Foto by : Indri Salim |
Di rumah, duoF sering kali menonton sebuah tayangan informatif yang menampilkan berita – berita yang tengah viral dan eksis. Jadi gak heran ketika isu wabah virus Corona merebak, Fadly dan Fara sering kali mengajak saya berdiskusi mengenai hal tersebut.
Saya dan duoF pun belajar dan mencari tahu bersama, apa itu
virus Corona dan bagaimana penyebarannya. Fadly bahkan sempat bertanya, kenapa
Indonesia saat itu sempat terbebas dari virus Corona. Dan ia pun menanyakan hal
serupa ketika beberapa hari lalu Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dua orang
warga negara Indonesia positif terkena virus corona.
Virus Corona atau 2019 Novel Coronavirus merupakan virus
yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini kemudian
disebut COVID -19. Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut bahkan dapat menyebabkan kematian.
COVID – 19 ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina,
pada Desember 2019. Dan dengan cepat
menular dari wilayah tersebut ke berbagai daerah bahkan negara – negara lain.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang harus diketahui apabila
seseorang diketahui terinfeksi virus Corona :
- Demam
- Batuk
- Sesak napas.
Seseorang akan dinyatakan postif terkena virus Corona jika
gejala – gejala tersebut muncul dalam waktu 2 – 14 hari setelah terpapar atau
melakukan kontak dengan pasien positif Corona sebelumnya.
Untuk mengetahui hal ini lebih lanjut, saya pun mengikuti
sebuah talkshow bersama Hops.id yang diadakan Sabtu, 29 Februari 2020 di Hotel
Santika, Hayam Wuruk, Jakarta. Hadir dalam acara Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia dan Ketua Terpilih PB IDI, dr. Mahesa Paranadipa M, M.H, Ketua Umum
DPP Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia
(MHKI), dan Antonius Aninditya Abimara Anggoro, penyanyi muda Indonesia,
sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya Dr. Adib mengatakan bahwa Novel Coronavirus yaitu jenis virus
baru yang masih satu family dengan virus penyebab SARS dan MERS. WHO pun
menetapkan 2019-nCoV sebagai PHEIC/KKMMD. Dimulai 31 Desember 2019 lalu,
terdapat 59 kasus dengan gangguan pernapasan
(pneumonia) di kota Wuhan, Cina. Hingga saat ini sudah terdapat lebih
dari 75ribu kasus dan sudah menyebar di 29 negara.
Dr. Adib lebih lanjut mengatakan, meskipun belum ada pasien
yang positif (Sabtu, 29 Februari 2019) namun kesiapsiagaan terus dilakukan, dengan cara :
- Cegah tangkal di pintu masuk dengan melakukan SKRINING terhadap orang dari daerah terjangkiti.
- Meningkatkan SURVEILANS ILI DAN PNEUMONIA di FASYANKES dan MASYARAKAT.
- Segera MELAPORKAN jika ditemukan klaster pneumonia yang tidak diketahui sebabnya.
- Meningkatkan KESIAPAN RS rujukan untuk merawat jika ditemukan kasus.
- Meningkatkan KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH
- Terus MEMPROMOSIKAN GERMAS dan upaya PENCEGAHAN.
Di akhir pemaparannya, Dr. Adib mengingatkan masyarakat
untuk menghindari tempat yang ramai atau berdesakan. JIKA TERPAKSA gunakan Alat Pelindung Diri
seperti masker, perhatikan ETIKA BATUK dan CUCI TANGAN setelah kontak dengan
benda di lingkungan sekitar dan JANGAN menyentuh mulut, hidung dan mata sebelum
mencuci tangan.
Tetapi yang lebih mengerikan justru bukan virusnya sendiri,
melainkan banyak berita hoax yang beredar sehingga membuat masyarakat dilanda
kepanikan. Seperti yang disampaikan oleh dr. Mahesa di sesi kedua, beliau
menjelaskan mengenai banyaknya hoax kesehatan yang beredar. Selain berita
politik dan pemerintahan, berita kesehatan termasuk yang rawan hoax. Faktanya
lebih dari 90% informasi viral di Facebook adalah HOAX, dan 95% info kesehatan
di grup WA adalah HOAX.
Iya sih, saya sendiri sering sekali menerima berita – berita
kesehatan yang sumbernya dipertanyakan bahkan tidak masuk akal. Seperti baru –
baru ini, saya mendapat informasi seputar obat penangkal Corona yang beredar di
grup WA sekolah anak-anak. Ketika ditanyakan dari mana sumber berita tersebut,
si pengirim hanya menjawab “dari group sebelah”๐๐๐.
Lalu apa yang kita harus lakukan untuk melawan HOAX?, dr.
Mahesa memberikan tips sebagai berikut :
- Hati – hati dengan judul yang provokatif
- Cermati alamat situs
- Periksa fakta
- Cek keaslian foto
- Ikut serta dalam grup – grup anti hoax
Jika menemukan konten bermuatan negative/HOAX, sila diadukan
ke aduankonten@mail.kominfo.go.id
Maraknya berita mengenai virus Corona, membuat masyarakat
harus lebih berhati – hati mencari informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
Hops.ID, portal media online berupaya hadir menyediakan berita yang berimbang,
viral, dan trending di tengah masyarakat, dengan mengedepankan fakta dan sumber
yang dapat dipercaya.
Keberadaan Hops.ID diharapkan mampu menyediakan konten
berita, olahraga, gaya hidup dan dunia hiburan, serta siap bersaing ditengah
maraknya keberadaan portal media online. Saya berharap dengan adanya Hops.ID,
mampu turut serta menciptakan berita yang berimbang, terdepan dan terpercaya,
serta dapat menciptakan komunitas dan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Selamat untuk Launchingnya Hops.ID ๐๐๐ semoga menjadi yang
terdepan, berimbang, terpercaya dan memberikan manfaat bagi masyarakat
Indonesia. Sukses selalu
Keren Kak....
ReplyDeleteInspiratif..