14 Oktober 2016 nanti, usia Fara tepat 5 tahun. Tak terasa, gadis kecil saya ini sudah bukan
anak balita lagi. Rasanya baru kemarin saya ditemani pak suami, nginep malam –
malam ke rumah sakit diantar naik motor karena kontraksi mulai nongol. Rasanya
baru kemarin belajar mengenai Asi dan printilannya. Huhuhu jadi kangen gendong
bayi #eh *jangan diaminin yaa...
Buat saya, belajar mengenai ASI –
MPASI dan hal yang berkaitan dengan bayi baru lahir aka newborn selalu
mengasyikkan. Kenangan masa – masa memiliki bayi gak akan pernah bisa
dilupakan. Selain itu pengetahuan ini tetap akan berguna sepanjang masa kan,
siapa tahu kelak Fadly Fara punya anak, ilmu ini masih tetap bisa saya
praktekkan.
Masih ingat ketika hamil dan
melahirkan Fadly dulu, saya dan pak suami sama – sama buta. Eh gak buta banget
sih sebenarnya, maksudnya kami mencari tahu tapi usaha kami berdua untuk
memberikan ASI pada Fadly boleh dibilang NOL. Mengapa? Saya kurang berusaha
keras untuk tetap menyusui Fadly, sesakit apapun. Saya cepat menyerah terhadap
rasa sakit dan suara tangis Fadly yang membahana. Belum lagi pak suami yang
kala itu belum kenal dan ikutan sebagai Ayah Asi, memaksa saya untuk segera
menyusui Fadly agar tangisnya berhenti. Yang ada, saya stress, pak suami
marah-marah dan Fadly nangis tanpa berhenti. Aagghhh kalau ingat masa itu,
emosi saya masih tersisa rupanyanya. Sedih, kesal, dan sejuta perasaan bersalah
karena Fadly tidak mendapat hak yang seharusnya dia terima selama 2 tahun
pertama usianya.
Selain suami, keluargapun menjadi
salah satu sumber kepanikan saya menghadapi Fadly ketika bayi. Belajar dari
itu, ketika Fara saya mengajak suami dan keluarga untuk sama – sama belajar
mengenai ASI – MPASI rumahan dan lainnya yang berhubungan dengan Bayi.
Alhamdulillah keluarga mau bekerja sama dengan saya. Itulah mengapa untuk teman
dan kerabat yang sedang mempersiapkan kelahiran, saya menyarankan kepada mereka
untuk ikut belajar di Pelatihan menjadi Orang Tua Baru. Loh memang ada
pelatihannya? Ada donk...di sini kita bisa belajar banyak hal dalam
mempersiapkan kelahiran si bayi dan menjadi orang tua baru.
Sabtu 24 September 2016 lalu,
saya mendapat undangan dari Philips
dalam acara “Philips Avent New Parents Class Program”, bertempat di RS
Bunda Menteng, Jakarta. Narasumber hari
itu antara lain; dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA, dokter spesialis anak,
Titien Indah Saputri, S.Gz, spesialis Gizi, dan Lisma Meliana, AmKeb Konselor
ASI, Sertifikasi pijat bayi. Tidak hanya talkshow, New Parents class ini juga
dilengkapi dengan sesi pelatihan dan praktik langsung yang akan membekali para calon orang tua mengenai Manajemen
Laktasi, Perawatan Bayi dan MPASI. Dan ya acara hari ini tidak hanya dihadiri
oleh para calon ibu yang tengah hamil namun juga dihadiri oleh para Ayah.
Semangat belajar semua....
Pentingnya ASI Bagi Tumbuh
Kembang Bayi
“Persiapan menjadi orang tua baru
sebaiknya dimulai pada awal kehamilan. Dengan pengetahuan yang benar mengenai
pemberian ASI maka tidak ada alasan bagi orang tua baru untuk berkomitmen
memberikan ASI setidaknya enam bulan pertama atau hingga anak usia dua tahun.
Disamping itu, bertanya kepada konselor ASI atau tenaga kesehatan profesional
juga sangat membantu keberhasilan ibu menyusui”, ujar dr. Melanie Yudiana
Iskandar, SpA dalam acara tersebut. Menurut dr. Melanie, tidak hanya ibu, ayah
– para nenek dan kakek juga merupakan tim yang saling mendukung untuk
keberhasilan ibu memberikan ASI. Apalagi saat ini mulai banyak konselor laktasi
yang dapat membantu para ibu yang kesulitan memberikan ASI. Konselor laktasi
dapat ditemui di rumah sakit, ataupun grup – grup konselor. Sharing bisa
melalui WA/BBM/telp dan bahkan bisa datang berkunjung ke rumah jika dibutuhkan.
Dan jaman Fadly dulu, saya gak ngeh dan gak cari tahu, apakah ada yang bisa
menolong saya kala itu hiks...
Berikut adalah manfaat ibu
memberikan ASI pada bayinya :
·
Bonding
·
Perlindungan terhadap infeksi
·
Mencegah bayi alergi
·
Menurunkan angka diabetes
·
Kaya akan zat penting yang dibutuhkan bayi
·
Kekebalan yang optimal (memiliki sistim imun)
·
Selalu segar, tidak basi, dan hygienis
·
Merupakan makanan yang tempat bagi bayi
Memberikan ASI tidak hanya asal
menyodorkan puting ke dalam mulut bayi. Dengan memberikan ASI kita juga harus
tahu bahwa bayi kita mendapat cukup asupan ASI sesuai dengan tumbuh kembangnya.
Adapun tanda – tanda bayi cukup ASI adalah sebagai berikut :
·
BB naik 20 – 40 gram perhari
·
Buang Air Kecil (BAK) dengan frekuensi 6-8
sehari
·
BAB berubah warna menjadi kuning
Namun jika tanda – tanda di atas
bayi masih juga menangis, coba perhatikan kondisi popoknya (penuh/tidak),
apakah si bayi sedang tidak enak badan (mengalami flu/demam/rewel), kondisi
ruangan (apakah panas/berkeringat/kedinginan), atau bayi hanya butuh pelukan
saja (digendong). Tidak selama bayi menangis karena lapar ya buibu...
Teman – teman tahu kan apa itu
IMD atau Inisiasi Menyusui Dini? Yaitu suatu proses membiarkan bayi menyusu
sendiri segera setelah melahirkan. Hal ini dilakukan dengan cara meletakkan
bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan
puting susu ibu untuk menyusu. Kegiatan IMD ini harus sesegara mungkin
dilakukan ketika lahir, tanpa ditunda kegiatan lain seperti membersihkan, atau
mengukur bayi. IMD adalah hak ibu dan bayi, yang jika diabaikan dapat dilaporkan
kepada IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
Belajar Menyusui Untuk Suksesnya
ASI
Dulu saya berpikir bahwa menyusui
adalah hal alami yang bisa dilakukan ibu tanpa perlu belajar. Ternyata saya
salah. Menyusui juga perlu dipelajari. Beruntung peserta yang hadir dalam acara
Philips Avent New Parents Class didampingi oleh konselor ASI, sehingga para calon ibu dan calon Ayah bisa belajar dan berkonsultasi langsung
di sana.
Hal mendasar yang penting untuk
dipelajari ketika menyusui adalah posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan
bayi. Berikut beberapa posisi menyusui :
·
Posisi Ibu duduk
·
Posisi ibu tidur miring
·
Posisi ibu tidur telentang
Selain posisi menyusui,
perlekatan dan bentuk puting yang datar biasanya menjadi permasalahan lain
dalam menyusui. Bayi menjadi susah menghisap jika ibu memiliki puting yang
datar. Namun sekarang hal ini tidak perlu menjadi kendala. Philips Avent
menyediakan sebuah alat berbentuk pipet kecil yang dapat menarik puting yang
masuk ke dalam. Alat canggih ini belum ada ketika saya dulu menyusui Fadly
hihihi... Alat ini bisa ditemui pada seperangkat alat pompa ASI yang
dikeluarkan Philips Avent baru – baru ini. Tidak hanya alat pompa ASI, Philips
Avent juga menyediakan alat untuk mensterilkan botol susu dan alat untuk menjaga
ASI tetap hangat, berbentuk seperti
termos.
Dan yang perlu diingat adalah bagaimana
cara bayi menghisap puting agar mendapatkan ASI secara maksimal. Karena ASI
keluar tidak hanya di sekitar aerola namun juga di bagian atas, bawah dan
samping payudara. Posisi perlekatan yang baik ketika menyusu, mulut bayi tidak
hanya menempel pada puting saja, namun menempel juga pada area bawah puting
payudara dan selebar mungkin. Posisi lidah bayi berada ke arah bawah, sehingga
ibu tidak akan merasakan nyeri saat menyusui.
Para Ibu yang hadir langsung sibuk mencoba menyusui
dengan bantuan boneka dibantu oleh para konselor yang hadir. Mereka sibuk
bertanya bagian – bagian mana dari payudara yang menghasilkan ASI dan apa yang
mesti dilakukan jika payudara terasa sakit dan penuh ASI. Para Ayah juga tak
mau ketinggalan, mereka diminta untuk praktik memijat istrinya ketika selesai
memberikan ASI. Pijat Oksitosin namanya, salah satu tujuannya untuk mengurangi
stress pada ibu menyusui, mengurangi nyeri pada tulang belakang dan juga dapat
merangsang kerja hormon oksitoksin.
Belajar pijat Oksitoksin |
Penjelasan mengenai menyusui dan mencoba alat pompa philips avent |
MPASI
Siapa di sini yang heboh
menyiapkan semua keperluan MPASI dan memasaknya sendiri?*ngacung* Karena tidak
ingin kecolongan lagi seperti saat memberikan ASI, untuk MPASI saya berusaha
untuk menyiapkannya sendiri di rumah. Mengapa? Karena saya lebih yakin MPASI
rumahan yang saya siapkan lebih higienis, lebih sehat dan juga lebih murah.
Metode pemberian MPASI dengan
panduan WHO, bayi mulai dikenalkan dengan makanan pada usia 180 hari atau 6 bulan. Dengan
bertambahnya usia bayi, terdapat kekosongan pasokan energi dan nutrisi yang
sudah tidak bisa hanya diperoleh dari ASI. Bayi perlu diberikan MPASI karena :
·
Mengisi kekosongan antara kebutuhan nutrisi
total pada anak, dimana nutrsi dan nafsu makan sudah tidak bisa dipenuhi oleh
ASI
·
Cadangan zat besi sudah habis terpakai dan tidak
bisa dipenuhi hanya dengan ASI
·
Mengajarkan anak untuk memiliki kebiasaan makan
yang baik
·
Memberikan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik bayi
MPASI diberikan ketika bayi
berusia 180 hari atau 6 bulan, bukan sebelumnya. MPASI dini tidak dianjurkan
dan dapat mengakibatkan :
·
Meningkatkan risiko terkena infeksi dan gangguan
pencernaan
·
Keinginan bayi untuk menyusu menurun
·
Produksi ASI berkurang seiring berkurangnya
frekuensi dan kekuatan bayi menyusu
·
Beresiko mengalami alergi pada makanan
·
Berisiko bayi mengalami obesitas di kemudian
hari
MPASI dapat diberikan kepada bayi
berusia 6 bulan yang sudah menunjukkan tanda – tanda sebagai berikut :
·
Bayi sudah dapat menegakkan kepalanya dengan
baik tanpa disanggah
·
Bayi sudah dapat duduk sendiri di hair chair
atau kursi makan. Jangan menyuapi bayi di tempat yang tidak memungkinkan bayi
duduk dengan tegak
·
Bayi sudah mau membuka mulutnya jika didekatkan
dengan sendok
·
Bayi mulai tertarik dengan makanan yang kita
makan
Yang perlu diperhatikan juga,
MPASI yang diberikan haruslah mengandung karbohidrat, protein nabati, protein
hewani, serat (sayur dan buah) dan dapat juga ditambahkan dengan lemak (berupa
santan/minyak sayur). Berikan MPASI secara bertahap, 2 -3 tiga sendok ditahap
awal pemberian, dengan menu tunggal. Pemberian MPASI selanjutkan, sesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan masing – masing bayi. Perhatikan juga kebersihan
bahan makanan, perlengkapan masak dan peralatan makan.
Belajar mengenai MPASI |
PHILIPS AVENT
Philips Avent memahami pentingnya
1000 hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas atau masa yang paling sangat
berpengaruh pada pertumbuhan bayi, dan pemberian ASI - MPASI merupakan bagian
penting dalam hal ini. Philips Avent telah lebih dari 30 tahun berpengalaman
mengembangkan produk – produk untuk mendukung ibu dalam memberikan ASI dan
MPASI.
Banyaknya ibu yang tidak nyaman
memberikan ASI langsung di tempat umum,
atau ibu yang harus kembali bekerja ke kantor, membuat Philips Avent
menyediakan seperangkat alat pompa ASI yang mudah dan praktis dalam
penggunaannya. Tidak hanya itu, Philips Avent juga hadir dengan blender dan perangkat
alat makan multi fungsi yang berguna untuk membuat
MPASI rumahan yang sehat dan higienis.
Aneka produk dari Philips Avent |
Acara diakhiri dengan sesi
memijat bayi oleh mbak Lisma Meliana AmKeb Sertifikasi Pijat Bayi. Memijat bayi
dapat merangsang otot motorik, membuat otot bayi menjadi kuat, membuat bayi
tidak mudah rewel, imunitas meningkat, membuat tidur lebih nyenyak dan mampu
mempererat ikatan batin antara orang tua dan anak. Pada sesi ini, para ibu yang
membawa bayinya dapat langsung mempraktekkannya. Seru ya hihihi.... Oiya
program “Philips Avent New Parents Class” ini merupakan program yang digelar
Philips Avent bekerja sama dengan sejumlah Rumah Sakit Ibu dan Anak,
diantaranya RS Siloam, RS National, RS Dua-dua, RS Flores, RS Husada, RS
Aaliyah, RS Tamba, RS Hermina Jatinegara, RS Hermina Bekasi, RS Hermina Depok,
RS Hermina Bogor dan RSIA Bunda. So nantikan program Philips Avent New Parents
Class di Rumah Sakit lainnya yaa......