Mendidik dan membesarkan anak tak sekedar memberikan susu, makanan, mainan, maupun mengajaknya bermain. Tetapi sebagai orang tua kita pun wajib mengamati dan mengawasi tumbuh kembangnya. Hal ini dilakukan sebaiknya sejak anak direncanakan. Sudah pernah mendengar mengenai Golden Age atau 1000 Hari Pertama Kehidupan?
Masih jelas rasanya bagaimana saya menghadapi kehebohan ketika hamil Fadly dan persiapan menjelang kelahirannya. Rasanya saat itu semua buku dan artikel yang saya temui, saya baca hingga tuntas. Setiap artikel mengenai kehamilan, persalinan dan tumbuh kembang bayi saya kumpulkan, gunting lalu saya jadikan bundel artikel untuk saya baca. Dan tahu gak, ketika menjelang detik-detik kehadiran Fadly, bundel artikel itu yang menemani saya menghadapi kontraksi. Hahaha khatam enggak, yang ada stress makin sakit ketika kontraksi.
Saya masih inget ketika membaca di salah satu artikel yang saya kumpulkan tersebut mengenai Golden Age atau 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yaitu periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Apa yang saat itu kita alami, kita lakukan, bahkan apa yang kita makan selama hamil memberikan konsekuensi terhadap kesehatan anak di masa depan.Dimulai dari kehamilan ibu melewati fase tri semester pertama, kedua dan ketiga. Di masa kehamilan ini, status gizi seorang perempuan hamil sangat menentukan awal perkembangan plasenta dan embrio. Berat badan ibu saat pembuahan terjadi juga akan mengakibatkan kehamilan yang beresiko dan berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari.
Setelah lahir, di 730 hari kehadiran bayi, pengetahuan, asupan gizi dan pola asuh juga turut berperan pada kesehatannya. Hal apa saja yang wajib dilakukan di 1000 Hari Pertama Kehidupan :
- Ketika hamil, makan makanan yang beraneka ragam dan bergizi
- Periksa kehamilan minimal 4x selama kehamilan
- Minum tablet penambah darah
- Berikan bayi yang baru lahir IMD (Inisiasi Menyusui Dini )
- Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
- Timbang bayi secara berkala
- Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi
- Lanjutkan pemberian ASI hingga usia bayi 2 tahun
- Berikan MPASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan ASI tetap diberikan.
Asupan Zat Besi Penting bagi tubuh
Ketika Fadly lahir dan sempat dinyatakan tongue tie, membuat saya kesulitan memberikan ASI untuk Fadly. Namun saya tetap berusaha memberikan aneka jenis makanan yang saya olah sendiri.
Apalagi saat itu seorang teman mengingatkan saya untuk mengawasi pemberian asupan zat besi bagi Fadly. Teman saya juga bilang kalau zat besi penting bagi anak untuk menunjang tumbuh kembangnya. 70% zat besi yang berada dalam tubuh berwujud hemoglobin, bertanggung jawab untuk tranportasi oksigen dan cadangan makanan pada semua sel melalui darah. Zat besi juga dibutuhkan dalam proses pertumbuhan ketika bayi dan remaja. Kekurangan zat besi pada anak dapat menganggu fungsi tubuh. Sayangnya gejala kekurangan zat besi ini sering kali tidak menimbulkan gejala dan tanda, sehingga banyak orang tua yang merasa kecolongan. Beberapa gejala yang dialami anak antara lain;
- Kulit terlihat pucat
- Mudah lemas atau lelah
- Penurunan kemampuan kognitif dan perkembangan sosial
- Luka pada lidah
- Suhu tubuh naik turun
- Mengalami infeksi
Dan benar saja , di usia balita, salah satu gejala diatas sempat dialami Fadly. Fadly terlihat pucat, mudah lelah dan lemas. Waktu itu saya mengira kalau dia hanya kecapean, terlalu aktif di PAUD dan mengaji sore hari. Kejadian ini berlangsung beberapa minggu, hingga satu hari saya membaca sebuah artikel yang memperlihatkan bahwa apa yang dialami Fadly adalah salah satu gejala anemia atau kekurangan zat besi.
Saya pun bergegas membawa Fadly ke dokter untuk konsultasi lebih lanjut. Alhamdulillah hasil test saat itu masih menunjukkan batas minimal yang tak terlalu mengkhawatirkan. Pak dokter kesayangan mengingatkan saya untuk memberikan Fadly makanan tinggi zat besi seperti daging sapi, hati sapi, telur, bayam, kale, kacang kedelai, kacang tanah, dan beraneka jenis sayur yang berdaun hijau tua. Tidak lupa memasukan makanan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Serta tak lupa pak dokter memberikan resep suplemen zat besi untuk diberikan kepada Fadly.
Alhamdulillah berkat pengawasan yang ketat untuk menu Fadly dan pemberian suplemen zat besi, dalam beberapa minggu kemudian Fadly pun berangsur sehat dan kembali aktif serta ceria.
Sampai hari ini ada beberapa ibu yang menanyakan ke saya, suplemen zat besi apa yang diberikan pada Fadly. Saya merekomendasikan suplemen zat besi berbentuk drop/cair yang dapat diberikan pada bayi atau balita.
Berkenalan dengan Maltofer, Suplemen Zat Besi
Dalam sebuah seminar yang saya ikut di Kementerian Ketenagakerjaan pada 2 Mei 2019 lalu, saya berkenalan dengan Maltofer. Kalau dulu saat hamil, saya sempat mengkonsumsi suplemen zat besi. Namun efek sampingnya selain bikin mual juga bikin sembelit. Hal yang sama ketika saya memberikan Fadly suplemen zat besi, pak dokter sudah mengingatkan saya bahwa Fadly bisa saja terkena sembelit. Jadi di benak saya, meminum suplemen zat besi = siap-siap temenan sama sembelit.
narasumber yang hadir |
Nah di seminar hari itu, ada mbak Deloni Anggraeni yang menjelaskan kalau Maltofer memiliki kandungan Iron (III) Polymaltose Complex, yang mampu melepaskan kandungan zat besi secara aktuf dan terkontrol sesuai kebutuhan ke dalam tubuh sehingga tidak terjadinya penumpukan zat besi.
Adapun Maltofer memiliki beberapa kelebihan dibanding suplemen zat besi merk lain, antara lain:
- Memiliki efek samping yang minimalis, karena mengandung Iron Polymaltose Complex yang dapat diserap secara aktif dan terkontrol, sehingga tidak menimbulkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan mual, luka lambung, gangguan jantung dan susah BAB alias sembelit.
- Rasa Cokelat yang enak, semua sediaan Maltofer hadir dengan rasa cokelat yang enak sehingga dapat dikonsumsi dengan lebih baik, bebas rasa eneq terutama untuk anak-anak.
- Aman dikonsumsi bersama makanan dan minuman karena Iron Polymaltose Complex tidak bereaksi negatif dengan makanan, minuman bahkan dengan obat-obatan, serta tidak menimbulkan stress oksidatif.
- Tablet suplemen zat besi pertama di Indonesia yang dapat dihisap/dikunyah untuk segala usia
- Diperkaya dengan asam folat bagi ibu hamil
- Tersedia beberapa sediaan, tablet - sirup - dan drop (maltofer fol, maltofer chew, maltofer syrup dan maltofer drops).
Mendengar penjelasan mbak Deloni, saya pun ingin mencoba Maltofer. Kebetulan saat acara berlangsung saya sempat cek HB dan mendapati kalau hasil test HB saya kurang dikit dari batas normal. Terus terang saya sempat trauma dengan suplemen zat besi yang sukses bikin saya eneq dan mual. Tapi Maltofer menjawab keresahan saya ditambah dengan rasa cokelatnya yang enak.
Jadi jangan lupa memberi asupan suplemen zat besi untuk anak-anak kita ya buibu, agar asupan zat besi tetap terpenuhi dan menjadi generasi sehat anak Indonesia.
No comments
Post a Comment
Tanda sayang