untuk berpikir ‘beda’, dimana anak didorong untuk memiliki kemampuan berinovasi, memecahkan masalah dengan tepat, kitis serta dapat mengambil keputtusan dengan cepat dan tanggap. Hal ini dilakukan dengan merangsang kreativitas melalui penggunaan analogi, metafora, dan pemikiran visual. Anak – anak didukung untuk lebih bebas dalam mengekspresikan ide, khususnya dalam pemecahan masalah. “Sistem edukasi ini lebih mengutamakan proses daripada hasil yang dicapai, “tambah Retno.




Ibu Retno juga menambahkan bahwa kreativitas tidak dapat dilakukan jika kita tidak memiliki keterbukaan dalam pikiran untuk menerima hal – hal yang baru. Dalam hal ini jika kita selaku orang tua terbuka, niscaya anak akan mendapat banyak kesempatan untuk mengapresiasi keterbukaan. 





Kepala Sekolah Sampoerna Academy, Yannik Herawati mengatakan “ Sampoerna Academy menerapkan kurikulum yang memungkinkan peserta didik dari Taman Kanak – kanak sampai Sekolah Tingkat Menengah Atas mendapatkan sistem pengajaran yang mengedepankan creative thinking dalam keseharian mereka“.




Awal menjalankan Sampoerna Academy, bu Yannik berusaha untuk mencari tenaga pengajar yang memiliki visi dan tujuan yang sama dengan dirinya, yaitu membangun kreativitas dan pemikiran kritis seorang anak.  Beliau ingin membangun sebuah sekolah berkualitas dimana guru merupakan salah satu investasi di dalamnya. Bu Yahnnik berkeinginan agar semua guru – gurunya dapat berpikir out of the box dan berpikir bahwa setiap anak memiliki sinarnya masing – masing.  Karena Ibu Yannik yakin bahwa setiap anak terlahir kreatif. Namun semua itu tergantung bagaimana perkembangan, pendidikan berkualitas dan pengasuhan yang diberikan kepada anak tersebut.





Anak – anak di abad 21 ini berbeda dengan generasi kita dibesarkan. Menjadi seorang guru saat ini harus bisa menempatkan diri mereka dalam pemikiran anak – anak. Harus bisa mencari tahu bagaimana untuk masuk ke pola pikir mereka. 




Sebelum acara berakhir, Komunitas Joy Parenting memperkenalkan diri. Joy Parenting adalah gerakan sosial yang digagas oleh 97,9 Female Radio bertujuan untuk menginspirasi dan meningkatkan kesadaran orag tua akan pola pengasuhan  yang menyenangkan. Pola asuh yang menanamkan kebahagiaan di dalam tumbuh kembang anak. Karena anak yang bahagia menghasilkan masa depan yang bahagia. Joy Parenting juga menekankan bagaimana pentingnya mengembangkan pola hidup sehat, bagaimana mengembangkan mimpi anak, bagaimana anak memiliki empati, rasa percaya diri, mandiri, mendapatkan kasih sayang serta bagaimana anak berbudi pekerti yang baik. Hal inilah yang selalu dishare oleh Joy Parenting melalui akun sosial medianya. Diharapkan para orang tua dan calon orang tua bisa bersama sama belajar menjadi Joy Parents yang menghasilkan Joyful Kids dengan Joyful Future untuk Masa Depan Indonesia yang lebih baik. 





Terus terang ini menjadi PR untuk saya dan pak suami, melihat sisi kreativitas Fadly dan Fara. Namun setelah mengikuti talkshow ini, saya  berkeyakinan bahwa kami dapat mengembangkan kreativitas mereka berdua. Fadly senang menciptakan permainan/bangun sedangkan Fara suka menggambar dan bermain lego. Dan seharian di acara itu Fara senang sekali bisa ikutan bermain “Lego STEAM Learning" bersama Kana, temannya. Sepanjang perjalanan pulang dari acara, Fara gak habis – habis bercerita bagaimana serunya bermain lego bersama Kana. Sayang mereka berdua tak sempat mencicipi berbagai permainan “Playdate Arts &Craft” karena waktu yang tak memungkinkan. Terima kasih untuk ilmu dan pengetahuannya hari ini Sampoerna Academy, sampai jumpa lagi....



















© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall