expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

10 July 2016

Aku, Kamu dan Vermint





Assalamualaikum teman,


Alhamdulillah, akhirnya kita tiba di hari yang Fitri, setelah sebulan lamanya Ramadan menyertai kita. Antara sedih karena Ramadan berakhir, dan senang karena lebaran artinya kumpul - kumpul keluarga, saya menikmati Ramadan tahun ini.

Ramadan tahun ini keluarga kami benar - benar berempat melewatinya,  plus adik saya yang tinggal bersama kami. Fadly dan Fara tahun ini berpuasa bersama. Kalau Fadly sih ini sudah tahun ketiganya puasa hingga  Magrib. Sedangkan Fara, ini pertama kalinya belajar puasa, jadi masih  gak full puasanya. Hanya sampai jam 10 pagi. Gpp ya, pelan - pelan belajar, wong Fara juga umurnya baru 4,5thn. 

Kalau Ramadan tahun lalu, saya masih ditemani si mbak asisten yang membuat saya hanya mengerjakan 1 - 2 tugas domestik rumah tangga. Sehingga saya memiliki banyak waktu untuk datang ke sebuah event. Namun tahun ini, saya benar - benar menyeleksi event yang saya datangi karena saya tidak ingin ketinggalan berbuka puasa bersama duoF. Kalaupun saya pergi berarti hidangan berbuka puasa sudah tersedia dan  sebisa mungkin rumah sudah beres. Sebelum pergi saja tenaga saya terkuras habis.

 

Dari awal Ramadan, saya sengaja mencari suplemen untuk penambah stamina. Hihi gak mau seperti Ramadan tahun lalu yang bawaannya gampang lemes, mudah lelah, dan jadi gampang kena flu. Waktu itu sih pas sakit masih ada si mbak yang bantu beres rumah dan pegang anak-anak. Lah kalau sekarang sakit siapa yang nyiapin sahur? Dilema jadi ibu ya, kalau bisa gak boleh sakit. Keluarga bakalan keteteran kalau 'ibu' sakit.


Selama Ramadan, saya tidak mengkonsumsi nasi ketika malam hari. Saya menggantinya dengan Vermit dan buah

Hal ini gak cuma saya saja yang mengalami, ternyata beberapa sahabatpun mengalami hal yang sama. Seperti mbak Tanti Amelia, yang mengeluhkan staminanya yang sempat drop diawal-awal puasa. Badan terasa nyeri, bahkan nyeri sendipun sempat menyapa. Duh kebayangkan mau beraktivitas rasanya gimana gitu. "Kalau nyeri sendi menyapa, boro boro mau keluar rumah, jalan ke dapur atau kamar mandi aja sakit banget Sal..." begitu curhatnya sabtu siang ketika kami bertemu di suatu event. "Udah coba minum suplemen mbak?" tanya saya padanya. "Udah,tapi aku kok ragu ya, takut ketagihan gitu. Memang ada suplemen yang aman dikonsumsi secara rutin Sal?kamu minum suplemen apa?" hihihi pertanyaannya borongan ya.


Doddle by Mbak Tanti Amelia, keren yaa

Saya ceritakan saja kepadanya bahwa sejak awal puasa lalu, saya rutin mengkonsumsi Vermint untuk menjaga stamina saya selama Ramadan. "Beneran aman?"tanya mbak Tanti lagi. "Iya mbak, beneran aman" jawab saya. 

Maaf ya kalau gayanya lebayatun hihihi


Vermint terdiri dari ekstrak Lumbricus Rubella, asam amino essensial dan non essensial, namun bukan bahan kimia, sehingga tidak menimbulkan efek samping dan aman dikonsumsi untuk jangka waktu yang lama. Vermint tidak merusak / mengganggu fungsi ginjal, hati lambung dan saluran pencernaan.


Alhamdulillah selama sebulan mengkonsumsi Vermint, badan saya tidak mudah lelah, tidak sering mengantuk dan tetap fit sepanjang hari.


Kalau  mbak Tanti mengeluhkan nyeri sendinya mudah kambuh selama Ramadan, lain lagi dengan Myria. Myria sama seperti saya, mencari suplemen kesehatan yang aman dikonsumsi harian agar aktivitas yang segambreng tetap bisa dijalani. Dan ketika bertemu dengannya sayapun mengajaknya untuk mencoba Vermint. "Jangan lupa konsumsi saat sahur dan berbuka puasa ya Myr, biar bisa tetap beraktivitas", ujar saya mengingatkannya ketika kami kembali bersua di sebuah acara.





Konsumsi Vermint saat sahur dan berbuka untuk menjaga stamina tetap prima


Idul Fitri 1437H

Mohon maaf lahir batin ya teman.
Bagaimana libur lebarannya? Masih tetap fit kan? 


Kalau saya alhamdulillah tetap fit dan terjaga staminanya selama libur lebaran tahun ini. Setelah begadang selama puasa dan sesekali ikutan nonton Piala Eropa hingga kurang tidur, alhamdulillah saya  melewati Lebaran tanpa kurang apapun juga. Hanya beberapa hari sebelum Lebaran, saya bertemu dengan salah satu kakak ipar saya, mbak Dewi. Ia dan keluarga berencana menghabiskan libur lebaran ini di kampung halaman. "Duh aku bingung, ini anak-anak ngajak mudik naik mobil. Gak kuat aku". Ujar lagi menceritakan kegalauan hatinya menjelang mudik. Mbak Dewi trauma karena 2 tahun yang lalu mudik via jalur darat, begitu tiba di tujuan malah sakit dan tidak bisa berlebaran bersama keluarga. Rugi yaaa....



Lalu saya menyarankan mbak Dewi untuk mengkonsumsi Vermint selama libur lebaran. Dan kemarin pagi ia menelpon saya, mengabari bahwa mereka sekeluarga tiba dengan selamat ditujuan. "Sally, makasih ya Vermintnya. Alhamdulillah badanku gak sakit-sakit, gak pegel, gak bikin senewen selama perjalanan. Aku minum 2x sehari, gak apa-apa kan ya?" ujarnya. Hihi sukurlah kalau cocok mbak...




Nah itu cerita saya dan beberapa sahabat setelah mengkonsumsi Vermint saat Ramadan dan libur lebaran ini. Bagaimana ceritamu? 




















08 July 2016

Awas Vaksin Palsu!




Membahas isu vaksin seakan tiada habisnya. Beberapa tahun silam, bahasan mengenai halal haramnya vaksin membuat beberapa orang, khususnya para orang tua menjadi gundah gulana. Mereka dilema, apakah anak - anak mereka diberikan vaksinasi? atau percaya saja kepada zat lainnya yang akan melindungi tubuh ketika terserang bakteri.  Akibatnya penyakit - penyakit menular yang sebelumnya  ditemukan sudah berkurang tiba - tiba kembali melanda.


Bahkan kini, suatu kasus tiba - tiba merebak ke tengah masyakat. Vaksin Palsu kini beredar di masyarakat? benarkah?lalu apa yang mesti dilakukan?




Jumat 1 Juli 2016 lalu, saya dan beberapa orang teman blogger memenuhi undangan dari BPOM dan Sahabat Ibu untuk mengikuti diskusi dan bincang seru dengan tema "Informasi Terkini Terkait Vaksin Palsu". Ada 2 narasumber yang memberikan penjelasan mengenai vaksin palsu ini, Bapak Arustiyono, Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT, serta Ibu Riati Anggraini, Kepala Biro Hukum dan Humas BPOM.




Acara dibuka oleh ibu Dra. Reri Indriani, Sekretaris Utama BPOM RI. Dalam sambutannya ibu Reri mengharapkan blogger untuk menyebarkan informasi dan mengingatkan kita untuk selalu menjadi konsumen yang cerdas, tak gampang menelan informasi dan selalu mencari kebenaran dari informasi yang kita terima. Terkait dengan vaksin palsu ini, ibu Reri meminta agar masyarakat tidak perlu panik, karea pemerintah sudah menangani peredarannya.




Lalu vaksin apa saja yang dipalsukan? Dan bagaimana cara mereka memalsukannya?

Vaksin yang dipalsukan adalah vaksin untuk imunisasi lanjutan, bukan vaksin untuk imunisasi dasar. Dengan kata lain, vaksin yang dipalsukan adalah vaksin dengan nilai jual tinggi (baca:mahal) bukan vaksin dasar yang tersedia di fasilitas kesehatan pemerintah. Pelakunya tentu saja orang - orang kesehatan yang mengerti tentang obat - obatan.

Kalau dulu, metode pemalsuan vaksin dengan cara mengganti tanggal kadaluarsa dengan tanggal baru dan menjualnya ke berbagai fasilitas kesehatan. Namun kini, vaksin palsu tidak hanya diganti tanggal kadaluarsanya, namun juga diisikan bahan - bahan yang tidak pada tempatnya.




Mereka (baca:pelaku) memalsukan vaksin dengan cara mencampurkan antibiotik gentacimin dengan cairan infus, air,  dan menggunakannya sebagai material vaksin polio, Hep B, campak, tetanus dan BCG. Industri ini dilakukan di rumah loh, dengan kata lain menggunakan alat - alat yang ke-steril-annya diragukan. Saat ini, sudah 9 propinsi dan 37 titik yang sudah dipastikan telah menerima vaksin palsu ini.

Hih!kebayangkan bagaimana bahayanya vaksin palsu ini?Terlebih vaksin seharusnya disimpan dan dicampur di ruang steril dengan suhu 2 - 8 derajat celcius. Lalu jika digunakan pada industri rumahan, apakah hygienisnya dan steril? Belum lagi menurut pak Arustyono, kemasan vaksin yang digunakan oleh pelaku adalah kemasan yang didapat dari limbah medis. Ya Allah tega ya mereka...

Sebagai upaya pencegahan, sudah sepantasnya masyarakat peduli dengan kasus ini. Masyakarat juga harus tahu bagaimana perbedaan vaksin yang asli dengan vaksin yang palsu. Perlu perbandingan kemasan to kemasan untuk membuktikannya, namun beberapa hal berikut bisa dijadikan patokan apakah vaksin tersebut asli atau palsu ;
  1. Kemasan yang digunakan pada vaksin biasa terlihat lebih kasar, kotor dan jika menggunakan botol, botolnya tidak sebening botol baru.
  2. Vaksin asli hanya diproduksi oleh Biofarma
  3. Nomor batch atau nomor identitas vaksin pada kemasan palsu tidak jelas terbaca.
  4. Tidak ada tanda dot merah di kemasan (dot merah artinya obat dengan resep dokter).
  5. Warna Rubber Stoper berbeda (yang asli berwarna abu - abu)
  6. Tidak memiliki NIE (Nomor Ijin Edar) dari BPOM.
  7. Tidak memiliki tangga kadaluarsa.
  8. Harganya biasanya relatif lebih murah (namun ini tidak bisa dijadikan patokan).



BPOM dalam hal ini meminta masyarakat untuk sama - sama membantu mengawasi peredaran obat dan makanan, khususnya vaksin. Selanjutnya, BPOM bersama - sama Pemerintah berkerjasama untuk mengedukasi masyarakat dengan  memberi poster di setiap Puskesmas dan Posyandu.  

Ada Ibu Ayu Dyah yang ikutan bertanya mengenai peredaran vaksin palsu ini

Jika menemui hal yang mencurigakan, sila menghubungi  :





Update per 14 Juli
Kalau kemarin saat saya dan teman - teman blogger mengikuti acara seminar ini, pihak BPOM belum mau mengklarisifikasi fasilitas dan tenaga kesehatan mana saja yang terkait dengan peredaran vaksin palsu. Namun per hari ini, Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek bersama Kabareskrim Polri Ari Dono Sukmanto menyampaikan daftar 14 rumah sakit dan bidan yang menerima vaksin palsu kepada anggota Komisi IX DPR RI, Kamis, 12 Juli 2016. Keempat belas rumah sakit dan bidan itu paling banyak berlokasi di Kota Bekasi, Cikarang Kabupaten Bekasi, dan Jakarta. Penyedia vaksin palsu untuk keempat belas rumah sakit itu berasal dari Juanda, distributor dari CV Azka Media, perusahaan yang berdomisili di Bekasi. Adapun distributor CV Azka Media berinisial J kini telah ditangkap oleh polisi. Selengkapya baca di sini



















05 July 2016

[Review Film] Sabtu Bersama Bapak, Warisan Seorang Bapak Kepada Keluarganya




Belakangan ini saya jarang nonton film, terlebih film Indonesia. Walaupun banyak film Indonesia bagus yang tayang, namun hanya 1-2 judul saja yang menarik minat saya. Iya, saya sedang menanti sebuah film yang diangkat dari sebuah novel yang laris manis tanjung kimpul :)


Untuk penggemar novel - novel Aditya Mulya, novel ini tentu sudah tak asing lagi. Bahkan beberapa orang yang saya kenal dan sudah membaca novel ini, berharap novel ini difilmkan. Dan tentu saja kami menebak - nebak siapa saja artis yang cocok untuk memainkan peran di film tersebut.


Dalam novelnya yang ke lima ini, Aditya Mulya berbicara tentang hubungan antara Bapak dengan anaknya. Berbicara mengenai seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Berbicara mengenai seorang pria yang belajar menjadi suami. Berbicara tentang seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya. Dan berbicara tentang seorang Bapak yang meninggalkan pesan bagi mereka, pesan kehidupan.


Untuk teman - teman yang belum membaca novel ini, saran saya sebaiknya baca novelnya lebih dahulu, baru kemudian menonton filmnya. Kenapa? Karena ada banyak hal yang berkesan mendalam sebagai pelajaran bagi orang tua. Banyak quote yang bakalan nancep di hati. Dan tentu saja, siapkan tissu selama membacanya.


Lalu bagaimana dengan film Sabtu Bersama Bapak?


Awalnya saya gak menyangka mendapat kesempatan nonton premiere Sabtu Bersama Bapak. Film ini sendiri akan tayang serentak Lebaran 2016. Berkat kebaikan hati seorang sahabat, alhamdulillah saya dan suami berkesempatan untuk menonton film tersebut.


Adegan awal dibuka oleh percakapan Pak Gunawan (Abimana) dan istrinya, Itje (Ira Wibowo). Belum mulai, bagian prolognya saja sudah bikin air mata bercucuran, payah deh team mewek.


Film yang disutradai oleh Monty Tiwa ini bercerita mengenai Gunawan, seorang suami dan ayah dari keluarga Garnida yang memiliki istri Itje, dan 2 orang anak laki - laki, Satya dan Cakra/Saka. Kehidupan mereka berubah ketika Gunawan mengetahui bahwa ia tidak akan dapat menemani keluarganya. Agar bayangannya selalu melekat di keluarga, Gunawan melakukan suatu usaha yang dapat dinikmati setiap Sabtu oleh anak - anaknya.

Satya (Arifin Putra) anak sulung dari keluarga  Gunawan, selepas kuliah mendapat pekerjaan di luar negeri. Membawa serta istrinya, Rissa (Acha Seprtiasa)pindah bersama keluar negeri ternyata bukanlah hal yang mudah. Selain ternyata jarak masih menjadi penghalang, keinginan Rissa untuk bekerja tetap menggebu - gebu. Namun sayang, keinginan tersebut tidak diijinkan Satya. 


Di lain pihak sang Adik, Cakra/Saka (Deva Mahendra) merasa tidak beruntung dalam hal perjodohan hingga suatu ketika ia bertemu dengan sepasang sepatu yang selalu hadir di mushalla tempatnya shalat. Kegugupan yang kerap melanda Saka di depan perempuan cantik, kali ini membuat anak buah di divisinya turut andil membantu perjodohan boss mereka. 


Dalam dialog dan adegan Saka, banyak kejadian lucu yang terjadi. Menurut saya, akting Deva Mahendra di sini cukup oke. Deva bisa menjiwai karakter Saka yang pemalu dan gak PD-an. Padahal nih dalam benak saya yang memerankan sosok Saka tidaklah seganteng Deva. Hihi rasanya sebagai Saka, Deva masih terhitung ganteng juga.



"Harga diri kita tidak datang dari barang yang kita pakai. Tidak datang dari barang yang kita punya. Di keluarga kita, nilai kita tidak datang barang. Nilai kita datang dari sini (dalam hati)". Ini adalah salah satu dialog pak Gunawan yang berhasil nancep di otak saya. Atau... "Laki, atau perempuan yang baik itu, gak bikin pasangannya cemburu. Laki, atau perempuan yang baik itu....bikin orang lain cemburu sama pasangannya". Hihi gimana? Setuju gak?


Well namapun film yang diadaptasi dari novel, pastilah banyak ketidaksesuaian adegan antara novel dan film. Di novel bisa menulis apa saja, di film pastilah dibatasi oleh durasi. Namun ada beberapa bagian yang jelas berbeda antara novel dan filmnya, antara lain ;
1. Lokasi tempat Satya dan keluarga tinggal.
2. Jumlah anak Satya.
3. Lokasi percakapan antara Saka dan Ayu.
4. Pekerjaan Rissa.
5. Salah satu hal penting yang membuat Saka akhirnya mempercepat lamaran ke Ayu. Sssttt...tapi saya gak mau nulis itu apa, nanti spoiler deh.


So, film Sabtu bersama Bapak sudah bisa ditonton lebaran ini ya teman, silakan mengunjungi bioskop terdekat. Jangan lupa siapkan tissu yaa..Dan film ini layak ditonton sama yang jomblo loh...hitung -hitung belajar menjadi orang tua dari sekarang, walaupun jodoh entah kapan datangnya #eh




Walau Telah Tiada, Bapak Akan Selalu Ada


Pemain :
Abimana Aryasatya
Ira Wibowo
Arifin Putra
Acha Septriyasa
Deva Mahendra
Sheila Dara Aisha
Ernest Prakarsa 






© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall