Di era digital saat ini, bisnis online memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Dengan keterbatasan waktu untuk berbelanja, jauhnya jarak tempuh untuk mendapatkan barang yang diinginkan, serta ketersediaan barang menjadi alasan bagi orang untuk memilih belanja secara online.
Minggu 27 November 2016 lalu,
untuk kedua kalinya saya menjejakkan kaki ke rumahnya para UKM di SMESCO,
Jakarta. Tema yang diangkat kali ini berhubungan dengan para pelaku dunia
digital. Smesco DigiPreneur Day diselenggarakan oleh Smesco bekerja sama dengan
MB Communication – Indoblognet. Smesco Digipreneur Day merupakan event yang
mempertemukan kalangan pebisnis untuk memperkenalkan digitalpreneur sebagai
salah satu cara mempromosikan UKM mereka
melalui Smesco. Hingga saat ini terdapat
74.000 item produk yang dipasarkan secara retail melalui lembaga layanan
pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM. Selain itu, produk – produk
yang ada bisa kita temui di smescotrade.com.
Tema yang dibahas kali ini
mengulas bagaimana membuat content digital yang menarik, bagaimana memasarkan
produk secara online dan bagaimana membuat foto produk yang menarik perhatian
pembeli. “Exploring The Content Marketing Strategy”, dengan narasumber Ibu Lisma D. Gumelar, pemilik
Rumah Baju Ambu, Bpk. Derry Darmawan, Manager Bursa Sajadah Online, Bapak Edwin
dari BangWin Consultant, Bpk. Bagus Rachman, Dir. Pengembangan dan Pemasaran LLP KUKM Smesco Rumahku dan Sefa Firdaus, Fotografer Profesional.
Rumah Baju Ambu
Ibu Lisma D Gumelar, istri dari Deddy Gumelar atau yang akrab
disapa Miing, tadinya adalah karyawan sebuah bank. Melihat pressure yang
dihadapi sang istri, ditambah jam kerja yang tidak sesuai dengan pendapatan
yang diterima, Ibu Lisma diminta sang suami untuk resign dari pekerjaannya dan
konsentrasi mengurus anak. Setiap kali mengantar anak ke sekolah, para orang
tua murid selalu menanyakan busana yang dikenakan ibu Lisma, timbul niat untuk
membuka usaha di bidang fashion. Berawal dari kecintaannya mendesain pakaian, Ibu Lisma mendirikan Rumah Baju Ambu
pada tahun 2006.
Fashion yang dihasilkan Rumah
Baju Ambu tidak khusus ditujukan untuk kaum muslim, tetapi bisa juga dipakai
oleh siapapun yang tidak menggunakan hijab. Ibu Lisma memasarkan produknya
langsung melalui rumah produksinya di Bandung, dan juga secara mobile. Selain itu beliau juga memasarkan melalui
pameran – pameran baik di dalam dan di luar negeri. Tidak ketinggalan, Ibu
Lisma pun aktif di komunitas ikatan perancang busana muslim dan mendapat
kesempatan untuk mengembangkan usahanya.
Walaupun Rumah Baju Ambu tidak
memiliki Outlet tersendiri, langganan ibu Lisma tersebar di Indonesia.
Kebanyakan dari mereka mempunyai butik untuk dijual kembali. Awal – awal
memasarkan produknya, Ibu Lisma juga memasarkan produknya melalui web. Namun
beliau kecewa ketika suatu hari menemukan produknya dijiplak dan dijual di
bawah harga jual. Padahal produk tersebut dibuat dengan detail kesulitan yang
cukup tinggi. Sejak itu beliau tidak
lagi mengupload foto produknya secara online, terlebih karena pakaian yang
dibuatnya tidak diproduksi secara massal. Untuk saat ini, Ibu Lisma tetap memasarkan
produknya melalui aplikasi chat seperti BBM dan WhatsApp. Namun tidak tertutup
kemungkinan selanjutnya akan memasarkan kembali produknya melalui website.
Dengan bisnisnya ini ibu Lisma
turut membantu membuka lapangan pekerja bagi lingkungan di sekitar tempat
tinggalnya. Beliau memberdayakan ibu – ibu Rumah tangga untuk membantu
usahanya. Saat ini terdapat 29 karyawan yang berada di Rumah Baju Ambu.
Bursa Sajadah
Narasumber berikutnya adalah Bpk.
Derry Darmawan, Manager Bursa Sajadah online dari Bursa Sajadah. Bursa Sajadah adalah
pusat perlengkapan haji, umroh dan toko oleh – oleh yang memiliki 8 cabang di 7
daerah di Indonesia. Bursa Sajadah berdiri sejak tahun 1998 dan hanya menjual
produk – produknya secara offline. Di tahun 2015, Bursa Sajadah juga mulai
memasarkan produk – produknya secara serius melalui online dengan membentuk tim
khusus. Meski juga menjalankan bisnis secara online, Bursa Sajadah mengajak
para pembelinya untuk datang mengunjungi toko. Mereka ingin pengunjung melihat
katalog online namun untuk bertransaksi, pengunjung diharapkan datang langsung
ke toko. Menurut Bapak Derry, masyarakat Indonesia lebih senang jika transaksi
jualbeli dilakukan secara dua arah,
dimana butuh tanya jawab untuk memastikan produk. Demikian pula halnya
dengan pembeli Bursa Sajadah. Hampir 75%
pembeli Bursa Sajadah bertransaksi melalui chat.
Pak Derry tidak ketinggalan memaparkan tips dan trik
dalam menjalankan bisnis online ala Bursa Sajadah. Menurut Pak Derry, dalam
memasarkan produk kita perlu konsistensi. Terutama dalam hal foto untuk produk.
Pilihlah background yang sama dan senada, cantumkan deskripsi produk dengan
jelas untuk memudahkan pembeli. Jangan lupa untuk menuliskan harga produk,
lokasi toko, dan berikan cara pemesanan Sedangkan strategi lainnya bisa
menggunakan facebook ads dan google adwords.
Digital Consulat Bersama Bang Edwin
Sesi
berikutnya giliran Bapak Edwin SA,
Principal and Head of Consulting Bangwin Consulting yang juga memberikan
sharing mengenai content marketing. Dimana content marketing sendiri merupakan
cabang marketing yang berkembang setelah adanya marketing – marketing lainnya. Content
marketing ini juga merupakan sebuah jawaban kebosanan orang – orang melihat
iklan di online. Content yang menarik
adalah hal yang terpenting agar produk bisa bersaing dengan produk lain.
Menurut Pak
Edwin, toko online yang kita kelola sebaiknya juga dapat menawarkan solusi dan
manfaat kepada para pengunjungnya. Bisa dengan cara memberikan tips dan trik
menggunakan hijab, memilih bahan yang bagus, dan lainnya. Content juga dapat
menjadi salah satu senjata sebuah toko online untuk memasarkan produk.
Lembaga Layanan Pemasaran KUKM Smesco Rumahku
Selanjutnya giliran Bapak Bagus
Rahman, Dir Pengembangan dan Pemasaran LLP UKM Smesco, menjelaskan bagaimana Smesco membantu para
UKM. Saat ini Smesco memiliki 6 lantai yang digunakan sebagai ruang display.
Lantai 3, 11, 12, dan 15 merupakan bagian dari pvailliun Propinsi. Lantai 1 dan
2 disebut Galeri Indonesia WOW! yang memiliki Co Working space yang dapat
digunakan oleh siapun (UKM, Koperasi, Asossiasi dan lainnya). Hingga saat ini, UKM online di Indonesia menurut bapak Bagus
masih sangat sedikit. Menurut survey APJI, penjualan online terbanyak saat ini
ada dibagian fashion.
Smesco pun
mulai beralih ke online dengan hadirnya www.smescotrade.com
yang selanjutnykan diharapkan bisa menjadi market place terbesar di Indonesia,
bisa menjadi Alibaba nya Indonesia di tahun 2021. Smescotrade mempunyai keunggulan
karena mempunyai toko online dan offline.
Di Smesco
terdapat 8 kategori produk antara lain, furniture, kerajinan tangan, makanan
dan minuman, tas dan sepatu, pakaian dan batik, spa dan herbal, perhiasan dan
aksesoris, serta tenun dan songket. Ke depannya Smesco akan bekerja sama dengan
komunitas organik, untuk menerima produk berbahan organik yang berasal dari Indonesia.
Photo Product Coaching
Di sesi
terakhir ini, dibawakan oleh perempuan cantik yang juga seorang fotografer
profesional, Sefa Firdaus. Mbak Sefa, begitu kerap ia disapa, menjelaskan bagaimana caranya menghasilkan
sebuah foto produk yang bagus dan menarik untuk dilihat. Dalam penjualan online, foto
memegang peranan penting dan berbicara banyak untuk menarik perhatian calon
pembeli. Untuk itu foto yang dihasilkan tidak boleh foto yang biasa- biasa saja.
Apa yang kita ingin perlihatkan atau ditonjolkan dari produk yang ingin kita
jual.
Untuk menghasilkan
foto produk yang bagus, perlu diperhatikan background yang ada (tidak mlulu
harus putih, terkadang situasi real juga bisa menjadi background), penggunaan
kamera (Kamera hp, mirrorless, DSLR) yang penting kita mengerti pemakaiannya.
Selanjutnya lighting juga merupakan aspek yang cukup menentukan. Apakah
menggunakan cahaya artificial ataupun cahaya matahari langsung, dapat
dipastikan produk harus mendapat cahaya yang cukup. Perhatikan juga detail
penunjang.
Setelah
memotret, langkah selanjutnya adalah mengedit foto. Sah – sah saja kok jika
sebuah foto diedit, agar foto semakin tampak cantik. Namun perlu diingat,
editlah sewajarnya, jangan sampai mengedit foto warnanya jauh berbeda dari
produk aslinya.
Duhh baca curhat bu Lisma yang contoh bajunya di "coy" rasanya sebel yah. Mana jualnya rendah banget mak :(
ReplyDeleteOia, nica share buat content marketingnya, nambah insight
Makasih ya mak :) jadi nambah ladang bacaan :D hehe
ReplyDeleteDuh sedih ya kalo ada yang menjiplak produk tanpa izin :(
ReplyDeleteHal paten ini masih saja jadi tantangan sekaligus permasalahan besar di Indonesia..
Nambah ilmu lagi dah, tulisannya juga sesuai dengan dunia yang saya geluti saat ini
ReplyDelete