expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

22 May 2018

Ikan Asin dan Takdir Kejayaan Bangsa




Saat di bulan Ramadan, selera makan justru berada di titik akhir ketika sahur. Biasanya kita butuh makanan yang dapat membangkitkan selera, seperti ikan asin contohnya. Ikan asin dapat diolah untuk berbagai jenis hidangan. Namun terkadang ikan asin dianaktirikan, dianggap kelas rendah.

Temam - teman tahu tidak jika ternyata ikan asin pertama diproduksi di Kanada, Islandia dan Norwegia lebih dari 500 tahun yang lalu, dengan waktu penemuan Eropa Grand Banks off Newfoundland. Dan merupakan salah satu barang penting dalam perdagangan  internasional antara Dunia Baru dan Lama. Wiih kirain ikan asin hanya berasal dari Indonesia, ternyata ada di seluruh penjuru dunia.


Ikan asin dikenal dalam banyak nama di negara lain, bacalao (Spanyol), baccalà (Italia), morue (Perancis) dan beberapa negara lainnya di Eropa. Proses pembuatan ikan asin dengan cara mengawetkan daging ikan dengan  menambahkan banyak garam.




Di Indonesia sendiri, ikan asin sudah ada sejak zaman kerajaan, yang tertulis dalam prasasti abad ke 9 dan 10 sejak ditemukannya bukti industri ikan asin. Ikan asin merupakan perpanjangan masa simpan ikan segar yang banyak terdapat di perairan Indonesia.  Proses pembuatannya pun mudah, menggunakan garam dan sinar matahari.


Berbagai daerah di Indonesia juga memiliki nama tersendiri bagi ikan asin. Ada Ikan Kayu dari Aceh, dibuat seperti metode pembuatan ikan asin, terbuat dari ikan tongkol besar yang dipotong - potong namun tidak terlalu asin. Teri Medan, ikan asin Gulama dari Tarakan dan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki keragaman jenis ikan. 




Rasa dari ikan asin sendiri dipercaya sebagai rasa kelima, umami atau rasa gurih yang nikmat. Lalu apa donk hubungannya ikan asin dengan takdir kejayaan Indonesia? 


20 Mei 2018 lalu, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, saya menghadiri buka puasa bersama Sembutopia, sebuah platform digital yang diprakarsai Bapak Kafi Kurnia, pada November 2017 lalu. Sembutopia didirikan atas dasar ide dan keinginan untuk menginspirasi masyarakat Indonesia untuk menciptakan sebuah lingkungan yang sehat dan bebas penyakit. 

Dalam acara tersebut pak Kafi menegaskan mengenai takdir kejayaan Indonesia melalui Indonesia 2020. Sebuah "Perfect Vision", di mana seseorang mampu melihat ke segala pernjuru sempurna tanpa kacamata. Indonesia 2020 tidak mencerminkan angka. Jadi pengertiannya bukan Indonesia di tahun 2020.




Pak Kafi mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia akan terjadi peningkatan ekonomi, melalui berbagai potensi yang ada, salah satunya melalui kuliner, seperti ikan asin contohnya. Beliau mengaku sedih melihat remaja saat ini yang lebih mengenal kebudayaan luar dibanding kebudayaan bangsanya sendiri. Mengetahui aneka makanan khasnya, bangga menggunakan wastra nusantara dan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. 

Sebagai generasi muda Indonesia, hal ini yang harus kita lakukan demi mendukung Kebangkitan Takdir Kejayaan Indonesia.
  • Mencari tahu dan mempelajari sejarah Indonesia
  • Mengenal dan menerapkannya dalam keseharian 
  • Menuliskan pemikiran  serta meningkatkan wawasan mengenai nusantara







Saya percaya, bukti kejayaan Indonesia tidak terbatas hanya ikan asin, tentu masih banyak lagi lainnya. Tugas kita sebagai generasi muda untuk mencari tahu, memahami, menginformasikan dan memviralkan kepada dunia. Agar banyak orang tahu bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dengan banyak potensi dan peluang yang ada. Nasib negara kita dikelak berada di tangan Generasi Mudanya.

3 comments

  1. semoga generasi muda Indonesia bisa membawa negara ini ke masa yang lebih baik lagi, bukan sekedar ikan asin

    ReplyDelete
  2. Saya yakin Indonesia bisa mewujudkan Takdir Kejayaan 2020, hal pertama yang kita harus lakukan adalah mengkonsumsinya di keluarga kita dahulu.

    ReplyDelete
  3. Ikan asin memang nikmat, apalagi dimakan sama nasi anget dan sambel. Beuh dah ga perduli mertua lewat deh. Ternyata dikonsumsi banyak negara ya saking awetnya

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall