expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

09 February 2020

Kompetisi Memasak Bersama Chef Juna dan Kentang Sunrise Green




Chef Juna


Selama menjalani peran sebagai ibu, memasak adalah hal yang penuh petualangan dan bikin deg-degan. Memilih menu, membeli bahan, dan meramunya menjadi suatu hidangan yang enak dimakan, sungguh sebuah proses yang layak dinanti. Terlebih lagi jika hasil masakan disukai anak – anak dan pak suami, mmmm….rasanya seperti menang lomba.


Bicara soal kompetisi masak, apa ya rasanya menjadi peserta kompetisi masak  dan jurinya adalah Chef Juna. Kira – kira bakalan konsen gak ya masaknya?



Rabu 5 Februari 2020 lalu, bertempat di Ranch Market Pondok Indah, Sunrise Indonesia bekerjasama dengan Ranch Market Pondok Indah, menggelar acara Cooking Competition, yang jurinya adalah Chef Juna. Ya, siapa juga yang gak ngiler bisa ketemu dan masak bareng dengan Chef Juna, salah satu juri di Kompetisi Memasak yang diadakan oleh salah satu stasiun TV nasional.



Sebelum pergi, saya sempat browsing beberapa menu yang biasa saya sajikan untuk keluarga.  Huhu walaupun dalam hati gak pede, biasa masak hanya untuk duoF dan pak suami, tapi hari itu saya sangat antusias mengikuti cooking competition. Kesempatan bertemu dan bisa ngobrol langsung dengan Chef yang terkenal jutek jarang – jarang kan😂😂😂😂....



Tiba di Ranch Market Pondok Indah, venue masih sepi, baru  1- 2 peserta yang tampak. Yaiya lah wong acaranya saja akan dimulai pukul 13.00 Wib, sedangkan saya pukul 12.00 Wib sudah sampai di lokasi, menghindari hujan yang turun tak kenal waktu. Tak berapa lama, semua peserta yang mengikuti cooking competition pun hadir. 



Acara dibuka dengan perkenalan oleh Bapak Edward Kuntjoro, Distrik Manager Ranch Market, yang sangat senang dan menyambut baik diadakannya acara ini. Beliau mengungkap bahwa Ranch Market siap membantu ibu – ibu untuk memenuhi kebutuhan belanja harian (sayur mayur) dan belanja bulanan (sabun, deterjen, dll) melalui aneka produk berkualitas. Selain itu berbelanja di Rach Market juga bisa dilakukan melalui e-commerce  supermarket.com. Diakhir kata, beliau mengucapkan selamat berlomba kepada para peserta.




Selanjutnya ada Bapak William Salim, CEO PT. Tani Unggul Nusantara, mengatakan bahwa Sunrise Indonesia berusaha memberikan Sayur Sunrise Green yang terbaik bagi ibu – ibu Indonesia. Sunrise Indonesia dan Ranch Market bersinergi menghadirkan Sayur Sunrise Green yang memberikan kebaikan pada konsumennya. 


Foto by Refika Artari


Sunrise Indonesia merupakan salah satu produk dari PT. Tani Unggul Nusantara, sebuah perusahaan agrobisnis yang sudah berdiri sejak 2014. PT. Tani Unggul Nusantara memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia melalui pengolahan produk lokal guna memenuhi sektor industri pangan modern.



Produk unggulan Sunrise Indonesia adalah kentang, bawang dan ubi. Untuk produk kentang, terdiri dari kentang siomay, kentang tess, kentang baby dan kentang diet. Sedangkan untuk bawang, tersedia bawang merah, bawang putih dan bawang Bombay. Kalau ubi, ada ubi ungu dan ubi cilembu.





Cooking Competition dengan Bahan Utama Kentang Sunrise Green



Dan ini dia acara yang ditunggu –tunggu, cooking competition. Sebelum dimulai, peserta yang hadir dibagi dalam beberapa kelompok, di mana satu kelompok terdiri dari 2 orang. Total ada 9 kelompok yang siap bersaing memperebutkan sejumlah voucher. Saya hari itu kebagian sekelompok dengan mbak Rahmi, dan kami berdua memutuskan memasak Mash Potatoes dengan Gindara Saus Manis.



Sebelum aba – aba memasak dimulai, Chef Juna memberikan penjelasan mengenai mekanisme lomba. Dengan pembawaannya yang terkesan angkuh dan jutek, Chef Juna berhasil menarik perhatian ibu – ibu yang menyaksikan acara kompetisi memasak di TV. Tetapi hari itu justru Chef Juna hadir dengan  gelak tawa, jauh dari kesan jutek dan angkuh.


Peserta diberi beberapa bahan utama berupa kentang, bawang Bombay, bawang putih dan bawang merah dari Sayur Sunrise Green. Setiap kelompok mendapatkan voucher belanja senilai Rp200rb untuk membeli aneka bahan – bahan yang diperlukan. Saya dan mbak Rahmi pun membeli ikan gindara, wortel, kacang polong, brokoli, susu, mentega, dan saos.


Kentang Sunrise yang digunakan adalah kentang tess. Selain kentang dalam keadaan bersih, saat direbus pun tidak membutuhkan waktu lama, kentang Sunrise mudah empuk. Dan kami pun tak berkesusahan menghaluskan kentang Sunrise menjadi mash potato, meskipun dengan peralatan sederhana.



Sayang, kami berdua belum beruntung memenangkan perlombaan memasak kali ini. Menurut Chef Juna, pilihan ikan gindara yang kami panggang menggunakan mentega, kurang tepat, ikan jadi makin berminyak dan berlemak. Ikan gindara sebaiknya dipanggang menggunakan oven, agar lemaknya keluar dan ikan terasa manis. Sedangkan untuk mash potatoes dan saus asam manisnya sudah cukup enak dan layak disajikan.



Saat memasak menggunakan aneka Sayur Sunrise Green, kesemuanya memiliki kualitas premium dan bebas pestisida, sehingga sehat dan aman digunakan. Sayuran yang sehat akan menghasilkan makanan yang sehat juga bagi tubuh.




PT. Tani Unggul Nusantara saat ini tengah mempersiapkan peluncuran produk terbaru Sayur Sunrise Green, yang merupakan sayuran organic untuk orang baik. Selain sehat, dari penjualan Sayur Sunrise Green nantinya, profit yang diterima akan diambil bagiannya untuk diberikan kepada yang membutuhkan atau untuk charity.


Selain mengkonsumsi sayuran yang baik bagi tubuh, dengan membeli Sayur Sunrise Green, kita juga turut serta dalam program kebaikan yang dilakukan Sunrise Indonesia. 

Sayur Sunrise Green, pilihan keluarga Indonesia.

06 February 2020

Lakukan Deteksi Dini Untuk Mencegah Kanker







“Mbak, udah dapat kabar belum, Ibu S**** masuk rumah sakit. Beliau didiagnosa menderita kanker payudara” , berita mengejutkan yang saya dengar di akhir bulan lalu. Ibu S adalah wali kelas Fara di kelas 1 lalu. Saat mengajar Fara pun beberapa kali beliau dirawat di Rumah Sakit dengan diagnose penyakit pada lambungnya. Kini ternyata beliau  menderita kanker payudara.



Kanker adalah salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat dan tidak dapat dikendalikan tubuh  penderita. Pertumbuhan sel yang tidak normal ini menganggu dan merusak sel normal yang berada di sekitarnya. Kanker sendiri termasuk penyakit tidak menular yang merupakan penyebab kematian kedua di dunia, karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala di awal tahap perkembangannya. Biasanya diketahui ketika sudah mencapai stadium lanjut.



Dalam keluarga besar almarhumah nenek, beberapa saudara kandung  dan keponakan nenek banyak yang terkena kanker. Pada awalnya mereka mengaku tidak mengetahui gejala – gejala, dan baru mengetahui di stadium lanjut. Padahal kalau sejak awal terdeteksi, insyaAllah  kankernya dapat dicegah dan dikendalikan.



Bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari 2020 lalu, Kementerian Kesehatan mengundang teman – teman influencer untuk belajar dan mengetahui lebih dekat, apa dan bagaimana penanganan kanker.



Dalam kesempatan tersebut ibu Cut Putri Ariani, Direktur P2PTM, Kementerian Kesehatan, meminta kepada blogger dan influencer yang hadir untuk membantu menyebarkan informasi yang benar mengenai mengenai kanker. Jangan sampai banyak masyarakat yang justru mendengar informasi yang bersifat menyesatkan/hoax, terutama yang berkaitan dengan pengobatan.



Hingga saat ini penyebab kanker belum dapat diketahui, tetapi banyak faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker. Kanker menyerang siapa saja, baik laki – laki maupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Bahkan tak jarang bisa muncul di semua organ tubuh.


Berikut adalah faktor resiko kanker :
  • Rokok
  • Kurang aktifitas fisik
  • Pola makan yang tidak sehat
  • Terpapar polutan dan zat karsinogenik
  • Makan makanan yang diyakini mengandung pemanis, pewarna, perasa dan pengawet.
  • Berganti – ganti pasangan
  • Stress





Namun demikian ada 7 gejala yang perlu diperhatikan dan diperiksa lebih lanjut, memastikan ada atau tidaknya kanker dengan cara WASPADA :

W : waktu buang air besar atau kecil dan perubahan kebiasaan atau gangguan.
A   : Alat pencernaan terganggu dan susah menelan
S   : Suara serak dan batuk yang tidak kunjung sembuh
P   : Payudara atau tempat lain terdapat benjolan
A   : Andeng – andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya
D   : Darah atau ledir yang abnormal keluar dari tubuh
: Adanya koreng atau borok yang tidak sembuh – sembuh.



Jika teman – teman mengalami satu atau beberapa gejala di atas, sesegera mungkin dokter terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kanker merupakan penyakit gaya hidup yang selanjutnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini.



Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim, merupakan kanker dengan kasus terbanyak di Indonesia. Lakukan detesi dini untuk mencegahnya, melalui Sadari (Periksa Payudara Sendiri) yang dapat  dilakukan setelah 7 – 10 menstruasi setiap bulannya. Pencegahan dini berikutnya melalui test IVA, yang saat ini prosedurnya sudah bisa dilakukan di Puskesmas terdekat dengan harga terjangkau.






Untuk mencegah hal di atas, mari lakukan Germas , Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, kampanye yang dilakukan Kementerian Kesehatan menuju Indonesia Sehat dan Kuat.


© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall