expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

27 December 2018

Haul Gus Dur ke 9 dan Ekonomi Kerakyatan




Seorang teman blogger yang sudah menyelesaikan pendidikannya di Jakarta, kembali ke tanah kelahirannya, ia berkeinginan membangun desa tempat ia tinggal.

Saat itu saya bertanya, mengapa ia mau kembali ke kampung halamannya. Sang teman menjawab bahwa ia ingin memajukan desa kelahirannya, agar ekonomi masyarakat desanya menjadi lebih baik lagi.

Pemikiran teman saya yang sederhana itu terinspirasi dari tokoh idolanya, Gus Dur. Siapa sih yang tak kenal dan mengidolakan almarhum?

Gus Dur atau Dr. (H.C) K.H. Abdurrahman Wahid, yang lahir di Jombang, 7 September 1940, pernah menjabat sebagai Presiden RI ke 4 selama 21 bulan. Beliau meninggal pada usia 69 tahun, 30 Desember 2009. Beliau sempat menjabat sebagai ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdatul Ulama dan merupakan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa.


Gus Dur merupakan putera pertama dari enam bersaudara Wahid yang lahir dalam komunitas Muslim Jawa Timur yang sangat dihormati. Kakek dari Ayahnya adalah K.H.Hasyim Asyari, pendiri Nahdatul Ulama, sementara kakek dari pihak ibu, K.H Bisri Syansuri, merupakan seorang pengajar pesantren pertama yang mengajar kelas perempuan. 

Sedangkan Ayah Gus Dur adalah K.H.Wahid Hasyim, sempat menjadi Menteri Agama pada tahun 1949. Ibu Gus Dur, Ny. Hj.Sholehah, putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah, dan dikaruniai 4 putri, yaitu Alisa, Yenny, Anita dan Inayah.


Di Haul Gus Dur ke 9 yang berlangsung di Balai Sarbini, Jakarta, pada 17 Desember 2018 lalu, terlihat jelas betapa banyaknya Gusdurian yang hadir. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri nampak hadir dan mengikuti acara yang diisi dengan doa dan tahlil bagi almarhum Gus Dur. 


Saya yakin banyak pemikiran beliau yang menginspirasi banyak orang. Gus Dur merupakan sosok tokoh pluralisme yang menjaga erat kerukunan antar umat beragama serta sebagai pemikir dan pejuang ekonomi kerakyatan.

Indonesia adalah negara kepulauan maritim dengan berbasis ekonomi kerakyatan yaitu pertanian dan kelautan. Pola pikir dan gagasan yang beliau miliki sangat sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai negara maritim. Di era pemerintahannya, visi ekonomi pemerintahan dibangun di atas pondasi untuk melindungi sebagian masyarakat Indonesia yang tertinggal, tidak mampu dan minoritas. Dapat dilihat bahwa kebijakan ekonominya pun berpihak pada kaum marginal, sayang tak banyak dikupas dan diketahui publik selama ini.

Gus Dur sejak dulu memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan basis ekonomi di sektor pertanian, perkebunan, nelayan, dan UMKM skala kecil.


Salah satu langkah monumental Gus Dur dalam mengembangkan ekonomi skala kecil adalah dengan kerja sama PBNU dan Summa Group. Hal ini dikemudian hari menjadi inspirasi Kementerian Desa PDTT untuk bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan pihak swasta saat ini.


Gus Dur juga merombak total bentuk kelembagaan dan SDM di lingkungan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan. Beliau juga yang mendorong kerja sama antara petani nanas di Subang dan tapioka dengan PT Morelli.


Tak hanya itu, beliau pun menaruh perhatian yang cukup besar mengenai keberadaan nelayan asing yang mencuri ikan - ikan kita di perairan Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, Gus Dur mendirikan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Hasilnya sudah bisa kita nikmati sekarang, kan...



Beberapa pemikiran Gus Dur yang anti mainstream ternyata menginspirasi pemerintahan Jokowi JK. Visi dan semangat Gus Dur dalam membangun ekonomi, menjadi inspirasi Kementerian Desa PDTT untuk menciptakan berbagai inovasi, menyalurkan dana desa langsung ke rekening milik desa.

Sejak dibentuknya program dana desa di 2015 lalu,  sejumlah infrastruktur telah dibangun dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengembangan desa menggunakan dana desa tidak sekedar masalah infrastruktur bangunan saja, tetapi juga menggerakan roda ekonomi masyarakat dan pelayanan sosial.


Agar tak terlihat sebagai desa tertinggal kumuh dan miskin, bapak Eko Putro Sandjojo, Menteri Desa PDTT, membuat empat program dengan pengelolaan dana desa,  yaitu ;

1. Prukades

Atau dikenal juga dengan Produk Unggulan Kawasan Pedesaan, merupakan program awal Kementerian Desa PDTT sebagai salah satu upaya untuk memajukan desa dengan menciptakan produk unggulan di masing - masing desa.

One village one product, di mana satu desa diharapkan dapat menghasilkan produk unggulannya, dan dikembangkan lebih jauh. Hal ini untuk memudahkan terciptanya akses pasar ke desa sehingga membangun perekonomian desa menjadi lebih baik.



2. Pembangunan Embung

Embung merupakan penampung air dalam jumlah yang cukup besar dan banyak. Pembangunan embung di perdesaan menjadi salah satu program  prioritas pemerintah. Dengan menggunakan dana desa, pembangunan embung bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan dampak meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Embung dapat dimanfaatkan secara baik sebagai sumber pendapatan baru bagi warga di sekitar embung.

Sebagai contoh, embung dapat digunakan sebagai tempat wisata yang mampu meningkatkan perekonomian di desa sekitar embung, pemerintah akan membantu dengan jalan memberikan bibit ikan gratis yang bisa dikonsumsi masyarakat kurang mampu.

Dengan adanya embung desa, tidak saja produktivitas pertanian warga yang meningkat, potensi pariwisata dan pendapatan warga pun ikut meningkat.



3. Bumdes

Dana desa dimanfaatkan untuk membuat Badan Usaha Milik Desa, yang merupakan wadah sebagai tempat untuk pengembangan potensi desa yang ada. Dalam hal ini warga desa dapat kesempatan untuk mengelola produk unggulannya dan didukung melalui permodalan yang dikelola oleh Bumdes. Diharapkan warga desa mampu menjadi mandiri secara ekonomi.


4. Pembangunan Sarana Olahraga Desa

Pemerintah percaya membangun sebuah desa tidak luput dari kesehatan fisik dan mental para pemudanya. Fasilitas olahraga merupakan salah satu infrastruktur yang mendpaat prioritas dalam program pembangunan desa. Fasilitas ini diharapkan mampu menjadi sarana bagi generasi muda di desa untuk menyalurkan energi untuk kegiatan yang positif. Selain itu fasilitas umum seperti ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ruang berkumpul dan bersosialisasi bagi masyarakat setempat.


Pencapaian Kemdes PDTT

Pemerintah mengalokasikan dana desa sebesar Rp187 trilyun pada 2015  dan berakhir pada tahun 2018. Tak hanya itu, Program Dan Desa mendapat perhatian dunia internasional saat pertemuan tahunan IMF - World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali.

Dalam kurun wajtu 2015 - 2018, program dana desa telah menunjukkan hasil yang signifikan di wilayah pedesaan. Pemanfaatn dana desa sendiri terbagi dalam dua aspek, yakni menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.




Periode 2015 - 2018 dana desa telah menghasilkan diantaranya 158.619 km jalan desa, 1.028.225 m jembatan desa, 3.026 unit embun desa, 7. 421 unit pasar desa dan 39.565 unit irigasi.

Selain itu dana desa juga dimanfaatkan untuk menunjang peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, dana desa digunakan untuk membangun 942.927 unit air bersih, 178.034 unit MCK, 48.694 unit PAUD ( pendidikan anak usia dini), 8.028 unit polindes, dan 39.920.120 m drainase.

Di tahun 2018 ini, dana desa disalurkan pemerintah senilai Rp60 triliyun. Jumalh tersebut disalurkan ke 74.957 desa di seluruh Indonesia, dengan perkiraan masing - masing desaendapat Rp600 - Rp800 juta. Semoga alokasi dana desa tersebut dapat dimanfaatkan sebaik - baiknya demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

5 comments

  1. Sikap dan permikiran Alm.Gus Dur memang luar biasa, bisa menjadikan bangsa ini semakin maju :)

    ReplyDelete
  2. Patut dijadikan contoh bagi generasi muda saat ini

    ReplyDelete
  3. Salut pada Alm. Gus Dur

    ReplyDelete
  4. Perjuangan Alm. Gus Dur yang sangat luar biasa akan selalu teringat oleh semua warga Indonesia :)

    ReplyDelete
  5. Alm. Gus Dur telah mengajarkan arti toleransi umat beragama, dan kita harus meneladinya

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall