Hallo teman,
Apa kabar? Di sini ada yang suka menggambar? Biasanya suka menggambar apa? Saya merasa gak bakat dalam hal menggambar. Mewarnai
saja terkadang masih blentang blentong tabrak warna gak karuan. Rasanya
daripada disuruh menggambar, lebih baik saya menyanyi saja, dua album juga gpp
deh *pasrah*😀😀.
Namun begitu Kriya Indonesia mengumumkan akan
mengadakaan workshop Doodle di Daluang, saya pun jadi penasaran. Daluang itu
apa sih? Kalau doodle adalah teknik menggambar dengan mencoret-coret
kertas. Kebanyakan hasil gambarnya terlihat abstrak, ada gambar yang memiliki
arti ada juga yang tidak, namun itu lah yang menjadi daya tarik bagi
orang-orang yang melihatnya. Sedangkan daluang itu apa ya? Terus terang saya
baru mendengarnya.
Kamu tahu tidak? Ternyata, Daluang adalah kain kulit kayu, yang dalam
bahasa jawa juga disebut daluwang. Terdapat catatan dalam sejarah, pada tahun
1646 pernah ada seseorang yang berjalan dari Jawa Timur ke Jawa Barat dengan
memakai baju putih longgar dari kertas kayu. Meski begitu, penggunaan kain
kulit kayu sebagai baju di Jawa sangat sedikit. Kebanyakan kain kulit kayu di
Jawa digunakan sebagai media tulisan atau lebih dikenal sebagai druwang yang
artinya kertas. Naskah-naskah kuno yang ditemukan di pulau Jawa pun kebanyakan
ditulis pada kertas kulit kayu atau Daluang. Namun di Sulawesi Tengah,
kain kulit kayu lebih dikenal dengan sebutan Fuya. Sedangkan Tapa, adalah
sebutan untuk kain kulit kayu di seluruh dunia. Terutama di daerah pasifik,
seperti Hawai dan Mexico. Tapa juga dikenalkan oleh pelaut Marcopolo.
Pada tahun 1950an, Daluang menjadi komoditas utama Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo sebagai bahan baku pembuatan kertas Gedog. Kertas tersebut dijual kepada seseorang yang kemudian membawanya ke Belanda. Kertas ini dikabarkan digunakan untuk membuat uang kertas di sana. Kertas daluang telah dipakai untuk menulis naskah kuno kerajaan
nusantara, menulis Al Quran di pesantren, dan bahan baku wayang.
Peneliti Belanda, K Heyne dalam bukunya Tumbuhan Berguna Indonesia menyatakan bahwa kulit pohon daluang juga berguna sebagai pakaian.*sumber Wikipedia
Dahulu, kain kulit kayu digunakan sebagai pakaian
sehari – hari atau baju adat. Hingga kini kain kulit kayu masih “hidup” pada
sebagaian masyarakat Sulawesi Tengah. Harga dari sebuah kayu kulit kayu pun berbeda
– beda. Daluang yang digunakan sebagai media menggambar pada hari ini, berkisar
Rp55/cm atau sekitar Rp550.000/m.
Workshop Doodle di Daluang
Workshop Doodle hari ini diadakan di Museum
Textile, Jakarta Barat. Jujur saja sebenarnya ini kali pertama saya
mengunjungi museum textile. Museum ini berada di Jl. K.S. Tubun, Petamburan No.
4, Tanah Abang, Jakarta Barat. Museum Textile sendiri diresmikan penggunaannya
oleh Ibu Tien Soeharto pada 28 Juni 1976.
Acara dibuka dengan laporan kegiatan oleh Ibu Esti
Utami, Kepala Museum Seni Dki Jakarta. Lalu dilanjutkan dengan sambutan dan
pengenalan Kartini Blue Bird, Program CSR Blue Bird oleh Ibu Nova.
Selanjutnya penyerahan kenang – kenangan berupa lukisan di daluang yang
diberikan:
- kepada Asisten Deputi Bidang Kebudayaan DKI Jakarta, Bapak Usmayadi Rameli oleh mbak Tanti Amelia.
- kepada Prof. Sakamoto, Ahli Kertas dari Jepang oleh mbak Nova dari Kartini Bluebird.
- kepada Kepala Museum Seni Ibu Hesti Utami oleh mbak Astri Damayanti Founder Kriya Indonesia
Menurut bapak Usmayadi, Asisten Deputi Bidang
Kebudayaan DKI Jakarta, sudah seharusnya kita menjaga kelestarian budaya
bangsa. Selain itu beliau berharap, perlu seringnya diadakan kegiatan seni agar
museum selalu ramai dikunjungi pengunjung. Setuju pak’, bikin wisata museum dan
workshop seperti ini agar museum lebih sering dan ramai dikunjungi pengunjung
ya’pak!
Nah sekarang giliran workshop doodle bersama mbak Tanti
Amelia. Workshop kali ini sedikit unik bin tricky. Mengapa?karena media
yang dipakai dalam menggambar adalah daluang, kain kulit kayu. Cat yang
dibubuhkan haruslah hati-hati, tidak boleh terlalu tebal dan tidak boleh
terlalu basah karena akan merobek kain.
Para peserta langsung antusias mencari tempat duduk.
Mereka tak sabar ingin segera memulai acara. Sebelum acara dimulai, mbak Tanti
menjelaskan step by step bagaimana membuat lukisan di daluang. Mbak Tanti
bilang, sebelum menggoreskannya di daulang, sebaiknya menggambar terlebih
dahulu di kertas. Agar tidak terdapat kesalahan. Dan gambar sepasang ondel –
ondel menjadi inspirasi mbak Tanti hari itu.
Para peserta yang antusias |
Selain menggambar, Kriya Indonesia juga bagi
bagi hadiah. Ada 3 pemenang yang mendapat hadiah voucher perjalanan dari Blue
Bird Indonesia karena mengupload kegiatan hari itu terbanyak di Instagram.
Lumayan kan...pulang – pulang tinggal duduk manis di taksi.
Ppssttt....semua perlengkapan menggambar, kertas
daluang dan pigura yang disediakan, boleh dibawa pulang loh. Lumayan ya buat
belajar di rumah. Bagaimana? Seru dan bikin nagih kan? Semoga workshopnya bermanfaat yaa....dan sampai jumpa di
workshop selanjutnya!
No comments
Post a Comment
Tanda sayang