“Ibu, Bu Tiara tadi kasi tahu kalau aku kepilih jadi tim inti pramuka, dan latihannya tiap Rabu jam 13.00 sepulang sekolah. Trus latihan silat aku gimana ya bu? Kan kalau rabu aku ikut dua kelas, jadi cuma bisa ikut satu kelas aja deh bu…gpp kan ya bu?” tanya Fara sepulang sekolah minggu lalu.
Memang semenjak Juli lalu, Fara ikut berlatih silat di GOR Ciracas seminggu 3x setiap senin, rabu dan jumat. Dan atas permintaan kakak pelatihnya, sudah sebulan ini setiap rabu Fara ikut berlatih di dua kelas berbeda, seni tunggal dan tanding. Kakak pelatih memang meminta Fara untuk ikut kelas tanding agar tendangannya lebih bertenaga dan gerakannya lebih bagus lagi.
Awalnya saya dan pak suami mendaftarkan Fara untuk mengikuti pencak silat dengan alasan pencak silat bisa menjadi salah satu jalur prestasi non akademik ketika memilih SMP Negeri nanti.
Pengalaman kami dengan Fadly yang hanya mengandalkan nilai saat masuk SMP Negeri, benar – benar bikin deg-degan. Saat itu usia Fadly yang tergolong muda dan nilai akreditasi sekolahnya yang kecil, membuat Fadly kesulitan memilih sekolah impiannya. Berbekal pengalaman tersebut, saya dan pak suami mencoba menawarkan pencak silat sebagai salah satu jalur untuk masuk SMP Negeri nanti pada Fara.
Saya ingat dulu nenek dan kakak ibu saya melarang saya untuk menekuni dunia olahraga, khususnya pencak silat dan sepakbola. Mereka beranggapan kalau mengikuti kegiatan ini hanya membuang waktu saja dan membuat saya malas belajar. Padahal setiap anak terlahir dengan beragam kekuatan dan potensi di dalam dirinya. Tidak hanya potensi akademik, potensi non akademik juga dapat dijadikan tolak ukur kesuksesan anak. Saya tidak ingin hal yang sama terulang pada Fadly dan Fara.
Ketika saya dan pak suami menjadi orang tua, kami berdua memberi kebebasan pada anak-anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya sesuai keinginan mereka. Prestasi akademik memang dapat membantu anak untuk meraih kesuksesannya di masa mendatang. Namun hal ini juga perlu didukung oleh inner strength (kekuatan baik) agar tercipta karakter anak yang kuat dan dapat membantunya di masa depan.
Saya percaya semua anak itu cerdas, dan memiliki kecerdasan yang berbeda. Tugas orang tua untuk menggali semua potensi yang ada dan mendukung perkembangannya. Lalu apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk mendukung inner strength pada anak?
- Mendukung kegiatan anak dan potensi yang dimilikinya, mengapresiasi kecerdasan dan karakternya. Anak perlu diajarkan untuk percaya diri tetapi tetap rendah hati. Anak dilatih untuk paham bahwa ia adalah makhluk social yang juga butuh bantuan orang lain.
- Mengajarkan anak belajar dari kesalahan. Orang tua tidak harus selalu menuntut kesempurnaan dari anak. Kesalahan yang dilakukan anak merupakan bagian proses pembelajaran dari kesuksesannya. Sehingga anak semakin dapat mengembangkan potensinya.
Hal ini yang saya upayakan terus menerus pada Fara agar ia lebih percaya diri baik saat bersosialisasi dengan teman-temannya maupun saat tampil di kompetisi yang diikutinya. Menurut wali kelasnya, Fara termasuk anak yang berani mengemukakan pendapat saat berdiskusi di kelas, baik hati dan senang menolong mengajarkan temannya saat mereka kesulitan mencerna materi pembelajaran di kelas. Sementara kakak pelatihnya mengatakan bahwa Fara termasuk anak perempuah yang tangguh, pantang menyerah dan berkemauan keras.
Itu cerita saya untuk menggali potensi dan inner strength pada Fara. Ternyata saya gak sendiri. Ada Biskuat yang juga percaya bahwa setiap anak memiliki kekuatan baik dari dalam yang penting untuk perkembangan masa depannya. Sudah menjadi tugas orang tua untuk mendukung hal terbaik dalam diri anak di masa pertumbuhannya. Untuk itu Biskuat mengajak orang tua Indonesia untuk menciptakan #GenerasiTiger, yaitu anak-anak yang tidak hanya berprestasi tapi juga memiliki kekuatan baik dari dalam (inner strength) yang tercermin dari karakter positif anak, seperti pemberani, baik hati, tangguh dan percaya diri melalui Biskuat Academy 2022.
Apa itu Biskuat Academy 2022
Biskuat Academy adalah serangkaian acara tahunan dari Biskuat untuk memberikan pembelajaran olahraga bagi anak Indonesia yang bertujuan mengembangkan tidak hanya kekuatan fisik tetapi juga kekuatan baik dari dalam untuk menciptakan #GenerasiTiger Indonesia.
Loh memangnya ikut sepakbola akan memunculkan potensi dan inner strength pada anak? Maklum ya teman, sepakbola seringkali identik dengan kerusuhan, jadi banyak juga teman saya khususnya ibu-ibu yang melarang anaknya bermain bola setelah kerusuhan Kanjuruhan lalu.
Padahal dengan bermain bola, anak akan :
- Melatih kordinasi, keseimbangan, kemmapuan, kecepatan dan memberikan rangsangan pada system syarafnya. Sehingga anak akan menjadi tangguh dalam menghadapi berbagai situasi.
- Bermain bola juga mengajarkan anak berpikir cepat, kritis, dan mampu beradaptasi dalam situasi yang tengah dihadapi.
- Membangun rasa percaya diri anak.
- Belajar untuk menerima kekalahan, baik hati dan tidak egois terhadap orang lain.
Melalui Biskuat Academy 2022, anak Indonesia diharapkan bisa mengembangkan Kekuatan dari Dalam dan mencapai mimpinya. Mulai dari peningkatan keterampilan sepak bola dari pelatih berlisensi UEFA A sebagai persiapan untuk menjadi pemain bola masa depan, hingga bertemu pemain profesional dari Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.
Peserta yang terpilih mengikuti Biskuat Academy 2022 nantinya berkesempatan mendapatkan pelatihan dengan kurikulum yang disusun oleh pelatih bersertifikasi UEFA yaitu Coach Timo Scheunemann, bahkan bimbingan langsung dari pemain Tim Nasional Indonesia.
Tidak hanya itu, peserta yang beruntung juga berkesempatan memenangkan tur ke stadion sepak bola di Eropa dan mendapatkan sertifikat yang sudah ditandatangani oleh Kemendikbud dan Kemenpora. Selain itu Biskuat juga mengadirkan Coach Aji sebagai Pelatih Inspirasional pada Biskuat Academy 2022.
Saat ini Biskuat Academy 2022 masih hadir dalam format Sekolah Bola Online dengan jumlah kelas yang lebih banyak dari tahun sebelumnya. Terdapat tujuh kelas yang dilaksanakan mulai dari 25 September hingga 18 Desember 2022. Sementara Grand Final Sekolah Bola Online akan diselenggarakan pada 22 Januari 2023. Tidak ada batas usia namun kurikulum yang disediakan lebih cocok untuk 5-15 tahun (maksimal SMP).
Pasti ada manfaat dan kebaikan yang bisa dikembangkan anak melalui olahraga, khususnya sepak bola. Jadi rugi banget kalau gak ikutan Biskuat Academy 2022. Cara ikutannya juga mudah kok, cukup dengan membeli produknya sesuai ketentuan yang berlaku, kemudian daftar dengan cara kirim pesan via Whatsapp Official Biskuat 0812 1222 5919.dan Ikuti instruksi Chatbot Biskuat di Whatsapp, kemudian Ikuti Biskuat Academy 2022 dan menangkan hadiahnya.
Semoga saja tahun depan giliran olahraga lain yang dilirik Biskuat, Pencak Silat misalnya. Sehingga makin banyak anak Indonesia yang memaksimalkan inner strengthnya dan menjadi generasi Tiger Indonesia.
Artikel ini diikutsertakan pada lomba KEB X Biskuat Academy