Saya terlahir sebagai penderita asthma yang seringkali mengkonsumsi obat dalam jangka waktu tertentu. Seingat saya, sejak kecil (TK) hingga kelas 6 SD saya sering kali harus mengkonsumsi obat ketika waktu ujian akhir semester tiba. Tidak hanya 1 -2 jenis obat, terkadang saya mesti mengkonsumsi lebih dari 3 jenis obat. Hingga kini, minum obat merupakan hal yang membuat trauma bagi saya.
Namun berbeda dengan kerabat
saya, dia sangat suka dan sering minum obat. Maksudnya begini..setiap kali dia
mengalami sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin, dia selalu minum obat
yang dijual bebas di warung. Padahal gejala penyakit yang saya sebutkan di atas
sebenarnya tidak perlu obat-obatan khususnya antibiotik. Tapi kerabat saya itu
bahkan tidak ragu untuk membeli antibiotik dan obat –obatan lainnya dan
meminumnya tanpa arahan dari dokter dan apoteker. Serem yaa…
Tidak hanya itu, kerabat saya
tersebut juga tidak segan-segan mengkoleksi obat jika dianggap cocok dengannya.
Widih, obat kok dikoleksi, mending mengkoleksi hal bermanfaat lainnya. Ada
beberapa hal yang mesti kita perhatikan berkaitan dengan obat ;
- Mengkonsumsi obat-obat, mengapa tidak?
Boleh – boleh saja kok
mengkonsumsi obat, namun perlu diingat, semakin banyak dan semakin sering kamu
mengkonsumsi obat, maka penyakit akan semakin mudah mendatangimu. Karena
kekebalan tubuhmu akan semakin lemah. Jadi gunakan obat sebijak mungkin yaa…
- Jika memungkinkan, jauhi antibiotik!
Mengapa?jika digunakan berlebihan
dan tidak tepat sasaran, antibiotik hanya akan membuat tubuhmu menjadi
imun/kebal terhadap suatu penyakit (Baca antibiotik siapakah dirimu)
- Gunakan obat sesuai resep dokter
Seperti yang saya sebutkan tadi,
gunakan obat sesuai dengan peruntukannya agar virus dan bakteri yang menyerang
dapat mati sesuai sasaran. Lagian obat itu kan racun bagi tubuh jika digunakan
secara berlebihan.
27 November 2015 lalu, ibu
Menteri Nila Djuwita F. Moloek meresmikan Sosialisasi Pencanangan Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat)di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut beliau menyatakan
bahwa sebagai orang tua kita adalah muara kesehatan bagi anak-anak. Penting
bagi orang tua untuk mengetahui apa dan bagaimana obat yang kita konsumsi. Dalam
rangka sosialisasi penggunaan antibiotik yang bijak dan tepat guna, pemerintah
tidak sendirian mengkampanyekannya. Diberikan bimbingan kepada masyarakat agar
hal ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas.
Sambutan Ibu Nila |
Peresmian Gema Cermat |
Tahu gak, sebenarnya antibiotik adalah substansi atau zat yang bisa `membunuh/melemahkan
mikroorganisme/jasad renik (bakteria, parasit). Efek dari penggunaan antibiotik
yang membabi buta akan membunuh kuman
baik yang ada dalam tubuh kita. Antibiotik tidak dapat membunuh virus dan tidak
mempercepat penyembuhan infeksi virus. Menurut Ibu Nila, sejak tahun 2000 tidak
ada varian baru dari antibiotik.
Pada kesempatan ini, beberapa teman blogger
diajak untuk belajar bersama dalam program CBIA(Cara Belajar Insan Aktif) untuk mengenal berbagai jenis, kegunaan, cara
penggunaan, hingga resiko penggunaan yang tertera pada kemasan obat yang dapat
diperjualbelikan secara bebas, maupun obat yang harus menggunakan resep dokter.
Sebagai pasien kita juga harus cerdas dan teliti membaca komposisi dan efek samping
obat yang kita konsumsi. Jika dirasa perlu, tanyakan kepada apoteker apa isi
kandungan obat tersebut.
Pemasangan rompi CBIA, diwakilkan Mba Donna Imelda |
Selain itu juga dijelaskan bagaimana cara
memusnahkan obat yang benar. Kita diharuskan rutin mengecek persediaan obat –obatan di
rumah apakah sudah expired atau belum. Membuang obat yang sudah expired pun
tidak boleh asal saja, membuangnya ke tempat sampah atau ke lubang wc.
Akibatnya bisa membahayakan lingkungan sekitar kita. Ada baiknya jika ingin
membuang obat yang sudah expired dengan mengubur obat tersebut di dalam tanah
atau menghancurkannya.
terimakasih share-nya
ReplyDelete