expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

28 April 2020

Kisah Seorang Teman Yang Positif Virus Corona dan Cari Tahu Test Online Deteksi Covid-19 di Aplikasi Halodoc





Memasuki Ramadhan hari ke 5, saya menemukan sebuah podcast yang menceritakan bagaimana perasaan dan apa yang dialami seorang ibu ketika ia divonis sebagai PDP (pasien dalam pegawasan).



Sebutlah mbak A, yang memiliki suami dan dua orang anak. Ketika social distancing diberlakukan, mbak A berusaha untuk tidak keluar rumah sama sekali. Bahkan untuk belanja sayur mayur pun ia meminta tukang sayur langganannya yang datang membawa pesanan. Selebihnya sang suami yang keluar ke supermaket membeli aneka kebutuhan harian lainnya.


Tetapi suatu ketika, mbak A mengalami batuk - batuk dan hingga susah untuk bernapas normal. Ia pun mencoba pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan diri. Dokter mendiagnosanya dengan pneumonia karena ada bercak putih pada paru - paru.





Singkat cerita ia pun berusaha untuk melakukan rapid test di Puskesmas terdekat. Di saat yang bersamaan, kantor tempat suaminya bekerja pun melakukan rapid test pada karyawan. Sang suamipun menceritakan perihal mbak A yang sedang menanti hasil. Dokter yang menangani sang suami kemudian meminta mbak A beserta anak - anak untuk ditest bersama sama.


Suami dan kedua anaknya memperoleh hasil negatif. Tetapi ketika tiba giliran mbak A, hasil yang didapat berbayang. Dokter memintanya kembali untuk ditest. Bayangkan dalam sehari mbak A mengalami 3x rapid test.


Hasil rapid test yang kedua memutuskan ia postif terpapar Covid-19. Dan mbak A meminta ia dirujuk ke Wisma Atlet, dengan asumsi ruangan yang ada banyak dan gak perlu berebut. Keesokan harinya ia pun berangkat menuju Wisma Atlet dianter oleh keluarga.


Sesampainya di Wisma Atlet, ternyata tidak semua orang bebas diperbolehkan masuk. Mbak A pun masuk menuju IGD sendirian. Setelah tanya sana sini, ia diminta menunggu. Sendiri dan menunggu selama 2,5 jam tentu bukan perkara mudah. Akhirnya mbak A pun bertemu dokter, menyerahkan seluruh hasil pemeriksaan sebelumnya. Dan dokter langsung memintanya untuk rawat inap saat itu juga.


Sebagai sesama ibu, saya langsung meneteskan air mata, ketika mendengar vonis yang diterima mbak A dan ia tidak diperkenankan bertemu dan bertatap muka bersama suami dan kedua anaknya. Mbak A mengatakan, ia sempat memikirkan hal yang tidak- tidak, tak akan bertemu kedua buah hatinya lagi. Namun ia sempat berpesan melalui video call, meminta kedua anaknya untuk selalu mendoakan mbak A agar cepat sembuh dan segera pulang.





Saat podcast itu ditayangkan, mbak A sudah 9 hari berada di Wisma Atlet, dan sudah menjalani  cek virus corona beberapa kali. Jika hasilnya positif, ia akan diberi aneka obat - obatan untuk pengobatan. Namun jika hasil swabnya negatif ia akan diperbolehkan pulang dan harus karantina mandiri selama 14 hari. Kemudian ia akan test swab lagi, dan jika negatif maka ia akan bebas dari virus corona.



Selama mendengarkan podcast ini, air mata saya gak berhenti - henti tumpah. Bagaimana mbak A kuat dan selalu positif thingking agar ia cepat kembali pulih. Selama di Wisma Atlet, mbak A merasa ada keluarga lain yang saling mendukung dan saling berbagi. Semoga mbak A segera pulih ya....




Cek Virus Corona Secara Online dengan Halodoc


Dalam cerita mbak A, ia sempat 3x dalam sehari melakukan Rapid test. Lalu sebenarnya apa sih Rapid test itu? Hasil pencarian membawa saya ke laman Halodoc, menyebutkan bahwa Rapid test sendiri merupakan pemeriksaan imunoglobulin sebagai skrining awal. Uji virus corona menggunakan spesimen darah, tidak menggunakan apusan tenggorokan atau apusan kerongkongan. Selain itu, rapid test tak perlu dilakukan di Lab Biosafety Level 2. Dengan kata lain, rapid test ini bisa dilakukan hampir di semua Lab kesehatan yang ada di RS di Indonesia. 

Selain Rapid test ada juga test lain untuk pembacaan imuniglobin dengan jelas yaitu melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) atau apusan tenggorokan/kerongkongan  (swab). Setelahnya baru akan diketahui apakah pasien tersebut positif Covid-19 atau tidak.






 


Berikutnya ada juga test online berupa pertanyaan - pertanyaan yang disediakan Halodoc guna mencari tahu mengenai gejala atau risiko penularan COVID-19. Di akhir test online nantinya akan muncul hasil jawaban kategori resiko Covic19, sesuai jawaban kamu. Berani mencoba?

25 April 2020

Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Freelancer




Gambar dari pixabay


👨: "Uangnya masih cukup bu?"
👩: " Alhamdulillah buat beli beras masih ada, cuma deg²an untuk cicilan sepertinya gak bisa terbayar"
👨 : " Gpp, minta penangguhan saja dulu, aku ajuin besok"




Ya sudah lebih dari sebulan baik saya maupun pak suami tidak keluar rumah. Pak suami yang belakangan lebih memilih menjadi driver ojol ketimbang anteng di rumah terima uprek - uprek handphone, sejak diberlakukannya PSBB hanya bisa mengangkut makanan atau pun barang.


Demikian juga dengan saya, yang terbiasa menerima pekerjaan online dan offline, harus memaklumi berkurangnya pekerjaan karena Covid-19 ini. Kami bedua sama - sama bekerja tanpa kantor alias freelançer. Ritme kerja kita yang atur, namun seninya bekerja freelance adalah tidak tentunya pendapatan yang kita terima. Bulan ini bisa saja dapat sekian xxx, tapi bulan depan tak tentu, bisa naik bahkan bisa juga turun.


Menyadari hal ini, sejak 2016 lalu, ketika pak suami memutuskan beralih profesi karena perusahaan tempatnya bekerja gulung tikar, saya pun tak tinggal diam. Apa saja yang bisa saya lakukan, selama halal dan menghasilkan, mengapa tidak. Yang penting pak suami mengijinkan😁


Sedikit demi sedikit penghasilan yang kami terima berdua pun kami sisihkan untuk ditabung. Barulah setelahnya kami gunakan untuk kebutuhan harian dan membayar kewajiban kami.


gambar dari pixabay


Itu dulu, sebelum pandemi Covic19 datang menyapa. Kini, pelan - pelan kami berdua berusaha beradaptasi dengan kehidupan "new normal", untuk tetap bertahan hidup. Saya yakin, bukan hanya saya dan keluarga saja yang susah, banyak orang yang mungkin lebih susah dari saya. Terbayang dengan adanya kebijakan pemerintah yang menyarankan untuk menghindari pertemuan atau keramaian agar memperlambat penyebaran Covid-19, banyak perusahaan maupun organisasi yang membatalkan acara dan mengurangi kegiatan mereka. Banyak karyawan yang juga terdampak, ada beberapa yang terpaksa dirumahkan tanpa dibayar (unpaid leave), pengurangan gaji pokok, bahkan ada juga yang harus lay off dikarenakan kondisi perusahaan yang tidak mampu. Tidak hanya itu, pengusaha kecil dan menengah, freelancer, dan pekerja non-formal lainnya juga terdampak karena berkurangnya pemasukan akibat kondisi ini. Jadi, gak hanya kita sendiri kan....


Hal ini tentu saja mempengaruhi cash flow pemasukan dan pengeluaran. Lalu bagaimana sih agar kondisi keuangan kita tetap stabil di tengah kondisi seperti ini? Berikut tips saya mengatur keuangan di tengah pandemi


  • Evaluasi semua penghasilan
Catat semua pemasukan dan pengeluaran yang ada. Pilah mana saja kewajiban yang sifatnya sangat urgent, jika masih bisa ditangguhkan, mencoba cari jalan untuk meminta penangguhan. Meskipun tidak semua pekerjaan terdampak Covid-19, tetapi pemasukan dari pak suami jadi berkurang dratis, ada pun hanya untuk makan sehari - hari. Bersyukur karena sebelumnya menabung, masih ada uang yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian.
  • Hemat, berhenti belanja yang tak perlu!
Beberapa hari sebelum diberlakukannya social distancing, seorang teman mengajak saya membeli tiket KA ntuk liburan akhir Juni nanti. Untunglah belum sempat saya iyakan, mengingat dalam kondisi ini, saya harus bisa memilah mana kebutuhan mana keinginan. Bahkan untuk makan sehari hari saya lebih memilih memasaknya sendiri agar tetap higienis.
  • Saatnya Cari Penghasilan Tambahan
Mengikuti jejak pak suami yang banci kuis, biasanya di bulan puasa ini banyak sekali brand yang menawarkan kuis berhadiah. Hadiahnya pun beragam mulai dari voucer belanja, produk hingga uang cash. Ya kalau pun tak ada yang menang, saatnya mencoba peruntunggungan di media sosial.
  • Menabung dan Prioritaskan Dana untuk Kesehatan
Kalau almarhumah nenek masih ada, beliau pasti gak akan bosan - bosannya mengingatkan saya untuk menabung dan menyimpan sebagian kecil penghasilan untuk asuransi kesehatan, untuk jaga-jaga di kondisi seperti ini. Sudah lah tak ada penghasilan, lalu kita amit - amit jatuh sakit, bagaimana membayar biaya pengobatannya.  Terlebih bagi pekerja non - formal, gak banyak asuransi yang bersedia menerima. Salah satu asuransi bagi pekerja non-formal adalah Asuransi Bebas Handal dari FWD Life.





Cari Tahu Asuransi Bebas Handal dari FWD Life

Tahukah teman - teman , bahwa setelah ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), COVID-19 secara resmi tidak ditanggung oleh banyak produk asuransi. Hal ini disebabkan karena  semua polis asuransi menyebutkan bahwa penyakit yang masuk kategori pandemi tidak masuk dalam pertanggungan asuransi. 

Namun berbeda dengan asuransi lainnya, Asuransi Bebas Handal dari FWD Life tetap melindungi nasabah saat adanya pandemi. Asuransi Bebas Handal ini menawarkan tiga kelebihan utama yang cocok bagi para pekerja non-formal.



  1. Kontribusi mulai dari Rp75 ribu/bulan. Proses masuk dan keluar Rumah Sakit rekanan gak pake ribet, cukup gesek kartu asuransi sepanjang biaya kamar sesuai Plan.  
  2. Manfaat asuransi gak hanya biaya kamar, tapi juga biaya dokter, obat-obatan, perawatan setelah rawat inap, biaya tindakan bedah dan cek lab dengan nilai manfaat hingga Rp100 juta/tahun.
  3. Mudah dibeli secara online, dan prosesnya pun tidak rumit serta cashless.



Sebagai tambahan,  Asuransi Bebas Handal Cover Covid-19 memberikan tambahan manfaat khusus hingga Rp100 juta di luar manfaat asuransi, jika nasabah didiagnosis positif COVID-19. Akan ada 3 manfaat khusus antara lain; manfaat harian, manfaat karantina dan manfaat meninggal dunia. Manfaat Khusus ini berlaku bagi semua nasabah polis asuransi individu yang berstatus aktif hingga 30 April 2020.



Ya tentu saja kita semua ingin pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Rindu bersua dengan orang tua, keluarga besar, teman dan tetangga serta ingin kembali berkegiatan normal. Semoga kita dijauhkan dari Covid-19. Tetap berprilaku hidup sehat, perbanyak makanan bergizi,  jaga imunitas tubuh dan banyak berdoa ya teman-teman 😘

22 April 2020

Surga Dunia, inilah 8 Wisata Bandung Barat yang Keren Banget


Hallo teman...




Wisata Bandung Barat sangat beragam. Bak surga dunia, kamu akan terkesima melihat pemandangan yang disajikan. Karena itu, Bandung Barat menjadi salah satu tujuan favorit untuk menghabiskan akhir pekan.
Apakah kamu tertarik untuk mengunjungi wisata di wilayah Bandung Barat? Yuk, simak pembahasan berikut ini.
  1.   Sungai Cikahuripan

Destinasi wisata yang pertama adalah Sungai Cikahuripan. Selain airnya yang bersih, destinasi ini juga menawarkan pemandangan bebatuan eksotis di tebing sungai. Batu-batu yang mengapit aliran sungai itu nampak seperti Green Kanyon.


  1.   Puncak Eurad Pingping

Destinasi selanjutnya yang tidak boleh terlewatkan adalah Puncak Eurad Pingping. Kamu bisa menikmati bersihnya udara Bandung dan juga pemandangan hijau yang menyejukkan dari atas puncak ini. Lokasinya terletak di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang.


  1.   Stone Garden

Masih berada di perbukitan, kamu perlu mengunjungi Stone Garden. Seperti namanya, kamu akan melihat pemandangan berupa batu-batu yang tersebar secara alami di Gunung Masigit. Tempat wisata ini juga dikenal dengan nama Taman Batu Padalarang.


  1.   Taman Lembah Dewata

Apakah kamu suka dengan danau? Jika demikian berkunjunglah ke Taman Lembah Dewata. Di sana kamu akan menemukan sebuah danau yang dikelilingi oleh perbukitan yang hijau.
Ada pula dermaga yang dibuat dari bambu di destinasi ini. Dengan pemandangan yang cantik, kamu bisa menemukan spot yang instagramable.
  1.   Benteng Pasir Ipis
Benteng identik dengan tembok tinggi yang berdiri sepanjang beberapa meter. Namun, Benteng Pasir Ipis berbeda. Alih-alih menemukan dinding tembok, kamu akan menyaksikan dinding yang ditumbuhi lumut lebat.
  1.   Curug Ngebul
Destinasi yang tak kalah menariknya adalah Curug Ngebul di Cisitu, Gununghalu. Destinasi wisata ini cukup sulit dijangkau dan belum banyak pengunjung.
Kamu akan sedikit kesulitan untuk sampai di lokasi. Meskipun begitu, view yang akan kamu lihat akan membayar kerja kerasmu. Air terjun dua tingkat siap menyambut dengan suasana yang masih sangat asri.
  1.   Hutan Pinus PAL 16
Wisata Bandung Barat yang satu ini cocok untuk kamu yang suka suasana pepohonan. Di Hutan Pinus PAL 16, kamu akan menemukan hamparan pohon pinus seluas 2 Ha. Tentu saja kamu bisa berswafoto dengan pemandangan yang indah di tempat ini.
  1.   Orchid Forest
Pecinta bunga anggrek akan merasakan surga dunia di destinasi yang satu ini. Berbagai jenis anggrek bisa kamu temukan di tempat yang sejuk dan asri ini. Selain menikmati keindahan, Anda juga bisa belajar mengenai macam-macam anggrek di Orchid Forest.
Untuk sampai ke lokasi-lokasi tersebut, tentu kamu harus menyiapkan kendaraan. Jika kamu tidak memiliki memilikinya, tidak perlu khawatir karena kamu bisa Rental Mobil Bandung di TRAC.
TRAC selalu berkomitmen untuk memprioritaskan keamanan dan kenyamananmu selama berwisata di Bandung. Setiap armana TRAC telah memiliki standar kebersihan dan higienitas untuk mencegah persebaran Virus Corona (Covid-19).
Kendaraan yang disediakan TRAC dibersihkan dengan menggunakan desinfektan secara menyeluruh sebelum ataupun sesudah melakukan perjalanan. Pengemudi yang bertugas telah melalui penyaringan kesehatan (suhu tubuh normal di bawah 37 derajat, tidak memiliki gejala batuk, flu, sakit tenggorokan atau gangguan pernapasan).

Nah itulah, destinasi wisata Bandung Barat yang menawarkan pemandangan indah. Jadi, kamu mau pergi ke mana, nih? Jangan lupa percayakan perjalannmu kepada TRAC, ya.





20 April 2020

Pusat Informasi Corona

Belajar Lebih Lengkap Mengenai Covid 19 di Pusat Informasi Corona






16 April 2020 kemarin tepat sebulan sudah kami berada di rumah saja agar terhindar dari tertularnya Covid-19. Mengikuti anjuran Pemerintah, semua kegiatan yang melibatkan orang berkumpul, ditiadakan.



Harusnya ditanggal 16 Maret itu, Fadly mengikuti Try Out yang diadakan oleh Dinas Pendidikan,dan  ditanggal 16 April, dijadwalkan akan mengikuti  Ujian Seleksi SMP.


Semua persiapan kami lakukan dengan harapan Fadly dapat diterima di SMP Negeri keinginannya. Mulai dari ikut penambahan materi di sekolah, les di luar sekolah, belajar dari buku - buku kumpulan soal hingga mengikuti lomba Try Out di  satu toko buku. Harapannya tentu saja Fadly mampu  terbiasa dalam menjawab soal.


Itu rencana, kenyataannya berbeda......


Sejak diberlakukannya Social distancing oleh Pemprov DKI  Jakarta, Fadly sempat berkomentar kalau ia ragu apakah tetap bisa mendapatkan hasil ujian yang memuaskan mengingat waktu belajar tatap muka dengan guru berkurang. Ia meminta saya untuk menyampaikan ke pihak sekolah agar kelas 6 tetap saja masuk belajar seperti biasa.



Saya pun menjelaskan apa itu social distancing pada Fadly. Kenapa diberlakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, dan sederet manfaat serta resiko lainnya. Pelan - pelan Fadly mulai memahami kalau kondisi di luar rumah itu rawan dan berbahaya. 


Wali kelas pun memahami anak - anak yang cepat bosan berdiam diri di rumah, mulai memberikan tugas - tugas yang cukup membuat anak - anak sibuk. Mulai dari latihan soal, membuat video presentasi hingga aneka prakarya dan poster yang berkaitan dengan Covid-19.


Salah satu tugas sekolah Fara, membuat patung dari sabun



Alhamdulillah semakin hari, Fadly dan Fara pun memahami virus Corona atau Covid-19 , apa dan bagaimana bentuk dan cara penyebarannya. Saya pun mengajak mereka untuk membuka pusat informasi Corona yang ada di internet.


Kami pun mencari tahu lebih banyak mengenai Corona, apa yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan diri dan keluarga, bagaimana prosedur tes dan pengobatan, hal - hal apa saja yang bisa membuat kita tetap produktif saat di rumah, di mana saja Rumah Sakit rujukan, Hotline service yang bisa dihubungi, dan lainnya.


Setelah sama - sama mencari tahu dan membaca, mereka berdua mulai  memahami jika tetap sekolah, bahayanya sangat besar. Kemungkinan tertular dan dan menjadi carrier pasti ada. Fadly dan Fara bisa saja hanya sebagai pembawa, sementara saya (penderita asthma) dan pak suami yang merokok aktif pasti lebih rentan tertular. 


Laporan tugas sekolah Fadly


Lalu apakah saya dan keluarga bosan? Tentu saja saat - saat tertentu rasa bosan muncul tanpa diminta. Salah satu caranya saya mengajak duoF membantu saya memasak, membersihkan rumah dan menonton film favorite kami di rumah. Pak suamipun gak mau ketinggalan, ia mengajak Fadly menonton aksi team favorite mereka pada kejuaraan game online beberapa waktu lalu via layar hape. Sedangkan saya dan Fara mencoba melakukan girl' s day out dengan cara creambath bersama di rumah. 



Jangan lupa ibadah dan berdoa ya teman - teman agar Covid 19 segera menghilang




Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menghabiskan waktu di rumah. Dengan berada di rumah saja justru kita sudah membantu tenaga medis untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. 


Nah kalau teman - teman sudah ngapain saja selama di rumah?

06 April 2020

Tidak Mudik Demi Orangtua Sehat dan Selamat





"Mbak, kayanya mulai aku besok gak jualan deh, mau mudik aja. Dagangan udah mulai sepi", pagi ini mbak  penjual nasi kuning di depan rumah mengutarakan keinginannya untuk mudik.

Sejak diberlakukannya social distancing di pertengahan Maret lalu, ternyata membawa dampak yang berarti bagi sebagaian masyarakat yang memiliki pendapatan harian.

Seperti mbak penjual nasi kuning tadi. Ia mengeluhkan dagangannya yang mulai sepi pembeli sejak Covic19 dan pembatasan sosial mulai diberlakukan. 


"Jangan mudik dulu ya mbak, Pemerintah menghimbau untuk tidak mudik, tetap berada di Jakarta", ujar saya. "Loh kenapa memangnya? Mending mudik mbak, daripada di Jakarta gak menghasilkan uang. Saya mau makan apa?".


Dengan perlahan saya pun menjelaskan mengapa pemerintah menghimbau secara keras agar masyarakat perantau yang berada di Jakarta untuk tidak mudik.


Kebiasaan mudik yang dilakukan ketika mendekati hari keagamaan bagi sebagai perantau adalah sebuah keharusan dan kewajiban anak pada orang tuanya. Namun tahun ini akan sangat berbeda. 


Fadly buat poster bertemakan di rumah aja, tidak mudik


Virus Covid-19 yang saat ini tengah menjadi pandemi di tengah masyarakat, sangat mudah menular dan berbahaya. Covid-19 bisa menular dari kita yang terpapar Covid-19 sebelumnya, maupun dari barang yang sudah disentuh penderita. Termasuk juga ketika kita menggunakan transportasi massal yang kita tumpangi.

Jika kita tetap nekad untuk pulang ke kampung halaman, bukan tidak mungkin kita berpotensi menyebarkan virus ini kepada orangtua, keluarga, sanak famili dan teman - teman yang ada di kampung.




Banyak kok  orang yang menderita Covid-19 namun ia tidak mengalami gejala - gejala berupa deman tinggi, sesak bernafas, batuk, dan dada merasa nyeri. Hal ini bisa saja disebabkan karena daya tahan tubuh kita kuat dan dalam kondisi yang prima. Namun bayangkan apa yang terjadi jika kita  mengalami hal ini tetapi tanpa sengaja kita menularkan kepada orang lainnya?


Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sudah selayaknya kita mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di Jakarta. Berkegiatan dari rumah pun sudah turut serta membantu tenaga medis berjuang di garda terakhir. Jika pasien positif Covid-19 terus menerus bertambah, dikhawatirkan kejadian yang menimpa Italia akan terjadi juga di sini, nauzubillah. Di mana akhirnya sejumlah Rumah Sakit dan tenaga medis kewalahan untuk merawat pasien positif Covid-19. 

"Tenang mbak, jelaskan saja alasannya kenapa mbak gak bisa mudik tahun ini. Toh gak mudik bukan berarti kita gak sayang sama orangtua dan keluarga. Justru dengan kita gak mudik, keselamatan dan kesehatan orangtua akan tetap terjaga". 

Selain itu disejumlah daerah, para Bupati dan Pejabat Daerah lainnya juga sudah terang - terangan melarang warganya yang berada di perantauan untuk kembali ke kampung halaman. Sejumlah kota seperti Tegal, sudah menutup akses pintu keluar masuk dari dan ke kotanya. 

Jika tetap nekad mudik, warga diharuskan untuk mengisolasi/karantina mandiri selama 14 hari. Di Klaten, warga sekitar menyiapkan sejumlah rumah isolasi bagi perantau yang kedapatan mudik. Rumah tersebut diawasi bersama oleh aparat desa setempat.

 Jadi gak ada salahnya toh menahan diri untuk tidak mudik, tidak piknik dan tidak berpergian ke luar kota/negeri. Mari kita doakan semoga wabah ini segera berakhir, dan Indonesia kembali pulih seperti sedia kala.


© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall