Film yang pertama kali saya dan pak suami tonton saat pacaran dulu merupakan film drama komedi romantic, Just Like Heaven (2005). Dibintangi oleh Mark Ruffalo dan Reese Witherspoon, film ini menceritakan bagaimana rasa penasarannya David Abbort ketika mengetahui bahwa apartemen baru nya dihuni oleh hantu cantik yang kerap hadir jika ia menaruh barang di tempat yang tak biasa. Sampai akhirnya David tahu kalau si hantu cantik tersebut adalah pemilik lama apartemen yang baru ia tinggali ini. Keberadaan si pemilik ini mengagetkan David, dan David pun berusaha mencari dan bertemu dengan si pemilik. Kelanjutannya teman-teman nonton sendiri ya, biar gak penasaran gitu.
Dari satu film ke film
berikutnya, saya dan pak suami tak pernah melewatkan film yang kami anggap sesuai
dengan selera kami. Hingga beberapa bulan lalu, pak suami memperkenalkan saya
dengan Game of Thrones, sebuah serial kolosan yang membahas mengenai perebuatan
kekuasaan yang tiada henti. Tahu sendiri
kan kalau film-film kolosal itu proses pembuatannya melibatkan orang dengan
jumlah yang banyak, plus membutuhkan biaya produksi yang gak sedikit karena
banyaknya pemain yang terlibat. Tetapi
biasanya film- film kolosal juga identik dengan sejarah atau zaman kuno yang
menampilkan adegan peperangan besar – besaran, yah walaupun beberapa bertema
fiksi atau adaptasi dari novel fiksi.
Teman-teman tentu tahu Gladiator
(2000), Troy(2004), 300 (2006), The Last Samurai (2003), atau Pearl Harbour (2001), kan? Sayangnya
dari beberapa film di atas, hanya The Last Samurai yang saya tonton, entah
mengapa saya lebih memilih cerita dengan latar belakang Kerajaan di Jepang dibanding
Romawi. Dan saya lebih memilih serial kolosal ketimbang film kolosal, gregetnya
lebih terasa, baik dari segi cerita, adegan maupun special effectnya. Mantul
deh. Tapi berbeda dengan film eh serial
kolosal lainnya, Game of Thrones menawarkan sesuatu yang unik, seru dan bikin
gemes tentunya, gak kalah seru dari Drama Korea.
Kalau ada yang bertanya kenapa
saya gak suka nonton Drakor alias drama korea? Mungkin karena saya gak bisa
bedain pemain satu dengan lainnya. Hahaha serius, buat saya semua pemain
prianya sama saja keliatannya. Jadi deh
saya bingung sendiri menentukan siapa dan apa peran mereka. Ditambah durasi
drama korea yang lama sering kali bikin saya gak tahan bin sabar nontonnya.
Salah saya juga sih, pertama kali kenalan dengan drama korea eh nontonnya yang
sedih-sedih. Alhasil sepanjang 30 episode nangis Bombay dan kapok hahaha.
Padahal banyak juga kok drama korea sekarang yang genrenya komedi, iya kan
manteman *lirik pecinta drakor.
Gak cuma drakor kok, saya pernah
nonton serial Philipinna, ya kurang lebih sama juga, nyaris 25 episode, beda
tipis sama tersanjung. Walhasil bosen dan ogah ngelanjutinnya. Tapi berbeda
dengan Game Of Thrones. Serial kolosal ini sejak awal sudah saya nyinyirin
karena ya itu tadi, kolosal – pemainnya banyak – susah dihafal – durasinya panjang
– plus cuma cerita tentang perang doank, malesin kan. Eeee ternyata saya salah
donk. Justru saya ketagihan dengan serial ini, dan nyaris tiap hari duduk manis
menontonnya.
Serial kolosan ini ditayangkan
sejak 2011 silam di station TV HBO, disutradai oleh David Benioff dan D.B Weiss.
Sejak awal HBO menyuguhkan setidaknya 10 episode per musim. Namun di musim ketujuh hanya menampilkan
8 episode dan 6 episode di musim ke
delapan. Hihihi kalau dihitung-hitung ya sama saja kan dengan durasi nonton
drama korea.
Serial Game of Throne ini diambil
dari novel yang ditulis oleh George R.R Martin di tahun 1996. Menceritakan
perebutan tahta di sebuah kerjaan yang berada di Westeros dan Essos (nama sebuah
benua di buku tersebut), Iron Throne of Seven Kingdoms. Cerita yang ada gak
semuanya membahas tentang perang sih,
tapi banyak juga bahasan tentang keluarga beserta intrik politik yang ada di
dalamnya. Persis kaya Indonesia sebelum
pemilu kemarin deh, panas dan berdarah- darah *eh
Saran saya sih kalau teman- teman
ada yang penasaran dan pengen nonton serial ini, plis jangan ajak adik atau
anaknya yang berusia di bawah 17 tahun ya, banyak adegan kekerasan yang bikin
gore dan horror plus ada beberapa adegan seksualnya. Pokoknya jangan nonton
sambil makan deh, dijamin gak nikmat hahahahha
Untuk sebagian orang yang sudah
nonton mengakui kalau Game of Throne ini konfliknya cukup berat dan berlapis. Iya sih, buat saya sendiri, dengan banyaknya klan (keluarga) yang mesti dihafal dengan anggota keluarga yang cukup bikin masalah dan saling berkaitan, membuat saya mesti fokus saat menonton. Jadi buat manteman yang gak
suka dengan film yang banyak mikir, mungkin ini gak termasuk serial yang asik
untuk ditonton.
Bendera klan besar |
Gimana? Teman-teman ada yang
belum nonton dan penasaran mau nonton? Sila cari di website nonton gratisan yaa….
No comments
Post a Comment
Tanda sayang