expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

25 April 2020

Mengatur Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19 Untuk Freelancer




Gambar dari pixabay


👨: "Uangnya masih cukup bu?"
👩: " Alhamdulillah buat beli beras masih ada, cuma deg²an untuk cicilan sepertinya gak bisa terbayar"
👨 : " Gpp, minta penangguhan saja dulu, aku ajuin besok"




Ya sudah lebih dari sebulan baik saya maupun pak suami tidak keluar rumah. Pak suami yang belakangan lebih memilih menjadi driver ojol ketimbang anteng di rumah terima uprek - uprek handphone, sejak diberlakukannya PSBB hanya bisa mengangkut makanan atau pun barang.


Demikian juga dengan saya, yang terbiasa menerima pekerjaan online dan offline, harus memaklumi berkurangnya pekerjaan karena Covid-19 ini. Kami bedua sama - sama bekerja tanpa kantor alias freelançer. Ritme kerja kita yang atur, namun seninya bekerja freelance adalah tidak tentunya pendapatan yang kita terima. Bulan ini bisa saja dapat sekian xxx, tapi bulan depan tak tentu, bisa naik bahkan bisa juga turun.


Menyadari hal ini, sejak 2016 lalu, ketika pak suami memutuskan beralih profesi karena perusahaan tempatnya bekerja gulung tikar, saya pun tak tinggal diam. Apa saja yang bisa saya lakukan, selama halal dan menghasilkan, mengapa tidak. Yang penting pak suami mengijinkan😁


Sedikit demi sedikit penghasilan yang kami terima berdua pun kami sisihkan untuk ditabung. Barulah setelahnya kami gunakan untuk kebutuhan harian dan membayar kewajiban kami.


gambar dari pixabay


Itu dulu, sebelum pandemi Covic19 datang menyapa. Kini, pelan - pelan kami berdua berusaha beradaptasi dengan kehidupan "new normal", untuk tetap bertahan hidup. Saya yakin, bukan hanya saya dan keluarga saja yang susah, banyak orang yang mungkin lebih susah dari saya. Terbayang dengan adanya kebijakan pemerintah yang menyarankan untuk menghindari pertemuan atau keramaian agar memperlambat penyebaran Covid-19, banyak perusahaan maupun organisasi yang membatalkan acara dan mengurangi kegiatan mereka. Banyak karyawan yang juga terdampak, ada beberapa yang terpaksa dirumahkan tanpa dibayar (unpaid leave), pengurangan gaji pokok, bahkan ada juga yang harus lay off dikarenakan kondisi perusahaan yang tidak mampu. Tidak hanya itu, pengusaha kecil dan menengah, freelancer, dan pekerja non-formal lainnya juga terdampak karena berkurangnya pemasukan akibat kondisi ini. Jadi, gak hanya kita sendiri kan....


Hal ini tentu saja mempengaruhi cash flow pemasukan dan pengeluaran. Lalu bagaimana sih agar kondisi keuangan kita tetap stabil di tengah kondisi seperti ini? Berikut tips saya mengatur keuangan di tengah pandemi


  • Evaluasi semua penghasilan
Catat semua pemasukan dan pengeluaran yang ada. Pilah mana saja kewajiban yang sifatnya sangat urgent, jika masih bisa ditangguhkan, mencoba cari jalan untuk meminta penangguhan. Meskipun tidak semua pekerjaan terdampak Covid-19, tetapi pemasukan dari pak suami jadi berkurang dratis, ada pun hanya untuk makan sehari - hari. Bersyukur karena sebelumnya menabung, masih ada uang yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian.
  • Hemat, berhenti belanja yang tak perlu!
Beberapa hari sebelum diberlakukannya social distancing, seorang teman mengajak saya membeli tiket KA ntuk liburan akhir Juni nanti. Untunglah belum sempat saya iyakan, mengingat dalam kondisi ini, saya harus bisa memilah mana kebutuhan mana keinginan. Bahkan untuk makan sehari hari saya lebih memilih memasaknya sendiri agar tetap higienis.
  • Saatnya Cari Penghasilan Tambahan
Mengikuti jejak pak suami yang banci kuis, biasanya di bulan puasa ini banyak sekali brand yang menawarkan kuis berhadiah. Hadiahnya pun beragam mulai dari voucer belanja, produk hingga uang cash. Ya kalau pun tak ada yang menang, saatnya mencoba peruntunggungan di media sosial.
  • Menabung dan Prioritaskan Dana untuk Kesehatan
Kalau almarhumah nenek masih ada, beliau pasti gak akan bosan - bosannya mengingatkan saya untuk menabung dan menyimpan sebagian kecil penghasilan untuk asuransi kesehatan, untuk jaga-jaga di kondisi seperti ini. Sudah lah tak ada penghasilan, lalu kita amit - amit jatuh sakit, bagaimana membayar biaya pengobatannya.  Terlebih bagi pekerja non - formal, gak banyak asuransi yang bersedia menerima. Salah satu asuransi bagi pekerja non-formal adalah Asuransi Bebas Handal dari FWD Life.





Cari Tahu Asuransi Bebas Handal dari FWD Life

Tahukah teman - teman , bahwa setelah ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), COVID-19 secara resmi tidak ditanggung oleh banyak produk asuransi. Hal ini disebabkan karena  semua polis asuransi menyebutkan bahwa penyakit yang masuk kategori pandemi tidak masuk dalam pertanggungan asuransi. 

Namun berbeda dengan asuransi lainnya, Asuransi Bebas Handal dari FWD Life tetap melindungi nasabah saat adanya pandemi. Asuransi Bebas Handal ini menawarkan tiga kelebihan utama yang cocok bagi para pekerja non-formal.



  1. Kontribusi mulai dari Rp75 ribu/bulan. Proses masuk dan keluar Rumah Sakit rekanan gak pake ribet, cukup gesek kartu asuransi sepanjang biaya kamar sesuai Plan.  
  2. Manfaat asuransi gak hanya biaya kamar, tapi juga biaya dokter, obat-obatan, perawatan setelah rawat inap, biaya tindakan bedah dan cek lab dengan nilai manfaat hingga Rp100 juta/tahun.
  3. Mudah dibeli secara online, dan prosesnya pun tidak rumit serta cashless.



Sebagai tambahan,  Asuransi Bebas Handal Cover Covid-19 memberikan tambahan manfaat khusus hingga Rp100 juta di luar manfaat asuransi, jika nasabah didiagnosis positif COVID-19. Akan ada 3 manfaat khusus antara lain; manfaat harian, manfaat karantina dan manfaat meninggal dunia. Manfaat Khusus ini berlaku bagi semua nasabah polis asuransi individu yang berstatus aktif hingga 30 April 2020.



Ya tentu saja kita semua ingin pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Rindu bersua dengan orang tua, keluarga besar, teman dan tetangga serta ingin kembali berkegiatan normal. Semoga kita dijauhkan dari Covid-19. Tetap berprilaku hidup sehat, perbanyak makanan bergizi,  jaga imunitas tubuh dan banyak berdoa ya teman-teman 😘

No comments

Post a Comment

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall