Ketemu lagi dengan Kamis
Inpirasi yang lagi – lagi gak tayang di hari Kamis. Mohon maaf ya,
ternyata konsistensi dan fokus saling bersinergi dengan mood buat
saya. Terkadang ide dan keinginan menulis plus kantuk yang menyerang
acapkali membuat saya lebih memilih tidur. Terlebih jika ada
masalah/musibah yang sedang menghampiri, saya tidak langsung bisa
menuangkan di dalam blog. Berbeda dengan sesosok perempuan cantik
ini. Meskipun saat itu sedang ditimpa musibah kehilangan seseorang
yang ia cintai, namun tetap membuatnya menghasilkan karya. Luar biasa
ya...
Untuk pencinta novel
romance, horor dan parenting pasti sudah tak asing lagi dengan sosok
ini. Ya, dia adalah mbak Eni Martini. Belum lama ini saya bertemu
dengannya di sebuah event, serasa teman lama yang sudah lama tak
bersua. Sosok yang ceria, santun dan ramah ini tanpa sungkan menyapa
saya dan meladeni permintaan berfoto bersama dirinya. Hihihi gak apa apa ya mbak
biar jadi artis beneran. Melihat sepak terjang di dunia penulisan,
membuat saya bertanya – tanya bagaimana sih keseharian mbak Eni.
Simak wawancara saya berikut yaa...
Saya (S) : “Hallo mbak,
apa kabar? Boleh cerita gak rutinitas harian mbak Eni?
Eni (E): “ Hallo juga
mbak, alhamdulillah kabar baik. Rutinitas harian?mm apa ya... saya
urus 3 anak, ngerjain pekerjaan upik abu, OS buku (aku customer
servicenya -marketingnya wkwkw...selebihnya dihandle suami),
pekerjaan upik abu ini dibantu suami (operator mesin cuci, bantu –
bantu dan handle anak, bersih – bersih rumah gantian). Lalu saya
masih menulis dan sesekali ke supplier, ke acara blogger hanya saat
tertentu 99% sih weekend, ketemu editor...."
S : "Beuh, 3 anak tanpa
asisten mba?”*sungkem*
E: “iya, 3 anak. Ini
aja aku nyambi mangku ASI dan nemenin si kakak ngejain tugas”.
Ibu dari Lintang, Pijar, Gibran (alm) dan Pendar ini gigih memberikan ASI dan MPASI rumahan bagi anak - anaknya disela - sela kesibukannya.
S : “Sejak kapan
tertarik dengan dunia tulis menulis?”
E : “ Sejak kecil
karena ibuku kutu buku, suka mendongeng dan aku punya diary dari SD
kelas 1, namanya diary : MELATI. Lalu seorang bocah naif itu menulis
cerita pendek dengan pensil dan diposkan ke Bobo...tidak akan pernah
sampai wong gak ada perangkonya hahahahah.....”
S : “Apa alasan mbak
Eni menyukai dunia tulis menulis?”
E : “Aku gak tahu
alasan menulis tapi mungkin untuk penghiburan waktu anak -anak,
banyak hal yang gak bisa didapat tapi melalui tulisan aku bisa jadi
apa saja”.
S : "Sejauh ini pencapaian
yang sudah dicapai apa saja mba?"
E :”Pencapaian novel –
novelku terbit 23 judul kayanya yang solo, difilmkan satu judul :
TOILET 105. Kalau ngeblog aktif dalam arti terbuka ikut event lomba,
event acara baru jalan 4 bulan, yang sudah aku raih : juara 1
beberapa GA, Juara Blog Competition Terpopuler Flipit, Juara II Blog
Competition Softex.
S : "Mbak Eni sempat nulis
novel dengan genre horor ya. Mengapa sempat tertarik menulis genre
horor?"
E : Sebenarnya gak
tertarik mbak. Aku ini super penakut. Magrib aja ke toilet takut
karena dulu aku dikasih kelebihan bisa melihat makhluk – makhluk.
Tapi penerbit minta dibuatkan, dan sukses dicetak ulang 3x, dan
diminta PH untuk difilmkan. Jadi deh penerbit pesan lagi, trus
terakhir kapok ah gak mau nulis horor lagi. Aku juga memang gak suka
nulis dengan genre horor, makanya pake nama palsu : Martin Rose,
Meliana Vendder. *hihihi udah kaya
ayu ting ting, alamat eh nama palsu
S :
“Mana yang lebih sukar dalam penulisan; horor/romance/komedi/atau
lainnya?”
E :
“Buatku romansa lebih gampang, sesuai jiwa hahahah
Kalau horor kan butuh imajinasi yang gak cuma wajah hantu serem tapi
deskripsi suasana yang kuat. Oiya, komedi juga oke, aku suka
nulisnya. Dan novel komediku ada 3 kalau gak salah...
S :
"Oke, terima kasih waktunya ya mbak, semoga lain waktu kita berjumpa
lagi...”
E :
" Iya, sama sama mbak..."
Nah
itu deh wawancara singkat saya dengan mbak Eni. Ternyata salah satu
buku horornya mbak Eni sudah difilmkan. Bahkan ada satu judul
“Sekretaris Dodol Mencari Cinta“ yang niatnya akan difilmkan
juga. Namun karena sesuatu hal, jadi batal deh. Belum rejeki ya
'mbak....
Mbak
Eni sendiri mengakui lebih suka menulis novel genre romance maupun
komedi daripada horor. Menurut mbak Eni, pernah satu ketika dia
sedang menulis horor, tiba -tiba keluar sebuah paha mulus dari dalam
layar laptopnya. Kontan mba Eni lari ketakutan. Dan berjanji untuk
tidak menulis horor lagi...sungguh pengalaman yang mendebarkan.
Itu sekelumit cerita saya
tentang Mbak Eni Martin. Yang tertarik berkenalan dengan mbak Eni
silakan kepoin cerita kesehariannya mbak En di www.duniaeni.com atau di @duniaeni dan FB Eni Martini.
hihihi, aku jadi geli membacanya, ternyata...
ReplyDeleteSalam kenal mba eni..
ReplyDeleteTrims infonya mba sally..
Unik juga..penulis horor takut horor.. Tapi karena latar belakangnya bisa liat mahluk yg aneh2..
horor
ReplyDelete