expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>>

27 September 2018

Memilih Hunian untuk Tumbuh Kembang Anak Optimal Bersama Famila Urban





Sejak lahir, Fadly dan Fara sudah tinggal di rumah sekarang, rumah peninggalan nenek dari pihak ibu saya. Bahkan saya sendiri sudah tinggal di sini sejak usia 3 tahun hingga hari ini. Lama kan....


Posisi rumah yang persis berada di depan jalan raya yang dilewati angkot, membuat suasana rumah cebderung berisik. Belum lagi bengkel motor dan toko aluminum di depan rumah, selalu mengeluarkan suara bising bila berkegiatan. Untuk yang tak terbiasa, pasti merasa rumah kami sangat gaduh dan berisik.


Keuntungannya tinggal dekat jalan raya, akses ke mana -mana mudah, tak perlu jalan jauh atau melewati gang. Turun angkot langsung pagar rumah *sombong😂😁


Cuma ya itu, aktivitas jalan baru sepi menjelang tengah malam. Baru bisa beristirahat dengan nyaman. Begitu fajar mulai nampak, suara lalu lalang kendaraan mulai rame. Jangan kan untuk naik sepeda di jalan raya, main ke luar pun mereka berdua saya larang, ngeri lalu lalang angkot.


Akibatnya teman mereka di sekeliling rumah tidak banyak, jarang main ke luar rumah. Paling hanya beberapa teman sekolah yang sering main bersama. Terkesan membatasi ruang gerak anak-anak ya jadinya. Padahal saya hanya parno saja dengan lalu lalang kendaraan yang lewat.


Lalu bagaimana idealnya sebuah tempat tinggal bagi anak?  Apakah lingkungan mempengaruhi tumbuh kembang anak, kebutuhan dalam belajar dan bereksplorasi?

Sabtu 22 September 2018 lalu, bertempat di Indonesia Properti Expo 2018, saya hadir dalam sebuah talkshow yang bertajuk "Pengaruh Lingkungan  Tempat Tinggal terhadap Tubuh Kembang Anak".


Hadir sebagai narasumber, Zata Ligouw, Editor in Chief Lolamagz.id, Reynitta Poerwito, Bach. Of Psych., M.Psi, Psikologis Klinis dari Eka Hospital, BSD, dan Teguh Suhanta, Manager Realty Familia Urban.




Dalam acara tersebut, Zata berbicara mengenai pengaruh lingkungan tempat tinggal pada anak. Menurutnya lingkungan tempat tinggal yang buruk bisa membuat anak merasa gak nyaman.  Zata sendiri mengakui lebih nyaman memilih landed house, agar lebih bebas beraktivitas fisik bersama anak-anak. Ia yakin aktivitas fisik sangat membantu tumbuh kembang kemampuan motorik ke tiga buah hatinya.


Zata juga sempat bercerita bagaimana bully yang diterima anaknya, bagaimana cara menghadapi, dan solusi dari masalah tersebut.



Mengapa tempat tinggal penting bagi tumbuh kembang anak?


Menurut Reynitta, anak - anak pasti memiliki masalah berbeda satu dengan lainnya. Ada yang merasa cepat bosan, sulit fokus, aktif dalam berbagai aktivitas. Hal ini tak jarang mengakibatkan anak menjadi sulit tidur dan beristirahat.


Permasalahan di atas bisa saja karena minim atau bahkan tidak adanya fasilitas yang dapat menunjang kecerdasan anak, atau bahkan orang tua terlalu sibuk memahami keputusan mental anak dan menginginkan hasil yang instan. Du..du... saya gitu gak ya?


Semua orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anaknya. Menjadi anak yang pintar dan cerdas dengan nilai - nilai yang gemilang. Kalau orang tua ingin anaknya cerdas dan termotivasi dalam belajar, dibutuhkan usaha - usaha lebih untuk mencapai keinginan tersebut. Ada 3 faktor penunjang kecerdasan anak dari orang tua, antara lain :

  1. Observasi. Mengamati kegiatan dan memperkenalkan aktivitas yang dapat mengindentifikasi kecerdasan.
  2. Stimulasi. Memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang disukainya.
  3. Evaluasi. Mengevaluasi potensi dan kemampuan anak dari pencapaian yang diraihnya. Serta hambatan - hambatan yang ditemuinya selama proses pembelajaran.
Ketiga faktor di atas bisa berasal dari lingkungan tempat tinggal. Bagaimana pun lingkungan tempat tinggal memberi pengaruh  dan peranan dalam tumbuh kembang anak.


Adapun tugas utama orang tua/pengasuh/pendidik adalah untuk menciptakan atau menyediakan lingkungan yang positif, agar dapat menunjang perkembangan anak dan berusaha untuk mengawasi serta menghindari pengaruh lingkungan negatif yang dapat merusak atau bahkan menghambat perkembangan potensi anak.


Lingkungan yang negatif/ buruk dapat memberi tekanan pada anak sehingga anak dapat stress. Apalagi di usia balita, di mana anak butuh lebih banyak belajar dan bereksplorasi pada sekitarnya. Anak membutuhkan lingkungan yang aman dan dapat dipercaya untuk membantu timbuh kembangnya. Mengapa? Karena bermain atau bereksplorasi di luar rumah jauh lebih penting ketimbang asyik memegang gadget. Banyak hal yang bisa dilihat, dipegang dan dirasakan ketika bermain di luar rumah. 


Bermain di luar rumah sangat penting bagi anak karena dapat meningkatkan motivasi dalam belajar, membangun rasa percaya diri terutama dalam hal bersosialisasi, melatih sensor motorik, belajar secara aktif, serta menyehatkan fisik dan membentuk pola pikir yang kreatif. 

Orang tua perlu tahu bahwa ;
  • Anak - anak belajar dari semua kegiatan yang mereka lakukan
  •  Mereka melakukan sesuatu karena mereka mau/ingin 
  • Secara alami mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. 
  •  Tidak membatasi mereka dalam belajar ( di dalam ruang kelas)


 Reynitta juga mengatakan sebaiknya orang tua mesti tahu dan bijak dalam memilih lingkungan tempat tinggal agar anak tidak merasa stress dengan lingkungannya. Lingkungan yang baik akan berdampak pada percaya diri, kesehatan dan juga semangat anak.


Lingkungan sangat berpengaruh pada stres level anak, seperti jumlah waktu bermain di luar mempengaruhi tinggi/rendahnya streaa level pada anak. Untuk anak sehat, level cortisol ( hormon stress) meningkat di pagi hari, dan kemudian menurun secara bertahap pada siang hingga malam hari.


Stres pada anak membahayakan, anak bisa saja terkena anxiety, depresi, penyimpangan kepribadian, narkoba bahkan hingga terkena gangguan psikotis. Mendengar penjelasan ini, saya jadi teringat sebuah novel yang berjudul 24 wajah sang pembunuh, di mana Billy si tokoh utama memiliki kepribadian ganda karena perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar dirinya. 

Untuk itu sudah sewajarnya jika orang tua menciptakan lingkungan minim stress untuk anak. Selain memiliki hunian yang menunjang anak untuk belajar dan bermain di luar, orang tua juga perlu untuk menciptakan lingkungan di dalam rumah yang minim stress, yaitu :
  • Berikan waktu tidur yang cukup pada anak
  • Menjadi role model yang baik
  • Biasakan  untuk mengkomunikasikan perasaan
  • Mendukung kebutuhan mentalnya, seimbangkan dengan ekspektasi
  • Luangkan waktu untuk berolahraga bersama
  • Berikan perhatian yang tidak terbagi
Dengan demikian anak akan selalu merasa diperhatikan, senang dan bahagia, sehingga tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.


Memilih Hunian yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak





Rumah nenek yang kami tempati, akhirnya resmi akan dijual. Tenru saja hal ini menjadi pr bagi saya dan suami untuk mencari tempat tinggal yang aman, nyaman, memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak-anak. 


Dalam benak saya, rumah yang ideal menurut kriteria adalah dekat dengan fasilitas publik, tak jauh dari mesjid/mushola dan sekolah anak, tidak terlalu dekat dengann jalan raya, memiliki area hijau, area bermain bagi anak, tetangga yang ramah dan lingkungan yang asri serta adem.


Dalam hal ini Familia Urban dari PT Timah Properti, Tbk, kembali menghadirkan konsep hunian "Green Spaces" dan " Walkable Neighborhood". Green Spaces merupakan area hijau yang memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai penghijauan kawasan agar Familia Urban memiliki kualitas udara yang baik. Konsep Walkable Neighborhood diwakilo dengan banyaknya pedestrian dan brandgang, konsep ini membuat penghuni Familia Urban dapat melakukan banyak aktivitas dengan berjalan kaki sehingga dapat bersosialisasi dengan penghuni lainnya yang didukung dengan area yang teduh.



Dengan lokasi yang tak jauh dari gerbang tol bekasi timur, kawasan seluas 176 hektar ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat berteduh, tetapi tinggal di Familia Urban akan mendapatkan srbuah rumah yang sesungguhnya, di mana penghuni dapat menyatu dengan alam, dengan fasilitas ruang terbuka hijau, jalur pedestrian yang aman, serta tempat tinggal yang berhalaman agar anak dapat beraktivitas fisik serta bersosialisasi antar penghuni. Apalagi kedepannya akan dipasang CCTV dan keamanan 24 jam, menambah kenyamanan dan keamanan tinggal di Familia Urban.


Familia Urban sendiri dikembangkan dengan pendekatan kenyamanan bagi penghuninya dan berkonsep landed house (rumah tapak), dimana  28% lahannya digunakan untum kawasan residential. Selebihnya untuk CDB 11%, ruko 5%, Fasum Fasos 3%, greenery 11 %, pond 9%, main boulevard 11%, dan jalan kawasan 22%.



Terbayang tinggal di sini akan membuat bonding anak dan orang tua semakin terjaga, hubungan dengan pasangan pun semakin harmonis. Banyak kegiatan yang bisa dikerjakan bersama anak dan pasangan. Bersepeda berkeliling Familia Urban, bermain ke hutan ( iya, di sini akan dibangun hutan kota) berbelanja ke pasar (akan ada pasarnya juga loh) hingga berolahraga bersama.


Dengan tagline "Back To Lovely House", Familia Urban menawarkan hunian yang ramah anak di Bekasi. Familia Urban dapat diakses melalui empat akses tol utama yaitu Jati Asih, Bekasi Barat, Bekasi Timur dan Tambun. 


Dibanderol dengan harga mulai dari Rp  380 jutaan, di booth Timah Properti, Hal B No 39 - 40 di Indonesia Properti Expo 2018, banyak promo menarik yang ditawarkan hingga cashback. Sayang untuk dilewatkan ya... Buruan diintip ya, pameran properti ini berlangsung dati tanggal 22 - 30 September 2018 di JCC, Senayan, Jakarta.


Ah😄 saya pun jadi tergoda *kode ke pak suami



6 comments

  1. Benar sekali mbak, lingkungan tempat tinggal juga sangat berperan penting dalam pertumbuhan kembang anak.

    ReplyDelete
  2. Wah, lokasi huniannya cukup strategis ya mbak. Dalam memilih hunian yang ingin kita beli, selain memperhatikan faktor harga dan kenyamanan, faktor lokasi juga sangat penting menurut saya.

    ReplyDelete
  3. Harganya cukup terjangkau ya mbak untuk hunian semacam itu, bisa jadi referensi nih hehe.

    ReplyDelete
  4. Wah harus datang nih ke acara pamerannya, sayang banget kan kalau kelewatan hihi.

    ReplyDelete
  5. Ngeri banget ya mbak, ternyata faktor lingkungan di sekitar rumah juga bisa membuat anak merasa terganggu jiwanya.

    ReplyDelete
  6. Hunian hijau seperti ini nih yang saya butuhkan, pasti nyaman dan asri banget ya mbak.

    ReplyDelete

Tanda sayang

© Cerita Keluarga Fauzi
Maira Gall