Seberapa besar sih teman-teman bangga akan keberadaan Indonesia di mata dunia? Teman –teman tahu tidak apa yang sudah Indonesia lakukan untuk menjaga perdamaian dunia, seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD Dasar 1945.
Salah satu cara Indonesia turut menjaga perdamaian dunia
adalah berperan aktif melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB. Kali ini Indonesia kembali terpiih
sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (Elected Ten). Sungguh suatu hal
yang membanggakan, namun sayang gaungnya tak terdengar.
Dewan Keamanan PBB
merupakan salah satu dari enam badan utama yang dimiliki PBB. Piagam PBB
memberikan mandate kepada Dewan Keamanan untuk menjaga perdamaian dan keamanan international. Dewan Keamanan
PBB terdiri atas Anggota Tetap (The Big Five) dan Anggota Tidak Tetap (The
Elected Ten).
Pada tanggal 8 Juni 2018, Indonesia kembali terpilih sebagai
Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk yang ke empat kalinya, kali ini
untuk periode 2019 – 2020. Indonesia sudah memulai tugasnya sejak 1 Januari
2019 hingga 31 Desember 2020.
Apa saja sih manfaat yang bisa Indonesia dapatkan sebagai
Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB :
- Merupakan bentuk perwujudan mandate konstitusi UUD 1945 untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarakan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
- Meningkatkan peran kepemimpinan internasional Indonesia
- Meningkatkan peranan dan kontribusi Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian (MPP) Indonesia.
- Memperbesar peluang untuk mendorong reformasi DK PBB, utamanya working method.
Selain itu Indonesia juga menetapkan 1 isu perhatian khusus
kepada Palestina dan 4 isu prioritas, yaitu
:
- Melanjutkan kontribusi Pemerintah RI dalam upayanya mewujudkan perdamaian dunia melalui ekosistem/geopolitik perdamaian dan stabilitas global dengan mengedepankan dialog dan penyelesaian konflik secara damai.
- Membangun sinergi antara organisasi – organisasi regional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
- Meningkatkan kerjasama antara negara – negara dan DK-PBB untuk memerani terorisme, ekstremismene dan radikalisme.
- Pemerintah RI juga akan mencoba untuk mensinergikan upaya penciptaan perdamaian dengan upaya pembangunan yang berkelanjutan.
Dan selama bulan Mei 2019 kemarin, Indonesia menjabat
sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB selama sebulan. Pemilihan sebagai Presiden
Dewan Keamanan PBB ini dilakukan bergantian setiap bulan sesuai urut abjad
negara. Selama masa jabatannya,
Indonesia berhasil menunjukkan esensi kepemimpinan intelektualnya melalui pemilihan tema investing in peace dan
penyelenggaraan signature events.
Presidensi Indonesia berhasil mengesahkan 4 resolusi, 1
presidential statement, 3 press statement dan 3 element to the press.
Berikutnya Indonesia memperkenalkan working method baru yang inovatif, yaitu
sofa talk dan regional wrap-up session. Dan Indonesia pun berhasil menampilkan soft
power diplomasi, diplomasi batik, Tari
Saman, dan lagu khas daerah. Hal ini diungkapkan Bapak Febrian Alphyanto
Ruddyard, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral dalam acara “Influencer Meet Up #IndonesiaUntukDunia yang berlansung
pada Jumat, 29 November 2019, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Hadir juga Bapak Narendra, Komandan Pasukan FPU yang bertugas
di Afrika. Beranggotakan 140 orang, 14
diantaranya adalah polisi perempuan. Dan
menjadi pasukan perdamaian itu gak hanya mesti bisa menggunakan senjata ataupun
berdiplomasi. Mereka juga diwajibkan untuk tahu mengenai sejarah dan budaya
daerahnya. Jadi gak heran kalau pasukan perdamaian yang berada di luar
negeri/negara konflik, sering kali sedang terekam kamera, menyanyi atau menari,
mempertunjukkan budaya kita.
Tour Gedung Pancasila
Ini kali ke dua saya menjejakkan kaki ke Gedung Pancasila.
Sebelumnya, saya dan beberapa teman influencer diundang bertemu Ibu Retno Marsudi, dan berkesempatan
berbincang dengan beliau. Kami yang datang waktu itu gak menyia-yiakan
kesempatan yang ada. Selain berfoto bersama Ibu Retno, kami pun menjelajahi Gedung
Pancasila.
Gedung yang berdiri sejak tahun 1830 ini didirikan sebagai
kediaman Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda, Hertog Benhard (1792 –
1862). Namun sejak medio tahun 1950an,
Gedung Pancasila dialihkan kepada Kementerian Luar Negeri dan namanya diganti
menjadi Gedung Pancasila, karena di
gedung inilah, lahir Pancasila sebagai dasar negara. Gedung Pancasila ini
ditujukan untuk acara – acara kenegaraan seperti pertemuan bilateral dan
resepsi diplomatic, jamuan makan resmi dan tak resmi, kunjungan petinggi asing
dan lainnya. Sejak tahun 1960, Gedung Pancasila digunakan untuk sekolah calon diplomat. Sayangnya gedung ini tidak dibuka untuk umum.
Memasuki area depan gedung, nampak berdiri beberapa pilar
besar berwarna putih, khas rumah ala Belanda. Memasuki pintu utama, kita akan
berjumpa dengan lobby dan meja registrasi yang digunakan ketika menerima
kunjungan negara lain. Kami pun diantarkan mengunjungi ruangan Tete-a-tete,
sebuah ruangan yang digunakan untuk berbicang empat mata, membahas persoalan
yang sifatnya rahasia. Di dalam ruangan ini juga terdapat lukisan mantan
Menteri Luar Negeri yang pernah bertugas di masa pemerintahan sebelumnya. Bisa
dipastikan lukisan berikutnya akan berbeda karena lukisan yang terpajang
merupakan satu-satunya lukisan perempuan, Ibu Retno Marsudi adalah perempuan
pertama yang menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.
Berikutnya ada ruang Bilateral atau disebut juga ruang
Coklat karena bernuansa coklat dan emas, dengan aneka furniture klasik dan
interior berupa ukiran yang mendominasi. Ruangan Bilateral terbagi antara ruang
bilateral besar dan kecil. Kedua ruangan ini untuk menjamu tamu kenegaraan dan
staffnya yang datang berkunjung.
Ruang terakhir yang sayang untuk dilewatkan adalah flag room
atau ruang bendera. Di dalam ruangan ini berjajar bendera sesuai negara anggota
PBB, sedangkan pada pintu menuju ruang ini terdapat bendera negara anggota
Asean. Ruang ini digunakan sebagai ruang utama, digunakan untuk acara
pelantikan pejabat eselon 1. Dan di ruang inilah Ibu Retno Marsudi tiba-tiba
mengajak kami, influencer yang hadir untuk joget tiktok bersama. Aiih Ibu, baru
kali ini saya mau ikutan joget tiktok begini, apalagi lagunya “Entah Apa yang
Merasukimu” bikin saya tutup telinga setiap mendengarnya. Kali ini saya ketulah,
Ibu Retno sendiri yang meminta kami joget tiktok dan berfoto bersama. Sungguh
sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
No comments
Post a Comment
Tanda sayang