Gempa kembali mengguncang bumi pertiwi. Setelah sebelumnya melanda Lombok, kali ini melanda pantai barat Pulau Sulawesi, berkekuatan 7.7SR, mengguncang kawasan Kabupaten Donggala dan Kota Palu. Meluluhlantakan puluhan rumah dan puluhan jiwa melayang menjadi korban. Perekonomian, komunikasi dan pemerintahan pun lumpuh total.
Berita itu menjadi pembicaraan saya dan anak - anak di rumah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan mereka, saya pun menjelaskan apa yang sebaiknya kita lakukan ketika terjadi gempa. Mereka harus tahu berbuat apa, karena anak-anak tidak selamanya selalu berada bersama saya. Duh ya nulis ini jadi sedih bayangin anak-anak yang jadi korban, atau anak-anak yang kehilangan orang tua dan keluarganya dalam musibah tersebut. Semoga mereka kuat menghadapi garis takdir Tuhan.
Beberapa lokasi yang cukup parah terkena gempa dan liquifraksi adalah Desa Lolu dan Desa Sibalaya Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi. Melihat hal ini, Pemerintah pun tidak tinggal diam. Melalui BUMN Hadir Untuk Negeri, Bank Mandiri turut serta membantu membangun kembali Palu dan Donggala.
Tak hanya Bank Mandiri, beberapa BUMN dalam kepemimpinan ibu Rini Soemarno, Menteri BUMN, bahu membahu dan berkolaborasi, bergotong royong membangun Palu, Sigi dan Donggala.
Di desa Sibalayan, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi, dibangun 250 hunian sementara (Huntara) yang ditujukan bagi masyarakat yang menghuni desa ini. Tak hanya rumah sementara untuk warga, tetapi dibangun juga hunian bagi guru yang berdekatan dengan SD Inpres.
Ketika menonton berita yang ditayangkan disalah satu stasiun TV, Fara sempat bertanya, bagaimana anak - anak di Palu bersekolah. Ia nampak sedih setelah saya beritahu kalau mereka tidak bersekolah hingga sekolahnya dibangun kembali.
Ternyata kesedihan itu tak perlu berlarut lama, selama menanti sekolah mereka dibangun kembali, anak - anak tersebut tetap bisa bersekolah di sekolah darurat yang dibangun oleh BUMN. Bahkan nampak hadir berbagai relawan yang turut serta menemani dan mengajar mereka. Raut bahagia anak - anak pun kembali terlihat ketika perlengkapan sekolah seperti boneka peraga dan peralatan menggambar dibagikan. Yeaay 🙌🙌🙌
30 Oktober 2018 lalu, ibu Rini kembali mengunjungi Palu, tepatnya di desa Sibalayan untuk melihat sejauh mana percepatan pembangunan yang sudah dilaksanakan. Bersama bapak Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri dan didampingi sejumlah Direksi BUMN lainnya, ibu Rini meninjau sejumlah huntara, sekolah darurat, fasilitas dan aula sementara.
Anak - anak terlihat nampak antusias begitu mengetahui ibu Rini akan menemui mereka. Meja, kursi pun diatur dan dirapikan. Iya donk siapa juga yang gak senang bertemu dengan ibu Menteri. Nampak wajah - wajah mereka mulai dapat tersenyum, semoga kesedihan yang ada dapat hilang dengan adanya kakak -kakak relawan dari berbagai daerah yang hadir menghibur mereka. Selain itu, bantuan psikolog pun hadir dengan kerjasama Bank Mandiri dengan Mandiri Amal Insani Foundation melalui posko Trauma Healing.
Hingga saat ini, di desa Sibalayan telah dibangun 100 huntara dengan ukuran 4.8m x 4.88m, menggunakan atap baja ringan sebagai rangka, dan GRC board sebagai dinding. Selain itu ada 20 unit MCK yang sudah dibangun dan dilengkapi dengan tempat cuci dan wudhu. Tak hanya itu, telah dibangun pula aula sementara warga dengan bahan dasar pohon kelapa sebagai simbol kearifan lokal.
Sedangkan di desa Kabobona, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Bank Mandiri telah membangun 250 unit huntara, sekolah dengan 7 ruang kelas dan 12 ruang untuk setiap guru.
"Selaras dengan semangat kami, Mandiri untuk Negeri, aktivitas yang kami lakukan ini semata - mata untuk membantu masyarakat dan memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada masyarakat yang telah mendukung kami tetap berkinerja baik secara berkelanjutan"
- Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri -
- Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri -
Tak hanya Huntara, sekolah darurat, posko Trauma Healing, Bank Mandiri pun memberikan keringanan kepada para debitur yang terkena gempa Palu dan Donggala.
Bank Mandiri pun telah kembali mengoperasikan enam kantor cabang reguler dan tiga kantor cabang mikro didukung 31 ATM yang sudah dapat dipergunakan kembali.
Semoga warga Palu dapat bangkit dari kesedihan, dan kembali bersemangat membangun daerahnya.
No comments
Post a Comment
Tanda sayang