“Bu, gerah banget ya bu, aku sampe ganti kaos lagi karena keringetan”, keluh Fara suatu sore. Waktu kira² pukul 16 wib tapi matahari tetap saja berdiri dengan gagahnya. Pasalnya cuaca panas begini gak hanya melanda Jakarta, tetapi berlangsung disebagian besar wilayah Indonesia bahkan dunia, dan diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023.
Dari website BMKG dijelaskan bahwa suhu maksimun di Indonesia mencapai kisaran antara 35,4 hingga 38 derajat celcius pada siang hari. Hal ini disebabkan oleh minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari, sementara tingkat kelembapan di semua wilayah justru tergolong rendah.
Di satu sisi sih senang karena cuaca panas membuat cucian cepat kering, tetapi cuaca yang begini justru membuktikan bahwa perubahan iklim benar terjadi. Faktanya saat ini terjadi peningkatan suhu global yang disebabkan oleh efek rumah kaca, naiknya suhu dan tinggi permukaan lautan akibat mencairnya es di kutub utara, serta berkurangnya lapisan gletser di pegunungan.
Tentunya hal ini berdampak bagi makhluk hidup, mulai dari berkurangnya pasokan pangan, pepohonan yang mengering, sumber air yang mulai berkurang, kebakaran hutan di beberapa tempat hingga polusi udara yang tak kunjung usai karena banyaknya karbon yang tertanam di atmosfer.
Apa saja yang dapat kita lakukan untuk menangani perubahan iklim? Kita dapat meningkatkan mitigasi dan melakukan adaptasi dengan cara :
- Memanfaatkan energi terbarukan dengan melakukan dekarbonisasi di seluruh pembangkit tenaga listrik di tahun 2050.
- Tidak menggunakan bahan bakar kendaraan yang menggunakan fosil.
- Beralih menggunakan bahan bakar rendah karbon di 2050.
- Melakukan berbagai efisiensi energi di sektor industri.
- Pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi.
- Manajemen pengelolaan bencana alam terpadu.
- Mengelola sampah dan limbah dengan bijak.
- Reboisasi.
- Membuat sumur resapan, menghemat air dan memperbaiki sistem drainase.
Selain itu kita juga dapat melakukan beberapa kegiatan berikut agar dapat membantu mengatasi perubahan iklim :
- Hemat energi di rumah dengan cara menggunakan peralatan listrik yang hemat energi, menggunakan lampu LED serta meminimalisasi penggunaan listrik.
- Menggunakan transportasi umum, naik sepeda atau jalan kaki akan mengurangi emisi gas rumah kaca — sekaligus meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
- Mengganti sumber energi di rumah.
- Perbanyak konsumsi sayur.
- Memilih transportasi yang ramah lingkungan.
- Tidak membuang – buang makanan.
- Kurangi, gunakan kembali, perbaiki & daur ulang.
- Pilih produk yang ramah lingkungan.
- Hemat air
- Menanam pohon atau tumbuhan hijau disekitar rumah.
Selama beberapa bulan cuaca panas menemani membuat saya sadar jika kita dapat melakukan sesuatu #UntukmuBumiku. Selama #BersamaBergerakBerdaya kita dapat membantu mengatasi perubahan iklim. Mulai saja dari diri sendiri, dari hal – hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, memilih berjalan kaki atau menggunakan transportasi umum atau bahkan sekedar mengganti lampu – lampu yang ada di rumah menggunakan lampu LED. Sesederhana itu, mulai dari hal – hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai dari hari ini.
Hal – hal tadi juga perlu kita sebarluaskan, mengajak #MudaMudiBumi untuk melakukan hal – hal tersebut agar anak cucu kita nanti masih bisa hidup tenang dan damai di bumi. Sebagai #TeamUpForImpact saya percayaa apa yang kita lakukan hari ini untuk bumi, manfaat dan dampaknya akan dinikmati oleh anak cucu kita nanti. Jadi kalau bukan kita yang menjaga bumi, siapa lagi?
“Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!”
Sumber :
- https://pu.go.id/berita/upaya-mitigasi-dan-adaptasi-terhadap-perubahan-iklim
- https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim#Tindakan_individu