16
April 2020 kemarin tepat sebulan sudah kami berada di rumah saja agar
terhindar dari tertularnya Covid-19. Mengikuti anjuran Pemerintah, semua
kegiatan yang melibatkan orang berkumpul, ditiadakan.
Harusnya
ditanggal 16 Maret itu, Fadly mengikuti Try Out yang diadakan oleh
Dinas Pendidikan,dan ditanggal 16 April, dijadwalkan akan mengikuti
Ujian Seleksi SMP.
Semua
persiapan kami lakukan dengan harapan Fadly dapat diterima di SMP
Negeri keinginannya. Mulai dari ikut penambahan materi di sekolah, les
di luar sekolah, belajar dari buku - buku kumpulan soal hingga mengikuti
lomba Try Out di satu toko buku. Harapannya tentu saja Fadly mampu
terbiasa dalam menjawab soal.
Itu rencana, kenyataannya berbeda......
Sejak
diberlakukannya Social distancing oleh Pemprov DKI Jakarta, Fadly
sempat berkomentar kalau ia ragu apakah tetap bisa mendapatkan hasil
ujian yang memuaskan mengingat waktu belajar tatap muka dengan guru
berkurang. Ia meminta saya untuk menyampaikan ke pihak sekolah agar
kelas 6 tetap saja masuk belajar seperti biasa.
Saya
pun menjelaskan apa itu social distancing pada Fadly. Kenapa
diberlakukan oleh Pemprov DKI Jakarta, dan sederet manfaat serta resiko
lainnya. Pelan - pelan Fadly mulai memahami kalau kondisi di luar rumah
itu rawan dan berbahaya.
Wali
kelas pun memahami anak - anak yang cepat bosan berdiam diri di rumah,
mulai memberikan tugas - tugas yang cukup membuat anak - anak sibuk.
Mulai dari latihan soal, membuat video presentasi hingga aneka prakarya
dan poster yang berkaitan dengan Covid-19.
Alhamdulillah
semakin hari, Fadly dan Fara pun memahami virus Corona atau Covid-19 ,
apa dan bagaimana bentuk dan cara penyebarannya. Saya pun mengajak
mereka untuk membuka pusat informasi Corona yang ada di internet.
Kami pun mencari tahu lebih banyak mengenai Corona, apa yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan diri dan keluarga, bagaimana prosedur tes dan pengobatan, hal - hal apa saja yang bisa membuat kita tetap produktif saat di rumah, di mana saja Rumah Sakit rujukan, Hotline service yang bisa dihubungi, dan lainnya.
Setelah sama - sama mencari tahu dan membaca, mereka berdua mulai memahami jika tetap sekolah, bahayanya sangat besar. Kemungkinan tertular dan dan menjadi carrier pasti ada. Fadly dan Fara bisa saja hanya sebagai pembawa, sementara saya (penderita asthma) dan pak suami yang merokok aktif pasti lebih rentan tertular.
Kami pun mencari tahu lebih banyak mengenai Corona, apa yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan diri dan keluarga, bagaimana prosedur tes dan pengobatan, hal - hal apa saja yang bisa membuat kita tetap produktif saat di rumah, di mana saja Rumah Sakit rujukan, Hotline service yang bisa dihubungi, dan lainnya.
Setelah sama - sama mencari tahu dan membaca, mereka berdua mulai memahami jika tetap sekolah, bahayanya sangat besar. Kemungkinan tertular dan dan menjadi carrier pasti ada. Fadly dan Fara bisa saja hanya sebagai pembawa, sementara saya (penderita asthma) dan pak suami yang merokok aktif pasti lebih rentan tertular.
Lalu
apakah saya dan keluarga bosan? Tentu saja saat - saat tertentu rasa
bosan muncul tanpa diminta. Salah satu caranya saya mengajak duoF
membantu saya memasak, membersihkan rumah dan menonton film favorite
kami di rumah. Pak suamipun gak mau ketinggalan, ia mengajak Fadly
menonton aksi team favorite mereka pada kejuaraan game online beberapa
waktu lalu via layar hape. Sedangkan saya dan Fara mencoba melakukan
girl' s day out dengan cara creambath bersama di rumah.
Banyak
cara yang bisa kita lakukan untuk menghabiskan waktu di rumah. Dengan
berada di rumah saja justru kita sudah membantu tenaga medis untuk
memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini.
Nah kalau teman - teman sudah ngapain saja selama di rumah?
terima kasih atas info terkait coronanya, salam kenal dair saya kang fauzi....
ReplyDelete