Salah Satu Me Time untuk saya adalah berbelanja. Entah itu di mall, supermarket ataupun di pasar tradisional. Berbelanja dipercaya mampu memperbaiki suasana hati, obat pelangsing alami dan memperpanjang umur, mempertajam otak dan kemampuan mental, serta mengurangi stress.
Namun berbelanja juga tidak boleh asal beli. Kita harus
benar – benar yakin makanan, obat dan kosmetik yang kita beli berada dalam
kondisi baik – baik saja. Kadang kala saat berbelanja kita lebih mudah tergiur
dengan harga murah, promo dan diskon yang bertebaran. Acap kali tanpa
memeriksanya barang tersebut sudah duduk manis di rumah atau sudah
dikonsumsi.
Teman-teman pernah tidak menggunakan kosmetik/mengosumsi makanan yang sudah kedaluwarsa? Apa yang teman – teman lakukan? Pasti jawaban terbanyak adalah membuangnya, yekan. Sebagai konsumen kita juga wajib smart, teliti sebelum membeli.
Makanan, kosmetik maupun obat yang kita beli, jika
terdapat hal yang meragukan, kita bisa
saja menghubungi BPOM, Badan Pengawas Obat dan Makanan, yang berusaha untuk
selalu melindungi hak konsumen. Melalui
email Halo BPOM Contact Center, dan akun social media BPOM, kita bisa
mendapat informasi mengenai produk yang
kita gunakan.
Di 2016, BPOM melengkapi pelayanannya melalui sebuah layanan call center Halo BPOM 1500533.
Hal ini semakin memudahkan masyarakat untuk mencari dan memastikan produk yang
digunakan sudah teruji pada BPOM.
Sabtu 7 September 2019 bertempat di Avenue of The Stars nya
Lippo Mall Kemang, BPOM kembali hadir mengedukasi masyarakat dalam
talkshow dengan tema "Bagaimana memilih
obat dan makanan yang aman". Hadir sebagai narasumber :
- Ibu DR. IR PennyK. Lukito, MCP, Kepala Badan POM RI
- Bapak Tulus Abadi, Ketua YLKI
- Bapak Ojak S. Manurung, SE, M, Kementerian Perdagangan
- Bapak Fathurrahman, ST, APRINDO
- Ussy Sulistiawaty, Womenpreneur dan Selebrity
Dalam kesempatan tersebut, Ibu Penny kembali mengingatkan
untuk melakukan CEK KLIK, yaitu:
· Cek Kemasan, pastikan ketika membeli makanan
atau pun minuman untuk selalu memeriksa kemasan yang kita terima. Jika kemasan
terbuat dari kaleng/logam, pastikan tidak menggembung, tidak penyok, dan tidak
karatan. Sedangkan jika kemasan terbuat dari plastik, pastikan tidak berlubang
dan bocor. Dikhawatirkan jika kemasan berlubang atau penyok, produk dapat tercemar dan terkontaminasi yang akan
membahayakan konsumen.
· Cek Label, biasakan untuk selalu teliti membaca
label untuk melihat komposisi dan zat yang terkandung didalamnya. Saat ini di label suatu produk makanan juga
dicantumkan mengenai nutrisi/nilai gizi
yang terkandung di dalamnya sehingga label tidak menyesatkan masyarakat.
· Cek Ijin
Edar, merupakan nomor yang diberikan pada pangan olahan dan dikeluarkan oleh
BPOM RI (BPOM RI MD/BPOM RI ML/ P-IRT). Untuk produk yang mengandung
babi, izin edarnya harus mencantumkan kata mengandung babi dan memuat gambar
babi warna merah muda.
· Cek Kedaluwarsa, agar produk aman dikonsumsi dan
tidak tercemar, pada kemasan wajib mencantumkan tanggal kedaluwarsa dengan
jelas.
Ibu Penny juga meminta sebagai konsumen kita haruslah smart dan teliti, terlebih sebagai ibu yang menentukan menu dan nilai gizi makanan yang dikonsumsi keluarga. Untuk memudahkan masyarakat, BPOM meluncurkan aplikasi BPOM Mobile. Di aplikasi ini kita dapat mencari tahu produk yang kita beli dengan cara men-scan barcode yang ada pada produk. Setelahnya data dari produk yang sudah dikenali akan tampak pada layar. Sedangkan untuk produk yang belum dikenali, kita bisa memeriksanya melalui izin edar yang ada. Oiya saat ini aplikasi BPOM Mobile sudah diperbaharui dengan 2D Barcode (QR Barcode) untuk memudahkan konsumen mengecek produk yang dibelinya. Tidak hanya itu, melalui aplikasi BPOM Mobile, kita bisa melakukan pengaduan jika kita menemukan produk yang cacat atau bermasalah.
Dalam acara ini, Bapak Tulus
Abadi, Ketua YLKI mengingatkan kita bahwa sebagai konsumen kita jangan hanya
menuntut haknya saja. Kita berhak mendapat obat, makanan dan kosmetik yang
aman, sehingga kita pun wajib untuk melakukan Cek KLIK sebelum belanja. Sebagai konsumen kita juga harus
berdaya, saat tahap pra transaksi, biasakan cek dahulu harganya, bahannya dan semua informasi yang berkaitan. Hal
ini bisa lewat internet maupun dari orang lain. Intinya cari tahu lebih dahulu.
Berikutnya saat bertransaksi, lihat kemasan, label, izin edar dan masa
kedaluwarsanya. JIka ternyata setelah transaksi
jual beli produk tersebut cacat,
ya harus disampaikan serta meminta pertanggung jawaban ke pembeli/toko/produsen.
YLKI mengharapkan masyarakat turut aktif mengawasi produk yang beredar di
pasaran.
Hal ini pernah saya alami beberapa
waktu lalu. Niat hati ingin minum teh dingin dalam kemasan bersama pak suami.
Ternyata teh dalam kemasan yang pak suami minum berubah rasa, dan sedikit
berubah warna. Jujur saja waktu itu saya belum mengenal aplikasi BPOM Mobile
atau call center BPOM. Alih-alih menghubungi BPOM, saya justru menyampaikan
keluhan melalui akun instagram produk teh dalam kemasan tersebut. Alhamdulillah
mereka mau menanggapi keluhan saya, bahkan mengganti produk yang rusak
tersebut.
Di kesempatan yang sama Bapak Ojak
juga menyampaikan bahwa peran pemerintah dalam hal pengawasan obat dan makanan
yaitu sebagai regulator (pembuat kebijakan), eksekutor (sebagai pengawas) dan fasilitator (pemerintah memberi himbauan makanan, obat dan kosmetik apa saja yang bisa dikonsumsi) agar masyarakat mengetahui cara memilih makanan dan obat yang aman.
Lalu bagaimana dengan produk yang
kita dapatkan dari ritel? Menurut Bapak Faturrahman, sebelum produk beredar di
masyarakat, bahkan sebelum produk tersebut masuk ke toko, sudah dilakukan
pengecekan di gudang. APRINDO menjamin hak - hak konsumen seperti standar yang perlu ditaati seperti kemasan layak jual, label, ijin yang harus dipenuhi dan tanggal kedaluwarsa. Para pengusaha ritel juga diminta untuk
memasang flyer yang berisikan
informasi ajakan untuk melakukan Cek KLIK saat berbelanja di semua display
toko ritel yang ada. Sedangkan untuk produk-produk di marketplace, BPOM RI
sudah memiliki cyber patrol untuk mengawasi produk yang beredar di masyarakat. Di mana hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi BPOM yaitu untuk selalu mengedukasi masyarakat untuk memahami
dan melaksanakan Cek KLIK saat berbelanja. Juga
semakin maraknya bisnis online, BPOM semakin berhati – hati dan waspada.
Narasumber terakhir yang tak kalah
jelinya dalam cek KLIK, Ussy Sulistiawaty menyampaikan bahwa ia selalu mengecek kemasan, label, izin edar dan
kedaluwarsa sebelum membeli sebuah produk. Ussy bahkan mengatakan ia
menolak barang palsu dan barang yang tak
memiliki izin BPOM ketika ada tawaran endorse. Ia mengaku tak mau mengalami
kejadian seperti beberapa teman artis yang mengendorse produk kecantikan yang
bermasalah dan tanpa izin BPOM.
Diakhir acara, bu Penny berpesan agar kita selalu menjadi
konsumen cerdas, jangan membeli produk yang illegal, dan pastikan melakukan Cek
KLIK sebelum berbelanja.
Happy Shopping all
No comments
Post a Comment
Tanda sayang