expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

17 December 2023

Bersinergi Bersama Menghapus Stigma Kusta

 

 

Menjadi orang yang hidup dengan diabetes membuat saya selalu waspada menjaga makanan dan pola hidup sehat. Saya khawatir jika suatu saat gula darah tak terkontrol, berdampak pada keseimbangan tubuh. Sangat mungkin orang yang hidup dengan diabetes anggota tubuhnya diamputasi jika luka.

 

Ini terjadi pada salah satu anggota keluarga besar saya yang terpaksa kehilangan salah satu kakinya akibat luka yang ia derita membusuk dan telatnya penanganan. Yang bersangkutan akhirnya beraktifitas hanya dengan satu kakinya saja yang kemudian ia jaga sebaik-baiknya. Ketika saya jenguk ia berpesan agar saya tidak boleh lengah dalam menjaga gula darah. Ia tidak ingin saya kemudian menjadi disabilitas juga seperti dirinya.


Saya mengerti perasaannya, terkadang orang menatap kasian ketika mengetahui kita disabilitas atau menderita sebuah penyakit. Tatapan mengasihini ini yang bikin kita menjadi down. Gak kebayang bagaimana teman – teman yang hidup dengan kusta mengalami hal ini.

 

KBR Bicara Kusta 

 


Saat ini penderita kusta di Indonesia mengalami stagnasi selama 10 tahun terakhir dengan capaian jumlah kasus 18.000 kasus yang menjadikan Indonesia sebagai negara tertinggi ketiga di dunia. Tentunya kita gak bangga dengan hal ini. Untuk itu pemerintah menargetkan angka disabilitas kusta berkurang menjadi 1 orang per 1.000.000 penduduk.

 

Sejak saya kecil dan aware ada tetangga yang menderita kusta, sepertinya pemerintah kurang sat set menangani kusta dan permasalahannya hingga hari ini. Padahal jika  tidak ditangani dengan serius dan sungguh-sungguh, penyakit ini akan semakin mudah menular.

 

Berkaitan dengan hal tersebut KBR membuat talkshow yang bertemakan #SuaraUntukIndonesiaBebasKusta pada 25 Juli 2023  yang menghadirkan Sasakawa Health Foundation dari Jepang yang berkunjung ke Indonesia. Sasakawa Health Foundation (SHF) merupakan salah satu donor potensial yang dihubungi NLR. SHF sendiri saat itu tengah meninjau proyek  di Jakarta dan Jawa Timur untuk mempelajari bagaimana program penanganan kusta dilakukan di Indonesia.

 

Narasumber yang hadir dalam talkshow tersebut yaitu Ms. Aya Tobiki selaku Chief Program Officer Hansen’s Disease Program, Sasakawa Health Foundation, Asken Sinaga sebagai Executive Director NLR Indonesia dan Ardi Yansyah, OYPMK dan ketua Permata Bulukumba.

 

Untuk menangani kusta dibutuhkan keterlibatan segenap lapisan masyarakat, bersama – sama bersinergi agar Indonesia Bebas Kusta dapat tercapai. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ms. Aya, bahwa kunjungan Sasakawa ke Indonesia ini memang ingin mendukung Indonesia bebas kusta. Ms. Aya lebih lanjut mengatakan kalau dalam kunjungannya ke beberapa daerah di Indonesia, edukasi mengenai kusta sudah ada mulai dari puskesmas yang merupakan pusat kesehatan masyarakat yang terdekat dengan masyarakat dan lebih mudah dikunjungi.

 


Dalam talkshow juga hadir Ardi Yansyah yang menceritakan kisah hidupnya yang menderita kusta dan mengalami pandangan direndahkan, seakan – akan martabat hidupnya tidak sama dengan manusia pada umumnya. Namun ia tidak mau tinggal diam, Ardi kemudian aktif di Permata Bulukumba sejak 2018 bersama NLR.

 

Ardi bersama NLR  kemudian membuat berbagai program yang salah satunya yaitu program DESAKU, bertujuan memberikan pelatihan  bagi masyarakat dan pendampingan bagi penderita kusta agar bisa kembali berdaya sehingga OYPMK dapat hidup kembali normal, tampil percaya diri dan dapat beraktifitas serta berkarya kembali.

 

Selanjutnya pak Asken Sinaga mengatakan bahwa LSM itu harus dekat dengan pasien dan OYPMK sehingga jika perlu rujukan bisa sesegera mungkin dibantu. NLR berupaya untuk menjaring partnership agar penanganan kusta dapat segera dieleminasi bersama -sama. NLR juga memberikan dukungan teknis kepada pemerintah dan OYPMK melalui program – program  dan melakukan advokasi.

 

OYPMK semestinya mendapat kesempatan dan kenyamanan untuk berobat di manapun ia berada, karena semua masyarakat termasuk disabilitas, mempunyai hak yang sama.

 

 

 

 

02 December 2023

Remaja Disabilitas dan Pemilu 2024




Pemilu tinggal hitungan hari di mana akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 secara serentak. Pemilu bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi serta memilih pemimpin atau wakil yang rakyat yang duduk di pemerintahan.

Sayangnya hingga hari ini sosialisasi pemilu terhadap pemilih pemula terutama remaja disabilitas sangat jarang. Padahal mereka juga punya hak berpolitik sama dengan masyarakat lainnya. Hal ini tercantum dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 yang membahas Tentang Penyandang Disabilitas, pasal 13 yang menyatakan bahwa Hak politik bagi penyandang Disabilitas.

Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin penyandang Disabilitas dapat berpartisipasi dalam pemilu secara bermakna dan efektif.

Untuk itu ruang publik KBR mempersembahkan talkshow persembahan NLR dengan tema "Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024", yang diadakan pada selasa, 28 November 2023.

Dalam talkshow tersebut hadir ibu Noviati, S.IP sebagai PPRBM atau Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat yang juga sekaligus menjabat sebagai Panitia Pengawas Pemilih  Pemilihan Umum (Panwaslu) yang berlokasi di Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, ibu Novianti menyampaikan bahwa semua sudah diatur dalam UU No 7 Tahun 2017 Pasal 5 yang menyebutkan bahwa penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan itu mempunyai hak yang sama sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya ataupun sebagai upaya pemilu.

Dalam hal ini peran panwaslu menjembatani dan memastikan agar seluruh peserta pemilu termasuk penyandang disabilitas yang telah memenuhi persyaratan terdata di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan mempunyai hak yang sama untuk bisa menggunakan hak politiknya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kenichi Satria Kaffah, merupakan  remaja dengan disabilitas yang saat pemilu nanti sudah bisa ikut serta berpartisipasi dalam pemilu.

Kenichi mengatakan bahwa dengan adanya pemilu dan penyandang disabilitas dapat ikut serta berpartisipasi, tentunya hal ini sangat bermakna bagi disabilitas karena banyak teman² juga yang belum pernah, bahkan belum pernah tahu tentang politik.


Banyak teman² penyandang disabilitas yang baru merasakan euphoria pemilu pertama  kalinya di pemilu 2024 nanti. Lebih lanjut Kenichi berharap pemerintah lebih peduli untuk mengedukasi dan memperbanyak kegiatan atau aktivitas  mengenai pemilu pada penyandang disabilitas. Sehingga mereka semua mendapat informasi yang jelas bukan hoax yang beredar.


Kenichi berharap semoga akan lebih banyak lagi sosialisasi dan edukasi mengenai pemilu ataupun politik kepada penyandang disabilitas. Harapan Kenichi yang utama adalah agar saat melaksanakan pemilu nanti, TPS (tempat pemungutan suara) yang ada akan ramah dan mudah aksesnya bagi penyandang disabilitas di masing² daerah.


Seperti yang kita ketahui jumlah pemilih pemula pada pemilu 2024 nanti sebanyak 31,23 persen yang berusia 17 hingga 30 tahun. Sementara pemilih usia 31 - 40 tahun sebanyak 20,70 persen. Dan jika digabungkan suara mereeka hampir 52 persen, sehingga memang dibutuhkan  sosialisasi yang efektif kepada para pemilih pemula. Semoga saja pemilih pemula yang ada benar² menyuarakan  pilihan pada pemilu 2024. Say no to golput!

04 November 2023

Peran Media Melawan Stigma Kusta

 

 


 

Teman – teman tahu tidak bahwa di setiap hari Minggu terakhir di bulan Januari, seluruh dunia merayakan Hari Kusta Sedunia. Hal ini dilakukan sebagai upaya terciptanya  pengahupasn diskriminasi terhadap pengidap kusta dan sebagai bentuk kepedulian atas kesehatan serta bahayanya penyakit kusta.

 

Indonesia sendiri merupakan negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia selama 10 tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa disabilitas kusta belum mendapat dukungan 100% baik dari pemerintah maupun dari masyarakat dan Lembaga yang terkait. Kusta masih menjadi masalah berkesinambungan antara medis, social, ekonomi, dan budaya karena masih banyaknya stigma mengenai penderita kusta dan keluarganya di masyarakat.

 

Hal yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat awam adalah membantu penyebaran informasi mengenai kusta dengan benar dan komperehensif kepada masyarakat sekitar, baik melalui media seperti media online, media social maupun media elektronik sehingga masyarakat luas dapat mengetahui apa itu kusta, bagaimana cara penularan dan pengobatannya.

 

Kali ini dalam talkshow Ruang Publik KBR yang berlangsung pada selasa 31 Oktober 2023 lalu, berkerjasama dengan NLR Indonesia mengangkat tema Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta. Sebagai Narasumber hadir  Ajiwan Arief Hendra, S.S  - Redaktur Solidernews.com. Beliau mengatakan bahwa Solidernews.com yang berpusat di Yogyakarta merupakan salah satu media alternatif untuk fokus menyuarakan isu advokasi disabilitas Indonesia dengan harapan isu – isu disabilitas dapat semakin luas dijangkau, semakin luas diketahui oleh masyarakat luas sehingga stigma – stigma yang ada mengenai disabilitas dapat berkurang dan hilang. 

 

Ajiwan juga mengatakan bahwa peran media sangat efektif sebagai corong dalam menyuarakan sosialisasi mengenai disabilitas dan kusta ke pelosok negeri. Advokasi dan edukasi melalui media dinilai dapat menjangkau ke seluruh Indonesia. 

 

 

Solidernews.com berupaya hadir dalam berbagai kegiatan yang bekerjasama dengan NLR memberikan pelatihan – pelatihan penulisan dan jurnalistiksejak 2021. Selain itu Solidernews.com juga memberikan kesempatan kepada OYPMK untuk berkontribusi dan menulis pada Solidernews.com. Hingga saat ini ada 3 orang OYPMK yang berkontribusi di Solidernews.com untuk turut serta menyampaikan mengenai isu kusta dan menghasilkan puluhan tulisan yang sudah diupload di web Solidernews.com. Sejauh ini respon dari masyarakat cukup baik mengenai tulisan – tulisan yang sudah diunggah di Solidernews.com

 

Lalu bagaimana Solidernews.com menghadapi berita – berita hoax yang berkaitan dengan isu kusta? Mas Ajiwan mengatakan hal ini sebagai tantangan bagaimana Solidernews.com sebagai corong edukatif dan advokasi untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat luas mengenai isu kusta dengan bahasa yang simple dan mudah dimengerti. Mas Ajiwan juga berharap masyarakat dapat memilah mana berita yang benar dan tidak dengan verifikasi berita tersebut pada Lembaga – Lembaga resmi.

 

Lebih lanjut mas Ajiwan menceritakan bahwa stigma mengenai penderita kusta OYPMK cukup banyak, seperti mengucilkan mereka dari masyarakat dan keluarga, alat – alat makan dan tempatnya beraktivitas dipisahkan, serta kurangnya memadai fasilitas Kesehatan bagi OYPMK. Diharapkan dengan adanya peran media untuk menyuarakan isu kusta, hal – hal tadi perlahan bisa menghilang sehingga OYPMK bisa dapat hidup berdampingan dalam masyarakat.

 

Sebagai penutup mas Ajiwan mengatakan bahwa Solidernews.com membuka kesempatan untuk masyarakat umum yang berminat untuk berkontribusi menulis dan menyuarakan isu disabilitas dan  kusta.

18 October 2023

Yuk Lakukan Sesuatu Untuk Mengatasi Perubahan Iklim

 


 

 

“Bu, gerah banget ya bu, aku sampe ganti kaos lagi karena keringetan”, keluh Fara suatu sore. Waktu kira² pukul 16 wib  tapi matahari tetap saja berdiri dengan gagahnya. Pasalnya cuaca panas begini gak hanya melanda Jakarta, tetapi berlangsung disebagian besar wilayah Indonesia bahkan dunia, dan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023.

 

Dari website BMKG dijelaskan bahwa suhu maksimun di Indonesia mencapai kisaran antara 35,4 hingga 38 derajat celcius pada siang hari. Hal ini disebabkan oleh minimnya tingkat pertumbuhan  awan terutama pada siang hari, sementara tingkat kelembapan di semua wilayah justru tergolong rendah.

 

Di satu sisi sih senang karena cuaca panas membuat cucian cepat kering, tetapi cuaca yang begini justru membuktikan bahwa perubahan iklim benar terjadi. Faktanya saat ini terjadi peningkatan suhu global yang disebabkan oleh efek rumah kaca, naiknya suhu dan tinggi permukaan lautan akibat mencairnya es di kutub utara, serta berkurangnya lapisan gletser di pegunungan.

 

Tentunya hal ini berdampak bagi makhluk hidup, mulai dari berkurangnya pasokan pangan, pepohonan yang mengering, sumber air yang mulai berkurang, kebakaran hutan di beberapa tempat hingga polusi udara yang tak kunjung usai karena banyaknya karbon yang tertanam di atmosfer.

 

Apa saja yang dapat kita lakukan untuk menangani perubahan iklim? Kita dapat meningkatkan mitigasi dan melakukan adaptasi dengan cara :


  • Memanfaatkan energi terbarukan dengan melakukan dekarbonisasi di seluruh pembangkit tenaga listrik  di tahun 2050. 
  • Tidak menggunakan bahan bakar kendaraan yang menggunakan fosil.
  • Beralih menggunakan bahan bakar rendah karbon di 2050.
  • Melakukan berbagai efisiensi energi di sektor industri.
  • Pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi.
  • Manajemen pengelolaan bencana alam terpadu.
  • Mengelola sampah dan limbah dengan bijak.
  • Reboisasi.
  • Membuat sumur resapan, menghemat air dan memperbaiki sistem drainase.

 

 

Selain itu kita juga dapat melakukan beberapa kegiatan berikut agar dapat membantu mengatasi perubahan iklim :

  • Hemat energi di rumah dengan cara menggunakan peralatan listrik yang hemat energi, menggunakan lampu LED serta meminimalisasi penggunaan listrik.  
  • Menggunakan transportasi umum, naik sepeda atau jalan kaki akan mengurangi emisi gas rumah kaca — sekaligus meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
  • Mengganti sumber energi di rumah.
  • Perbanyak konsumsi sayur.
  • Memilih transportasi yang ramah lingkungan. 
  • Tidak membuang – buang makanan.
  •  Kurangi, gunakan kembali, perbaiki & daur ulang.
  •  Pilih produk yang ramah lingkungan.
  •  Hemat air
  • Menanam pohon atau tumbuhan hijau disekitar rumah.

 




Selama beberapa bulan  cuaca panas menemani membuat saya sadar jika kita dapat melakukan sesuatu #UntukmuBumiku. Selama #BersamaBergerakBerdaya kita dapat membantu mengatasi perubahan iklim. Mulai saja dari diri sendiri, dari hal – hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memilih berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum atau bahkan sekedar mengganti lampu – lampu yang ada di rumah menggunakan lampu LED. Sesederhana itu, mulai dari hal – hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari hari ini.

 

Hal – hal tadi juga perlu kita sebarluaskan, mengajak #MudaMudiBumi untuk melakukan hal – hal tersebut agar anak cucu kita nanti masih bisa hidup tenang dan damai di bumi. Sebagai #TeamUpForImpact saya percayaa apa yang kita lakukan hari ini untuk bumi, manfaat dan dampaknya akan dinikmati oleh anak cucu kita nanti. Jadi kalau bukan kita yang menjaga bumi, siapa lagi?

 

“Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!”

 

 

Sumber : 

  1. https://pu.go.id/berita/upaya-mitigasi-dan-adaptasi-terhadap-perubahan-iklim
  2. https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim#Tindakan_individu
© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall