Asuransi Milenial untuk Milenials dari Allianz |
Generasi milenial buah generasi yang lahir pada rentang tahun akhir tahun 1980 hingga 2000. Generasi ini merupakan anak muda yang saat ini berusia 15 - 35 tahun. Generasi milenial dimudahkan dengan adanya perangkat teknologi yang menunjang gaya hidup mereka. Smartphone, internet, beragam aplikasi dan segala kemudahan hidup lainnya. Mau berpergian, pesan makanan, antar barang, semua berada dalam gengaman tangan. Biasanya mereka masih tinggal bersama orang tua atau kakek dan nenek, dengan rentang pendapatan antara 45 - 600 juta pertahun dan berstatus belum menikah.
Kebanyakan dari generasi ini berpikiran hidup untuk saat ini, nanti ya tergantung nanti. Sehingga generasi milenial menganggap asuransi sebagai suatu hal yang belum menjadi kebutuhan. Hanya 31% dari generasi milenial yang memiliki perencanaan keuangan yang cukup matang. Sebanyak 2% nya memilih asuransi sebagai salah satu instrumen. Dan sebagian besar memilih menabung dan berinvestasi pada usaha.
"52% bilang premi asuransi mahal, 45% lainnya mengaku kurang pengetahuan mengenai manfaat asuransi, belum mengerti bagaimana kanal distribusinya dan lainnya menganggap proses klaim itu sulit"
- Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia -
Ibu Karin |
Fakta ini menunjukkan bahwa sebagian besar generasi milenial belum mengetahui manfaat dari asuransi. Untuk itu, Allianz Indonesia membuat suatu program yang berfokus pada milenial yang ingin membangun jiwa entrepreneurship dalam bidang jasa keuangan asuransi, dan mengembangkan model bisnis ini sehingga dapat diwariskan ke generasi berikutnya, dan tentu saja bersiap menjadi Life Changer.
7 Juni 2018 lalu, saya dan beberapa teman blogger berkunjung ke kantor PT Buss Neo Soho Capital Office Tower yang berada di Jakarta Barat. Sore itu saya dan teman - teman berbuka puasa bersama Joos Louwerier, Country Manager & Presiden Direktur Allianz Life Indonesia. Hadir pada acara tersebut ibu Ginawati Djuandi, Chief Agency Officer Allianz Life Indonesia, Christian Sontani, Business Patner Allianz Star Network, dan ibu Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia.
Dalam acara buka puasa sekaligus seminar "Life Changer: Capturing the Future Customer", Joos mengatakan bahwa Allianz menyadari bahwa perlindungan asuransi maupun perencanaan keuangan yang baik merupakan bagian penting dalam upaya mengubah diri sendiri maupun orang lain (secara finansial). Melalui program Life Changer, Allianz memberikan kesempatan bagi milenial untuk mewujudkan aspirasinya, yakni membangun bisnis yang dapat membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan sesama, berkemampuan melindungi diri dan orang lain di sekitarnya.
Mr. Joos |
Namun seringnya jika mendengar kata asuransi, menjadi momok yang menakutkan tersendiri. Banyak cerita dari teman - teman, kalau ada seorang teman lama yang menghubungi dan mengajak ketemuan, kebanyakan dari mereka biasanya menawarkan asuransi. Atau sering kali kita menerima telpon dari nomor yang gak dikenal, atau tetiba ditawarkan program asuransi ketika sedang berjalan - jalan di mall. Hal - hal semacam ini sejujurnya membuat tak nyaman dan menimbulkan stigma bahwa agen asuransi gigih berusaha menjaring nasabah sebanyak mungkin.
Hal - hal semacam ini menurut Christian Sontani, menjadi salah kaprah. Menurut Business Patner Allianz Star Network (ASN) ini, " Sebagai seorang milenial, saya menemukan bahwa model bisnis ASN ini mampu membuat saya menjadi wirausahawan sepenuhnya. Sebagai asa depan Industri asuransi, kami memiliki tanggung jawab untuk membuat asuransi selalu relevan bagi masyarakat. Hal ini bukan berarti kami hanya menyediakan produl dan layanan terbaik, namun juga mentransformasi cara kita berinteraksi dan bertansaksi dengan nasabah. Mobilitas, fleksibilitas dan efisiensi akan tetap menjadi pendorong utama untuk evolusi bisnis".
kika : Ginawati Djuandi - Joos Louwerier - Christian Sontani |
Lebih lanjut Christian mengatakan sebagai agen marketing di Allianz, mereka tidak lantas begitu saja membandingkan asuransi keluarga Indonesia mana yang terbaik satu dengan asuransi lainnya. Menurut Christian ada kepercayaan, pengalaman, strategi dan pemahaman mengenai asuransi yang baik untuk bisa mengubah cara pandang masyarakat terhadap asuransi yang sudah melekat hingga saat ini.
Melalui komunitas, aberinteraksi antara teman, Christian percaya hal tersebut bisa sebagai sarana untuk mengedukasi seorang Life Changer, mengubah pemikiran bahwa asuransi tidak hanya sekedar unit link atau invetasi melainkan proteksi.
Sejalan dengan temuan penting dari riset Accenture mengenai "Segmentasi Nasabah di Pasar Penting Asia", yang menjelaskan bahwa generasi milenial secara umum memiliki aspirasi karir masa depan untuk mendirikan bisnis sendiri. "Segmen milenial sangat menarik karena memiliki potensi besar untuk menjadi kontributor premi pendapatan bruto di masa depan. Sebaagi seorang wirausahawan, para Life Changer harus benar-benar menjadi mitra dan menyediakan layanan terbaik bagi nasabah dengan memggunakan beragam sarana dan infrastruktur, khusunya yang berbasis digital", ujar ibu Ginawati Djuandi di kesempatan terpisah dengan blogger dan media.
Ibu Ginawati juga menjelaskan bahwa teknologi digital memiliki peran yang tidak terpisahkan dari para milenial. Allianz Life menyadari hal ini dan telah menyiapkan langkah strategis yang diperlukan, proposisi produk yang tepat dan layanan berbasis digital. Saat ini sudah banyak proses transaksional mulai dari pengajuan asuransi, pelayanan polis dan klaim yang dapat dilakukan melalui platform digital. Semua inisiatif ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wirausahawan milenial, yang saat ini merupakan 50% dari total agen Allianz Life, untuk menjadi bagian dari jaringan distribusi perusahaan.
Dapat dikatakan Allianz sebagai program asuransi milenial yang mengerti keinginan dan kemauan generasi milenial. Sudah siap menjadi Life Changer?
No comments
Post a Comment
Tanda sayang