Saya dan suami berkenalan 10
tahun yang lalu. Sejak awal saya melihat suami adalah tipe laki – laki yang
suka dengan anak kecil, gak jijik-an dan mau ikut serta membantu mengurus anak.
Kenapa hal ini yang menjadi point plus saya dalam memilihnya? karena salah satu hal menjadi orang tua yang ideal bagi saya adalah adanya keterlibatan peran ayah dalam
pengasuhan anak. Masa sih bikin berdua, yang ngurus saya doank, ogah donk :D
Dan suami saya kandidat yang memenuhi kriteria tersebut.
Ketika anak pertama kami, Fadly
lahir, suami saya tanpa ragu membantu mengurus dan merawat bayi kami. Mulai
dari memandikan, menggantikan baju/diaper, memberikan susu, menyendawakannya,
mengajaknya bermain hingga menidurkannya. Saya yang saat itu masih merangkap
ibu bekerja sangat terbantu dengan peran serta suami dalam mengasuh Fadly.
Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Anne Gracia, seorang praktisi Neurosain Terapan,
dalam konferensi pers Kampanye Zwitsal “Suamiku, Ayah Luar Biasa!” pada 29
Maret 2015 lalu yang mengatakan bahwa “Keterlibatan seorang Ayah dalam merawat
bayi sejak masa awal kelahirannya akan memaksimalkan perkembangan fungsi indra,
gerak dan kecerdasan kognitif pada anak. Peran ayah juga memberikan manfaat
yang sangat besar secara psikologis, tidak hanya bagi bayi namun juga bagi ayah
dan keluarganya”.
Demo memandikan bayi foto by zwitsal |
Apa yang disampaikan Ibu Anne
Gracia itu benar sekali seperti yang saya alami. Dengan keterlibatan suami
dalam mengurus dan mengasuh Fadly membuat suami dan Fadly memiliki kedekatan yang luar biasa
bahkan melebihi kedekatan Fadly dengan saya. Selain itu campur tangan suami
dalam mengasuh Fadly membuat saya merasa tidak berjalan sendiri, namun didampingi.
Sehingga setiap kali ada permasalah mengenai pola asuh, kesehatan atau apapun
yang berkaitan dengan Fadly dan Fara, suami juga tahu dan dapat sama-sama
mencari jalan keluarnya.
mulai dari mengikat rambut - mengajari berenang - menidurkan, bapak serba bisa |
Untuk urusan memandikan bayi,
saya banyak belajar dari suami. Hahaha terbalik ya. Tapi memang kenyataannya demikian.
Suami saya berani memandikan Fadly di usia 3 minggu dan berani memandikan Fara
diusia 6 hari J Mulai
dari menyiapkan air mandi yang hangat,
handuk, hingga membasuhkannya dengan sabun, shampoo dan air dilakukan suami
saya sendiri. Saya cukup duduk manis menunggu Fadly dan Fara diberikan ke saya
untuk disusui. Hal ini selalu dilakukan suami saya di setiap weekend atau
kapanpun dia ada waktu. Ternyata memandikan bayi yang dilakukan oleh suami
dapat menstimulasi sistem vestibular bayi, serta merupakan momen ceria yang indah dan menyenangkan antara
suami dan si kecil. Wah apa tuh sistem
Vestibular? Yaitu sistem keseimbangan pada bayi. Selain sistem Vestibular, ada
juga sistem taktil (perabaan), proprioseptif (gerak antar sendi), auditori
(pendengaran), offactory(penciuman). Ke
5 dari 7 (termasuk sistem penciuman dan pendengaran) sistem motorik tersebut perlu mendapatkan stimulasi dari para
ayah agar tercapainya kecerdasan majemuk. Menurut Pyramid of Learning (Willoam & Schellenberger), kematangan sistem saraf pusat dan perkembangan optimal 7 sistem sensorik menjadi dasar tercapainya perkembangan kognitif, gerak dan fungsi sensor yang berujung pada tercapainya kecerdasan majemuk. Ibu Rika Sandi, Brand Manager Zwitsal
dalam acara peluncuran produk terbaru
Zwitsal Classic Baby Bath dan Zwitsal Classic Baby Shampoo menyampaikan, “Zwitsal mengerti bahwa peran aktif orang tua, termasuk ayah, memiliki kontribusi yang
besar untuk mendukung tahap perkembangan kecerdasan si Kecil. Hal ini sesuai
dengan kampanye Zwitsal “Suamiku, Ayah Luar Biasa” untuk memberikan edukasi
betapa pentingnya manfaat keterlibatan ayah dalam merawat sikecil. Pantas saja
ya kedua anak saya sangat menikmati waktu mandi bersama suami. Mereka bebas berlama
– lama bermain air, tertawa bersama bermain busa sabun, wah pokoknya beda jika
mandi dengan saya yang serba cepat agar tidak masuk angin.
Fadly mempunyai jadwal mandi
bersama disetiap weekend dengan suami hingga Fadly berusia 6thn. Sedangkan Fara
hingga saat ini 3thn9bln sesekali masih mau dimandikan suami terutama ketika
saya tidak ada di rumah. Waktu kebersamaan yang mereka habiskan bersama suami
berbeda. Fadly punya jadwal tetap nonton berdua suami ketika film – film kesayangannya
ditayangkan di bioskop *dan saya mlipir ga diajak.. Selain itu setiap kali Fadly
mendapat PR matematika dari Sekolah, suami lah yang dinanti, sebab belajar
matematika dengan ibu (saya) berarti berakhir dengan peperangan hahahaha. Suami
juga tidak mau ketinggalan dalam acara Sekolah Fadly, entah itu porseni dan
pentas seni saat TK, bahkan pengambilan rapot selalu diusahakan untuk hadir. Suami ingin semaksimal
mungkin untuk hadir dalam moment penting bagi Fadly.
Nah sedikit spesial dengan Fara.
Sejak Fara lahir, suami adalah tameng saya dalam menghadapi keraguan dalam
keluarga besar kami. Kalau boleh flash back, ketika melahirkan Fadly saya
sempat terkena baby blues. Suami lah yang pelan – pelan membantu saya melaluinya.
Namun saya tidak ingin hal ini terulang lagi saat melahirkan Fara. Suami dan saya
berdiskusi panjang lebar. Mulai dari siapa yang harus menemani saya di Rumah
Sakit sampai urusan perawatan bayi. Dan hebatnya, suami saya melakukan semua
itu sendirian. Mulai dari menemani saya tanpa ragu ketika saya melahirkan dan
dirawat di rumah sakit, mengurusi semua keperluan dan kebutuhan saya ketika di Rumah
Sakit,hingga membantu saya mgurus Fara ketika awal – awal pulang dari Rumah
Sakit. Name it; membeli pembalut, mencucikan baju kotor penuh darah, membersihkan
ari –ari bayi tanpa jijik. Dan puncaknya adalah ketika saya memberikan Asi.
Suamilah orang pertama yang memberi dukungan tanpa kenal lelah pada saya. Ikut
menemani bangun malam, memijat pundak saya ketika saya mengeluh pegal setelah menyusui,
mengambilkan saya minum, membawakan makanan kesukaan saya, dan menjadi juru
bicara saya ketika keluarga besar kami meragukan kemampuan saya memberikan asi.
Fara punya me time bersama suami
tiap sabtu dan minggu sore. Tak lain dan tak bukan adalah berkeliling sekitaran
rumah, naik motor bersama lalu dilanjutkan dengan makan burger kesukaan mereka.
Saya?hahaha lagi-lagi melipir memberi kesempatan bagi mereka menghabiskan waktu
berdua. Fara punya moment “kesel sama bapak” , pura – pura ngambek namun
sebenarnya itu cara Fara untuk menarik perhatian suami padanya. Dan saya merasa
beruntung, karena mereka berdua, Fadly dan Fara sama – sama dekat dengan suami.
Karena saya percaya, peran serta suami dalam kehidupan Fadly Fara sama besarnya
dengan peran serta saya dalam kehidupan mereka berdua. Jadi ungkapan yang
menyebutkan anak laki – laki lebih dekat dengan ibu, tidak berlaku dengan Fadly
dan suami.
Oh ya, ada satu moment yang
sampai saat ini kami ingat setiap detailnya. Ketika itu Fadly berusia 2 bulan, kami
sekeluarga pergi untuk menghadiri salah satu sepupu yang ulang tahun. Dalam perjalanan
pulang rupanya Fadly BAB. Awalnya hanya baunya saja yang terdeteksi, lama –
kelamaan ternyata diapersnya sudah tak mampu lagi menampung muatan BABnya. Dan sudah
dipastikan, BABnya meluber sampai ke pakaian yang menggendong Fadly. Tidak
hanya seputaran paha celana sipenggendong, bahkan hingga kemeja pun ikut
terkena BAB yang meluber. Dan siapa yang menggendong Fadly?hahahahaha tak lain
dan tak bukan adalah suami. Kalau ingat cerita ini, saya selalu berkomentar
kalau Fadly sejak bayi sudah nyaman dengan pak suami, wong ga ragu untuk BAB
saat digendongnya hahahaha.
Disela – sela pekerjaan kantor dan aktifitas lainnya, tak
jarang suami pun dengan sukarela membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga. Tanpa diminta terkadang suami membantu saya membersihkan rumah,
memandikan anak-anak, menyuapi atau sekedar mengangkat jemuran. Dia melakukan dengan
tujuan agar saya juga bisa mempunya waktu sendiri. Sungguh beruntungnya saya
mendapatkan seorang ayah yang menyayangi anak – anaknya, melindungi mereka
tanpa kenal waktu dan menjadi sosok panutan bagi anak –anak, seorang suami yang
penuh pengertian dan menyayangi keluarganya sepenuh hati.
perang ekspresi |
Dear suamiku tersayang,
Terima kasih untuk semua
perhatian, kasih sayangmu kepada kami,
Semoga apa yang kamu lakukan
untuk aku dan untuk anak – anak kita
Menjadi hal indah yang tak akan
lekang oleh waktu
Menjadi cerita indah yang layak
untuk dikenang selamanya
Dan semoga apa yang kamu lakukan
ini menjadi teladan bagi anak – anakmu di kemudian hari
Because That’s Why We love You
Bapak…
hebattt ayah juara ini mah.. bersyukur aku juga dianugrahi suami seperti suami dikau mak ^_^ anak2 juga kalo manggil "bapak" :)
ReplyDeleteAlhamdulillah...toss ah mak... anak yang dekat dengan ayah dampaknya besar banget dalam kehidupan mereka
Deletembakkk.. suaminya so sweet.. aku baru nikah 3 bulan, doain rukun2 terus ya mbakk..
ReplyDeletesalam kenal juga mbak sally :))))
Salam kenal juga mba,...semoga rukun selamanya sampai maut memisahkan...aminn
Deletebapaknya multi talented anak2 lucu pinter ... kebayang deh bundanya yg lincah, lembut, sabar ssszzttt sedikit cerewet gak ? hihi, masya Allah "happy family" ... salam kenal mbak :)
ReplyDeletetulisannya menginspirasi :) .. o ya saya follow blog ini yaaa ... terimakasih.
Terima kasih mba,..tapi saya ibu yang galak, disiplin, tegas, dan kalau udah berasap jadi kaya singa :D
DeleteFadli dan Fara punya bapak hebat ya...Bapak yg hebat akan menghasilkan anak2 yg hebat jg.
ReplyDeleteSalam buat keluarga ya, mba...
Amin..amin....makasih mak Kece... salam buat keluarga juga
Deletewkwkwkwk... narsisnya itu loooh... bapak sama anak, persisss XD
ReplyDeleteSebenarya hampir setengah isi foto hape saya ya foto mereka dengan berbagai ekspresi mba, hobi banget foto di hape saya hahaha,...sampe bingung mau ditampilin yg mana, ga genah semua fotonya
Deletebapak oji pasti terharu baca ppostingan ini.. aku aja terharu :)
ReplyDeleteBilangnya sih sampai berkaca - kaca, lah gw ga liat Ke....
Delete