Saya kenal Wita Rsimayanti, owner Cimil, si Cilok Mungil sejak masih duduk di bangku SMA. Wita memang aktif dan supel dalam pergaulan. Seingat saya, ia juga sebagai salah satu pengurus OSIS di SMA saja. Selepas SMA, saya dan Wita masih berada dalam satu kampus yang sama, hanya berbeda jurusan. Saya di Fisip, sementara Wita diterima di Broadcasting dan Sastra Rusia. Dua-duanya ia jalani hingga lulus.
Sesekali kami masih sering ketemu dan bertegur sapa ketika berpapasan di kantin atau di selasar jurusan. Setelah lulus, kami berdua lost contanct hingga suatu hari saya mendapat kabar kalau Wita bekerja di salah satu stasiun TV swasta terkenal di Jakarta.
Dalam perjalanan karirnya di station TV, segalanya telah dicoba Wita, hingga jabatan terakhirnya sebagai produser. Setelah itu ia resign untuk lebih fokus kepada kedua buah hatinya. Meski sudah menjadi ibu, Wita gak diem berpangku tangan, kembali ia memutar otak apa yang bisa dilakukan untuk tetap kreatif dan menghasilkan. Hingga suatu hari ia menawarkan Asinan sayur yang ia beri nama Asinan Mertua. Menggunakan facebook saat itu, Wita mempromosikan dagangannya.
Asinan sayur yang ia buat sesuai resep ibu mertua mendapat sambutan yang cukup baik. Promosi menggunakan Facebook disambut baik teman – teman SMA kami. Gak hanya itu, teman dan sahabatnya semasa kecil pun turut membantu mempromosikan dagangan WIta di akun social media mereka masing-masing. Tak ketinggalan juga saya, ikut serta membantu mempromosikan asinan Mertua buatan Wita.
Pelanggan Asinan mertua semakin banyak, bahkan sampai harus dikirim ke luar Jakarta, dan tentu saja menggunakan perusahan logistik yang mampu tetap membuat asinan Wita dalam kondisi prima terjaga. Karena sesuatu hal, Wita memutuskan berhenti memproduksi Asinan Mertua.
Setelahnya saya dan Wita kembali lost contact. Saya baru bertemu lagi dengannya beberapa tahun terakhir ini di saat Wita mulai serius membangun CIMIL si cilok mungil. Menurutnya pangsa pasar cilok mungil ini memang ditujukan untuk anak-anak agar mudah mengkonsumsi cilok yang biasanya berukuran besar di mulut anak.
Mulai dari proses produksi, pengemasan, promosi hingga pengiriman ia jalani seorang diri. Wita bilang kalau untuk mencari resep olahan bumbu kacang yang enak dan cocok buat Cimil, ia butuh beberapa minggu bereksperimen. Alhamdulillah resep bumbu kacangnya disukai pelanggan.
Oiya Cimil si cilok mungil terdiri dari 3 varian, cimil rebus dengan bumbu kacang, cimil goreng mozza dan cimil goreng dengan keju didalam. Ketiganya buat saya enak dan cocok di lidah. Cimil kejudan Cimil Mozza biasa buat bekal anak-anak, sementara cimil rebus enaknya dimakan sambil ngopi di sore hari. DuoF juga suka dan tak jarang minta Cimil utk jadi bekal ke sekolah.
Sampai saat ini Wita tetap konsisten membangun brand CIMIL,
si cilok mungil ini. Mulai dari mendaftarkan sertifikasi halal MUI,
mendaftarkan merek CIMIl di HKI, ikut aktif dalam berbagai pelatihan yang
diadakan oleh Jakpreneur Kramat Jati hingga ikut serta dalam pelatihan digital
baik itu foto produk hingga cara berjualan di sosmed. Semata – mata demi
membesarkan brand CIMIL agar dikenal masyarakat. FYI, produk CIMIl ini sudah sampai ke Korea dan Belanda dan dicicipi beberapa masyarakat di sana.
Tak hanya itu, Wita juga membuka jasa penitipan alias jastip untuk usaha kuliner local seperti putu mayang, asinan condet, lopis, kerupuk ubi, siomay dan bakwan malang. Menuurt Wita udah saatnya sesame UMKM bergandengan tangan saling berkolaborasi, jangan saling sindir dan kelahi. Terlebih di pandemi ini. Jadi gak heran deh kalau Wita aktf juga mengajak teman – teman UMKM untuk ikut pelatihan yang diadakan Jakpreneur maupun pelatihan – pelatihan digital lainnya.
Dukung UMKM Sorong Go Digital, JNE Hadirkan Goll..Aborasi Bisnis Online Kota Sorong
Kementerian Koperasi dan UMKM menargetkan di tahun 2024, 30 juta UMKM di Indonesia mampu digitalisasi. Hal ini tentu saja gak mudah. Seperti pengalaman Wita gak semua pelaku UMKM ini sudah sadar digitalisasi, sehingga perlu pendampingan ataupun kemitraan stategis. Untuk itu dibutuhkan kerja sama antar pelaku usaha lintas sektoral. Dan disini, perusahaan penyedia jasa logistik berperan besarsebagai penggerak distribusi sekaligus solusi bagi UMKM untuk melek digitalisasi melalui pelatihan.
Seperti yang dilakukan JNE Sorong sebagai mitra UMKM mengadakan webinar JNE Ngajak Online – Goll...Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Sorong, yang dihadiri lebih dari 100 UMKM setempat, dengan narasumber Fredi Luhukay selaku Branch Manager JNE Sorong, Ratna Sari selaku Owner Nami Craft, dan Teguh Hidayat Iskandar Alam selaku CMO Mooipapua.
Dalam webinar tersebut Fredi Luhukay selaku Branch Manager JNE Sorong mengatakan bahwa JNE Sorong terus berupaya mendukung UMKM dengan berbagai program dan layanan. JNE Sorong siap membantu dan memfasilitasi UMKM dari berbagai sisi. Untuk masalah penjualan logistik dalam kota hingga luar negeri. Fredi juga bilang bahwa JNE Sorong bangga dengan adanya Goll..aborasi JNE yang mampu menyatukan UMKM untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai bisnis online. Fredi juga mengatakan bahwa JNE secara rutin melaksanakan berbagai program layanan terkhususnya bagi UMKM, seperti adanya promo cashback, program apresiasi seperti JLC (JNE Loyalty Card), gratis jemput paket tanpa minimal berat, COD, dan e-fulfillment untuk menjadi solusi pengiriman dan kemudahan bertransaksi digital.
Ratna Sari, Owner Nami Craft yang memiliki usaha di sektor kriya mengatakan pentingnya optimalisasi media sosial untuk memasarkan produk, seperti memaksimalkan produksi konten yang menarik hingga menggunakan hashtag atau tagar pada copywriting yang digunakan. Selain itu diferensiasi produk dan cara pengemasan yang berbeda juga penting dalam memasarkan produk.
Sementara Teguh Hidayat Iskandar selaku CMO Mooipapua yang bergerak di sektor kecantikan mengaku memanfaatkan momen pandemi karena kebiasaan masyarakat yang menghabiskan waktu di rumah untuk melakukan perawatan tubuh dan wajah. Semua bahan dan produk yang ada eco-friendly karena berasal dari alam, mulai dari buah merah, pala fakfak, dan hasil alam lainnya.
Mungkin ini juga yang dilakukan Wita, jeli melihat peluang, mencari bahan baku yang sumbernya dari alam dan tidak butuh cost yang mahal serta belajar sana sini agar mampu mengoptimalisasi sosial media untuk memasarkan produknya.
Hal ini menyakinkan JNE berkomitmen untuk tumbuh dan berkembang bersama UMKM setempat, sehingga UMKM tetap mampu bertahan di tengah pandemic saat ini. Sorong merupakan kota ke-28 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2022 –Goll...Aborasi Bisnis Online yang pada tahun 2021 telah dilakukan di 60 kota di seluruh Indonesia. Setelah Kota Sorong, roadshow ini akan kembali hadir di Kota Manado pada 18 Juli 2022. Selanjutnya ke kota mana lagi yaaa???
No comments
Post a Comment
Tanda sayang